Bolehkah menerima yang lain?

33 5 0
                                    

"By, nanti pulang sekolah aku anter ya, sekalian mau nganterin titipan mama", kata seorang cowok yang bukan teman kelas Aby dan bukan juga Alexi. Tinggi besar dengan perawakan yang ramping membuat semua mata terpanah.

"Nganterin titipan buat siapa kak?",tanya Aby.

"Ke mama kamu, soalnya mamaku baru pulang dari korea, aku juga nggak tahu isinya apa by".

"Yaudah nanti pulang sekolah Aby tunggu di parkiran aja ya kak"

"oke by", Pria itu pun pergi setelah mengakhiri percakapan dengan Aby. Siapa lagi kalau bukan Kak Bima.

***

Siang itu mama Aby kebetulan libur kerja jadi bisa menyiapkan masakan kesukaan Aby dan menunggu anaknya yang cantik itu segera pulang dan menyantap makan bersama.

"Selamat siang mamaku yang cantik, masak apa hari ini?", Kata Aby sembari melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah.

Namun Aby tak sendiri, di belakangnya disusul seorang pria yang tak kalah tampan dari Alexi.

"Ma, tebak Aby bawa siapa?"

"Siapa emang? Alexi udah deh nggak usah bercanda, tante tahu itu pasti kamu", ucap mama Aby dengan samtainya.

"Bukan Alexi, udah nggak ada Alexi di hidup Aby, kenalin Kak Bima Dewantara", kata Aby sambil merentangkan tangannya bak seorang presenter yang sedang membuka tirai hadiah.

"Bima? Anaknya Susan? Tetangga kita yang dulu itu by?", kata mama Aby dengan terkejut dan sedikit heran, tak menyangka perubahan fisik Bima yang dulunya sangat gemuk sampai tak terlihat tulang-tulangnya sekarang telah bertranformasi menjadi seorang remaja SMA yang tampan.

Setelah mereka saling bertemu dan bernostalgia akan kenangan masa kecil dengan mama Aby dan selesai menyantap makan siang, mama Aby pu member waktu kepada anaknya dan Bima untuk bercerita lebih banyak.

Aby mengajak kak Bima untuk menuju ke halaman belakang rumah Aby yang disana berdiri sebuah pendopo kecil untuk mengobrol santai.

Masih belum selesai ternyata nostalgia mereka akan kala dulu, hingga pada suatu ketika pertanyaan kak Bima yang membuat pembicaraan sedikit canggung.

"By, selama ini apa kamu sudah punya pacar?".

"Belum kak, Aby takut untuk ngerasain yang namanya pacaran".

"Kenapa? Kamu pernah disakitin cowok? Cowok mana yang berani nyakitin kamu?".

"Nggak ada yang nyakitin kok kak, Aby cuma takut sakit hati aja".

"By, untuk pertemuan kita yang setelah sekian lama ini rasanya semuanya berubah sesuai keadaan, tapi ada sesuatu yang masih belum bisa berubah", kata Kak Bima dengan sedikit membelokkan hadapnya ke Aby.

Aby sedikit mengangkat alisnya "Kak Bima sendiri udah punya pacar?".

"Justru itu yang mau aku bilangin ke kamu by, tentang sesuatu yang nggak pernah berubah, dan sampai sekarang rasa cinta ke kamu it uterus bertumbuh walaupun kita berpisah dan sekarang kita ketemu lagi, seperti bunga yang makin mekar berseri".

"maksudnya kak?"

Kak Bima menggenggam tangan Aby dan dengan serius berkata "By, kamu mau kan ngelanjutin mimpi kita di masa kecil? Mau kan kabulin impian kita saat hujan waktu itu? Kak Bima janji nggak aka nada ketakutan lagi dalam hati Aby".

2010

Hujan sore itu datang dengan derasnya,membasuh seluruh kotoran yang tak teerarah pada tempatnya. Di sebuah gubuk kecil yang berada tepat di tengah sawah yang hijau, terlihat duan bocah kecil yang sedang menunggu hujan akan reda.

Kemudian sang bocah lelaki itu berkata "Kamu punya mimpi nggak?" dan kemudian bocah perempuan tersebut menjawab "setiap kali kita tidur kan kita pasti bermimpi kak, dan mimpi kita pasti tiap malam beda ceritanya, jadi Aby punya banyak mimpi".

Bocah lelaki yang melihat lawan bicaranya yang kedinginan itu merasa sedikit tidak tega, kemudian dia mengambil dedaunan pohon pisang dan membalutkannya pada tubuh bocah perempuan itu agar tak kekdinginan, "kita memang punya banyak mimpi, tapi Kak Bima punya satu mimpi yang Kak Bima kan terus ingat dan wujudin nantinya".

"Memang mimpi kakak apa?", tanya bocah perempuan itu dengan polosnya.

"Kak Bima mau Aby yang jadi istri kak Bima".

Keduanya terdiam setelah mengingat akan kenangan dulu serta apa isi pembicaraan dulu. Tak ada yang memulai untuk berbicara sedikit kata pun hingga hujan turun, menambah esensi di masa itu.

"Aby masih ingat kan kak Bima ngomong apa waktu itu?"

"eh kak, hujan nih ayo masuk yuk nanti sakit repot lagi", kata Aby sambil berlari masuk dengan terburu-buru tanpa memedulikan tamunya itu, sebenarnya hujan turun pun tak jadi masalah toh Aby juga sudah sering menikmati hujan bersama Alexi. Ya, Alexi lah alasan Aby tak ingin membahas hal itu dengan Kak Bima. 

Tasta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang