Leon memainkan boneka beruang dengan lesu. Bibirnya cemberut dan pipinya menggembung. Sekali lagi, ia melihat ke pintu. Sudah lama sekali dan Julia tidak kunjung pulang. Leon sangat ingin bertemu Julia. Leon menatap Elza yang duduk di sampingnya. "Mommy manya?" tanyanya.
"Mommy lagi sekolah. Bentar lagi pulang kok. Leon tunggu aja," balas Elza ramah.
"Mommy cayang Eyon ndak?"
Elza terdiam sebentar. Kemudian, ia menjawab, "Mommy sayang Leon kok."
"Eyon ndak dijak cekoyah?"
Setelah mendengar balita di dekatnya, Elza berpikir keras tentang balasan yang harus ia beri. Sebenarnya, apa yang telah terjadi sampai Leon menempel pada Julia? Harusnya Julia yang jutek tidak bisa menggaet hati seorang bayi.
Deru mesin dari luar mengalihkan atensi keduanya. Leon menjadi yang pertama pergi untuk mengecek. Dari balik jendela, ia melihat Julia pulang. Senyum pun terbit di wajahnya. "Mommy," lirihnya.
Leon berlari ke pintu. Ia tetap di sana sambil menunggu Julia turun dari motor.
"Jul, anak beruangnya ganas nggak?" Marie bertanya seraya melihat ke sekitar.
"Lumayan."
Marie melihat ke kiri, kanan, atas, bawah sampai ia melihat Leon. Seketika matanya melebar. Dengan perlahan, kakinya melangkah maju menghampiri Leon. "Halo, Adik kecil. Kamu manis banget," sapanya hangat.
Senyum Leon pudar usai melihat manusia dengan perban di wajahnya. Tanpa menghiraukan Marie, Leon berlari menuju Julia.
"Mommy!" panggil Leon, kemudian bersembunyi di belakang kaki gadis itu.
"Ini anak beruangnya," ucap Julia.
"Ah, becanda lo lucu. Itu bukan anak beruang, Jul. Itu anak kecil ucul bawa boneka beruang."
Julia berdecak. Tubuhnya bergeser menjauh dari Leon. Leon pun mengikutinya seraya memperhatikan Marie.
"Halo, Adik kecil. Kamu ucul banget. Nama kamu siapa?" tanya Marie dan berjongkok di dekat Leon.
"Eyon."
"Akh! Manis banget. Eyon ucul, sini Kak Marie gendong. Eyon mau permen nggak? Kak Marie punya banyak lho."
Selagi Leon dibuat sibuk oleh Marie, Julia mengambil kesempatan untuk melarikan diri. Menyebalkan sekali nelihat tersangka yang mengotori kasurnya. Julia berjalan menuju dapur. Ia mengambil air dingin dari kulkas.
Belum setetes minuman dirasakan, keributan sudah dimulai. Penyebabnya adalah Leon yang berteriak karena dikejar Marie. Dengan sesenggukan Leon meminta perlindungan dari Julia.
"Mommy, gendong."
Leon melompat-lompat sembari memukul pelan kaki gadis itu.
Di waktu bersamaan, Marie tiba di dapur. Ia diam menonton Julia yang mengabaikan Leon. Merasa kasihan, ia maju dan mengangkat Leon. Lalu, ia letakkan di pelukan Julia.
"Apaan sih lo?!" Julia berteriak dan memelototi Marie.
"Lo yang apaan. Anak kecil nangis, lo biarin. Kalo lo tukeran tempat sama dia, emang lo sanggup?" balas Marie dengan nada tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor's
Teen Fiction"Bunda! Ada anak beruang nyasar!" Julia melirik tubuh pendek yang terbungkus kostum beruang. Mata bulat berbinar dan pipi tembam bocah itu tidak serta merta membuat Julia terpana. Ketika beruang kecil itu mendekat, kemudian menempel di kakinya, Juli...