Sendiri, iya itulah gambaran sunyi yang kau kenal. Lalu, apa yang kamu lakukan setelah sunyi menjubahi? I can only enjoy. Itulah responku saat semua menghampiri.
Hari-hari kulalui dengan semangat yang enggan untuk menepi. Segala cara selalu aku jalani dengan janji yang tak pernah kuingkari.
Pagi ini menyambut mentari dengan sedikit suram serta awan-awan hitam yang menghalangi. Aku terpaku dalam sandaran kursi halte bus yang sering kali aku kunjungi.
Sesekali aku menatap pada aspal abu yang dibasahi oleh derasnya air hujan. Benakku sontak mengulang kejadian bersamanya, secara tak sadar aku terbawa oleh arus nostalgia yang berhembus kencang hingga bertepi pada sebuah pulau kenangan.
Mengukir maaf tidak semudah mengukir senyuman paksa pada wajah yang kurang sejahtera. Tapi melukis kesalahan adalah hal termudah yang selalu dilakukan oleh setiap insan. Andai mentari bisa memutar balik dan senja bisa menghapus luka. Uhhhg sudahlah, angan terlalu berat untuk dipaksakan.
Flashback on....💫
Malam telah hadir, mengajak gelita mengembara pada langit-langit dunia. Masjid yang pernah kami singgahi, kini telah menjadi memori yang terabadi. Di sanalah Anggi dan Mulan selalu menghapus penat tanpa diriku.
"Dasar Senja, setelah mengenal gadis SMA itu, dia berubah layaknya anak sekolahan," ketus Mulan yang sedang merebahkan diri pada lantai yang tidak dialasi.
"Sudahlah, jangan ganggu dia. Biarkan dia berfokus pada impiannya," respon Anggi.
"Fokus boleh, tapi kenapa kita sampai dia abaikan?" Mulan menatap kesal ke arah langit-langit.
"Udah Mul, kita tidur saja yu. Kamu butuh istirahat dan pikiranmu terlalu lelah untuk terus memikirkan itu."
"Tapi kan, Nggi," keluh Mulan.
Tanpa menghiraukannya lagi Anggi langsung membalik badannya, lalu memejamkan kedua matanya.
~ • ~
Aku melangkahkan kaki pada aspal-aspal yang membawaku tanpa tujuan. Hanya angin yang bisa kubawa tanpa kecrekan yang telah punah.
Di tengah langkahku, aku tak sengaja melihat Anggi dan Mulan yang sedang mengamen di pinggir jalan. Tanpa berfikir lagi akupun langsung menghampirinya.
Aku mendekat ke arahnya, lalu terdiam tepat di belakangnya. Mereka tidak sadar akan adanya aku, tapi setelah memutar badan dengan sontak mereka terkejut melihatku. Mulan hanya menatap sinis padaku, sedangkan Anggi meresponku sangat berbeda dengan Mulan.
Anggi memberikan senyum harmonis padaku, lalu menyapaku dengan singkat kemudian pergi meninggalkanku.
Aku sendiri merasa kebingungan akan hal aneh yang mereka suguhkan padaku. Mereka aneh tak seperti biasanya, sinis bagai lawan dan menyapa bagai orang asing. Batinku.
Tatapanku tetap tertuju pada dua gadis itu yang semakin lama menghilang dalam indra penglihatanku. Kini aku sendiri lagi, menjalani hari dengan penuh sunyi.
~ • ~
Tengah hari telah kulewati. Kehangatan yang semula meraja, kini terenggut oleh kelindapan yang berkuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang di Ujung Senja
Genel KurguIni bukan cerita cinta ataupun yang berbau romantis. Tapi semoga saja kalian suka dengan cerita ini. Ini adalah cerita tentang seorang gadis jalanan yang selalu ingin menggapai bintangnya. "Aku memang tidak tahu apa makna dan wujud dari cita-cita...