"Mommy, Eyon na ana. Daddy uwang. Oma ndak da."
Di malam yang semakin larut, Leon tidak kunjung mengantuk. Sebaliknya, ia asyik bercerita tentang rumahnya menggunakan bahasa yang tidak bisa dimengerti oleh Julia. Namun, Julia tidak keberatan. Tubuh pendek gembul yang sedang mengoceh itu adalah uang. Jika ia memperlakukan Leon dengan baik, orang tuanya akan merasa berhutang kepada Julia.
"Mommy, antuk."
"Tidur," jawab Julia.
"Cama Mommy."
"Tidur sendiri bisa-"
Melihat mata Leon berkaca-kaca, Julia menggendong anak itu. Ditepuknya punggung Leon secara perlahan. Anjir, manjanya ngalahin cewek. Bibir Julia yang cemberut langsung berubah senyum saat Leon menatapnya.
"Bobok, ana Daddy. Lang ma Mommy," celetuk Leon.
"Nanti kalo ketemu Daddy, bilang Mommy baik, ya?"
Leon menatap lekat Julia. Di sela matanya yang akan tertutup, ia melihat Julia tersenyum lebar. Leon mengangguk-angguk.
"Coba ulangi," minta Julia.
"Mommy bayik."
"Pinter. Diinget-inget terus, ya. Sekarang, ayo cari kasur buat lo tidur."
Julia menaiki tangga. Kakinya melangkah dengan semangat. Sesaat kemudian, kakinya berhenti. Julia baru terpikir jika di lantai dua hanya ada kasur yang ia pakai. Jika Leon ikut berbaring di sana, Julia pikir anak itu akan mengompol. Namun, jika Leon tidur di lantai bawah, ia pasti akan sendiri. Elza bisa pulang larut malam bahkan dini hari.
"Enaknya gimana ya?" gumam Julia.
Di saat bersamaan, ekor mata Julia melihat keranjang bekas hadiah natal. Keranjang itu cukup luas untuk dipakai tidur anak beruang. Julia pun kembali ke lantai bawah untuk mengambilnya.
"Bagus nih," katanya sambil melihat-lihat kondisi keranjang.
"Alasnya selimut, bantalnya nggak usah. Oke. Anak beruang, lo bisa tidur sama gue, tapi di sini, ya?" kata Julia kepada Leon yang sudah terlelap.
🍼🍼🍼
Hampir tengah malam, mobil yang dikendarai Elza memasuki halaman. Pak Satpam yang terkantuk-kantuk seketika bangun kala mendengar suara klakson. Dengan mata yang berat. Pak Satpam menyapa Elza. Elza membalasnya dengan menyerahkan sekantong kresek.
"Nasi goreng. Dimakan, ya, Pak," kata Elza.
Elza memasukkan mobil ke garasi. Usai mengunci mobilnya, ia masuk ke dalam rumah. Suasana di dalam masih terang oleh lampu. Elza mengedarkan pandangan. "Kayaknya udah tidur," gumamnya.
"Julia lagi ngapain ya?"
Langkah kaki Elza membawanya menuju lantai dua. Keadaan di sana sama sunyinya dengan di bawah. Perbedaannya, di sini gelap yang menandakan Julia sudah tidur. Ketika datang ke kamar Julia, Elza dibuat terpana dengan anaknya yang tidur tanpa berganti baju. Kemudian, sebuah keranjang yang penuh berada di dekat meja belajar.
Dikerubungi rasa penasaran, Elza mendekati keranjang itu. Dalam benaknya, ia mengingat jika keranjang itu adalah bekas hadiah natal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor's
Teen Fiction"Bunda! Ada anak beruang nyasar!" Julia melirik tubuh pendek yang terbungkus kostum beruang. Mata bulat berbinar dan pipi tembam bocah itu tidak serta merta membuat Julia terpana. Ketika beruang kecil itu mendekat, kemudian menempel di kakinya, Juli...