Langit menyapa dengan senyuman biru yang bertahta. Angin semilir membawa ingatan akan niat yang semalam terpanjat.
Langkah demi langkah tersudahi, hingga pasar pun telah terlewati. Lalu apa yang terjadi pada Anggi? Apakah kejadian itu akan terulang kembali? Ataukah kemarin hanya disimpulkan sebagai kata kebetulan?
Aspal abu itu menjadi saksi, bahwa Anggi tetap berkondisi baik-baik saja. Mungkin kejadian kemarin itu hanya kebetulan dan tidak ada hubungannya dengan kecurigaan Senja.
Tetapi sedikit tersingkap kejanggalan yang dilakukan oleh Anggi. Bagaimana tidak? Dia hampir tahu setiap sudut wilayah ini. Bukan hanya itu, dia juga hapal akan kejadian masa lalu yang terukir pada daerah ini.
Walau begitu Mulan tetap tidak sadar akan kejanggalan yang Anggi lakukan pada saat disana.
~ • ~
Kediaman Zania pun mulai muncul pada indra penglihatan Mulan.
"Nah itu dia rumah Zania." Mulan mengacungkan telunjuknya ke arah rumah Zania.
"Mana?" Wajah Anggi menampakan kebingungan akan rumah yang ditunjukan oleh Mulan.
"Ayo ikut," ucap Mulan seraya menarik tangan kanannya dan berlari menuju ke kediaman Zania.
Anggi hanya memenuhi tarikannya itu, tanpa memberikan kata sepatah pun.
Akhirnya mereka tiba tepat pada depan pintu rumah Zania.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Assalamualaikum," salam Mulan seraya mengetuk pada dahan pintu itu.
Tak ada satupun sautan yang terdengar dari balik pintu itu. Hanya senyap yang tersingkap pada dalam rumah ini.
"Assalamualaikum?" Berkali-kali Mulan dan Anggi mengetuk pintu rumah itu disertai dengan salam yang tak henti.
"Mungkin tidak ada orang," tebak Anggi.
Karna rasa penasaran Mulan menggebuk-gebuk. Akhirnya dia memutuskan untuk mengintip pada jendela rumah rumah ini, yang berada tepat di samping pintu.
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekap Anggi dari arah belakang. Anggi terkaget, lalu dengan sontak diapun langsung berteriak memanggil nama Mulan.
"MULAN!!!"
Dekapan itu semakin erat, lalu orang misterius itu berkata, "Intan, ini kakak."
Mendengar teriakan Anggi yang secara tiba-tiba, dengan sontak Mulan langsung membalik badannya.
Mulan mendekat ke arah Anggi dan orang misterius itu. Dia menepuk bahu orang itu, lalu berkata, "Maaf sepertinya anda salah orang. Dia itu Anggi, temanku. Bukan Intan yang kau sebut itu."
Orang itu tersadar seraya membangkitkan wajahnya dan seketika melepas dekapannya itu.
"Zania?" Mulan terkejut, karna orang yang mendekap Anggi adalah seorang gadis SMA yang bernama Zania.
"Hah? Kalian? Maaf, aku kira dia adikku, ternyata bukan," ucapnya seraya menundukan kepalanya karena sedikit rasa malu yang mengganjal.
"Iya tidak apa-apa. Kenalin ini Anggi, dia temanku dan juga Senja," jelas Mulan.
Anggi mengulurkan tangannya, lalu berkata, "Hai, senang bertemu denganmu. Aku Anggi."
"Hai juga, aku Zania," ucap Zania seraya membalas uluran tangan Anggi.
"Oiya sekali lagi aku minta maaf ya. Habisnya tanda hitam yang ada di leher bagian belakangmu sama dengan adikku yang hilang," jelas Zania.
"Hilang?" Anggi mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang di Ujung Senja
Ficción GeneralIni bukan cerita cinta ataupun yang berbau romantis. Tapi semoga saja kalian suka dengan cerita ini. Ini adalah cerita tentang seorang gadis jalanan yang selalu ingin menggapai bintangnya. "Aku memang tidak tahu apa makna dan wujud dari cita-cita...