🐻 8. Kapan nikah? 🐻

7.5K 581 9
                                    

Dengan bibir tertekuk, Julia duduk di sofa. Di seberangnya ada Edgar yang tidak melepaskan pengawasannya ke gadis itu. Julia merasa terganggu dan memilih melihat ke arah lain. Karena orang itu datang, Marie buru-buru pamit pulang. Jadinya, Julia tidak punya teman untuk dijadikan alasan. Kalau saja dirinya tidak terlambat menahan Marie, pasti sekarang ia bisa menghindari basa-basi ini.

Di tempat lain, Edgar terus mengawasi Leon yang mencoba memanjat ke sofa. Setelah berhasil, anak itu duduk di pangkuan Julia. Edgar yang melihat merasa heran. Harusnya Leon tidak mudah dekat dengan orang lain selain dirinya.

"Mommy," Leon memanggil, "Mommy bayik."

Usai mendengarnya, Julia yang semula ingin menjauhkan Leon menjadi berubah pikiran. Ia kini ingat rencananya. Sambil tersenyum, Julia mengusap kepala Leon. Ternyata kepala bayi sangat kecil. Saking kecilnya mungkin bisa terbang oleh angin.

"Mommy bayik."

Julia tersenyum kecil.

"Edgar, kamu udah tau kabar Sofia?" tanya Elza yang mengambil atensi Edgar.

Edgar mengangguk. "Udah tau, Tante, beberapa jam yang lalu. Mama nggak kasih tau kalo sakit. Katanya biar Edgar nggak keganggu," jelasnya kemudian.

"Berarti kamu baru tahu Leon nginep di sini?"

"Iya. Terima kasih, Tante, udah jaga Leon. Maaf kalo Leon ngerepotin di sini."

Elza melambaikan tangan. "Leon nggak ngerepotin kok. Malah Tante seneng Leon di sini. Ngomong-ngomong, kamu ke sini buat jemput Leon, ya?" balasnya.

Anggukan kecil dibuat Edgar. Matanya melirik ke Julia yang asik bermain dengan putranya. Edgar menghadap ke Elza. "Edgar mau bawa pulang Leon sekarang, Tante," katanya.

"Iya, iya. Bi, tolong barang-barangnya Leon dibawa ke sini."

Selagi Elza dan Edgar beramah-tamah, Julia sibuk menghitung gigi yang dimiliki Leon. Sehabis menghitung, gadis itu berbisik, "Gigimu belum lengkap. Ada yang ompong."

"Pong?" tanya Leon kebingungan.

"Leon, ayo pulang."

Di saat Leon belum mendapat jawaban, Edgar sudah memanggil. Dengan cekatan, anak itu turun, lalu berlari ke arah Edgar.

"Daddy," panggil Leon, kemudian memamerkan boneka beruang miliknya.

"Edgar sama Leon pulang dulu, Tante," pamit Edgar sambil tersenyum.

Elza dan Julia mengantarkan mereka sampai pintu. Keduanya melambaikan tangan ketika mendadak Leon berlari ke arah Julia.

"Mommy, puyang."

Julia melihat ke bawah. Sepertinya anak beruang masih berpikir dirinya 'Mommy'. Julia melepaskan tangan Leon dari bajunya. Ia melambaikan tangan. "Iya, pulang. Bye bye," katanya.

"Puyang! Cama Eyon."

Helaan napas terdengar dari Julia. Sembari menatap Leon, gadis itu membungkuk. "Iya, bye bye," ucapnya ramah.

"Puyang cama Eyon!" jerit Leon dan menarik tangan Julia. Tubuhnya yang kecil mencoba menarik gadis itu agar ikut bersamanya. Namun, Julia tidak bergeming.

My Neighbor'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang