1

20.8K 1.6K 312
                                    



Sudah pukul sepuluh pagi dan Revan baru saja bangun. Karena hari ini adalah weekend dan Revan baru aja tidur pukul tiga pagi karena sibuk bercinta dengan Calista, maka Revan merasa tidak masalah jika dia bangun sedikit lebih siang. Ketika Revan bangun, dia sudah tidak menemukan Calista di sisinya. Tentu saja, Calista tidak mungkin bisa bangun kesiangan seperti Revan atau kedua putranya akan membuat kekacauan di rumah.

Sebelum keluar dari kamar, Revan mandi terlebih dulu, dia tidak mau memeluk anak-anaknya dengan banyak sisa percintaannya bersama Calista tadi malam. Lalu, ketika dia keluar dari kamar, suara bising yang tidak asing terdengar di telinganya, membuat Revan bisa menebak dengan mudah siapa pemilik suara itu.

Dan benar saja, ketika Revan berjalan santai ke ruang televisi dengan kedua tangan terbelenggu di dalam saku celananya, dia sudah melihat Akbar di sana, bermain dengan Dimas dan Azka.

"Pagi-pagi udah ke rumah orang aja." Tegur Revan.

Akbar yang sedang memegangi kedua tangan Azka sedangkan bocah itu duduk di atas kedua pundaknya, melirik pada Revan dengan cengiran khasnya. "Baru bangun lo, bang? Abis kerja rodi ya, tadi malam?"

Revan menggelengkan kepalanya pelan. Akbar dan mulut jahilnya. Tapi sayangnya, Revan tidak mau memedulikan ocehan Akbar atau dia akan semakin merasa di atas angin. "Turunin Azka, nanti jatuh." Tegur Revan lagi, sementara putranya itu malah tertawa geli berada di atas pundak Akbar.

"Ayah!" panggil Dimas.

"Ya?"

"Hari ini jadi, kan?"

Revan mengernyit, "Jadi... apa?"

Dimas yang sejak tadi berdiri di depan Akbar dan Azka mengerucutkan bibirnya. "Kan katanya hari ini kita mau jalan-jalan ke pantai." Rengek Dimas.

"Pantai?" ulang Revan.

"Iya..." Dimas mengangguk kuat.

"Itu kenapa gue pagi-pagi udah di sini, soalnya, kan gue mau ikut." Sambung Akbar dengan senyuman manisnya.

Dahi Revan masih berkerut tidak mengerti. Pantai? Ulangnya lagi di dalam hati. Dan demi memastikan hal itu, Revan beranjak dari tempatnya untuk mencari Calista. Dia menemukan Calista di dapur, sedang menyiapkan banyak sekali bekal hingga Revan semakin penasaran.

"Kita mau ke pantai ya, Cal?" tanyanya.

Calista menolehkan kepalanya ke belakang, kemudian mengangguk kecil dan kembali menatap ke depan. "Kamu panasain mobil dulu, Van, abis itu bawa semua bekal ini ke mobil. Oh iya, Akbar ikut, soalnya kemarin Dimas cerita ke dia dan dia maksa ikut sama kita."

Revan menggaruk pelipisnya. "Memangnya... kapan kita punya rencana ke pantai hari ini?"

Mendengar pertanyaan Revan, Calista menghentikan pekerjaannya, kemudian berbalik cepat kebelakang sambil berkacak pinggang. "Gimana sih? Kata Dimas kemarin kamu udah setuju kalau hari ini kita bawa anak-anak ke pantai!"

"Dimas nggak pernah bilang apa-apa sama aku."

"Ada. Kemarin aku lihat dia nemuin kamu di kamar, tadi malam sebelum tidur juga aku tanya, kamu bilang iya."

Dahi Revan semakin berkerut samar. Dia benar-benar tidak ingat. Kemarin, ya? Seingatnya, kemarin dia pulang pukul sembilan malam dan benar-benar sangat lelah hingga melupakan makan malamnya demi bisa segera tidur. Dimas memang sempat menemuinya di kamar, tapi Revan lupa apa saja yang mereka bicarakan. Jangan-jangan... karena saking mengantuknya Revan jadi mengiyakan apa saja yang Dimas katakan.

Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang