4 tahun yang lalu..
Kau memandangku tanpa berkata-kata.
Aku masih ingat jelas hari itu. Hari di mana Lee Eun-Rin yang tidak bisa teralih dari novel, kini mampu memalingkan wajah dan menatap sosok itu dengan terpaku. Dulu aku tidak pernah berpikir, bahwa hari itu akan menjadi mala petaka dalam hidupku sendiri.
Saat itu aku berdiri beramai-ramai dengan teman-temanku di samping lorong kampus. Aku terkekeh saat Lee Hong-Ki membuat lelucon yang konyol sekali. Meski hidup ini tidak terlalu indah, tapi aku akan tetap menyunggingkan senyuman yang paling indah. Ya, aku sendiri sadar bahwa tidak selamanya aku akan tersenyum indah dan tulus.
"Eun-Rin, lihat ini!" Hyun Tae-Kyung, lelaki yang sudah menjadi temanku sejak Sekolah Menengah Atas memperlihatkan sebuah foto seorang gadis kepadaku melalui ponselnya.
"Cantik, tidak?" tanyanya meminta pendapat. Aku mengangguk, gadis di dalam foto itu cantik sekali.
"Oh, sangat cantik. Dibandingkan aku dan dia, lebih cantik siapa?" aku bertanya balik pada
Tae-Kyung dan dibalas jitakan pelan di dahiku.
"Tentu saja kau. Gadis yang lebih suka tersenyum sepertimu, adalah gadis yang paling cantik. Cerewet, tapi bisa menarik perhatian. Kau itu idaman semua pria, kalau saja kau bukan temanku, mungkin aku sudah mengejar-ngejarmu." Aku tersenyum lebar dan mengangkat bahu.
"Apa kau menyukaiku?" gurauku. Tae-Kyung langsung menikamku dengan pelukan sebelah tangan yang kuat.
"Gadis lugu sepertimu? Yang benar saja." Aku tahu, kalau waktu itu duniaku begitu indah walaupun memiliki beban yang berat dalam keluarga. Memiliki teman yang banyak, berbelanja, dan tertawa renyah. Semuanya begitu ringan sekali. Begitu bahagia. Begitu mudah. Hidupku mungkin jauh lebih berkah kalau aku mensyukuri semuanya.
"Eun-Rin, kau besok mau datang ke acara yang dibuat klub dance?" setelah Tae-Kyung selesai menggodaku, Bu-Young gadis yang masuk klub dance yang sama denganku menyodorkan sebuah kertas seperti undangan.
"Tentu datang! Bagaimana mungkin aku melewatkan ini," kataku dengan semangat.
"Son Yo-Jin!" Tiba-tiba saja Bu-Young menyentakku saat aku membaca undangan.
Senyum yang tidak pernah terlupakan dari bibirku, semakin tersungging lebar saat Son Yo-Jin teman satu-angkatan denganku datang dengan sapaan ramah dan senyuman terbaik miliknya.
"Kau dari mana saja?" kataku. Dia menatapku dengan mata yang berbinar-binar, dan merangkulku.
"Kudengar kau menang dalam acara perlombaan menari, kau hebat sekali. Kapan akan mentraktir kami?" aku mengangkat bahu. "Besok? Lusa? Nanti saja. Ibuku belum mengirimkan uang bulanan." Aku tersenyum meminta maaf, dia pun mengangguk mengerti.
Bagi mereka, aku adalah sosok yang berbicara dengan terus terang dan mudah diajak ke mana saja. Selalu tersenyum, dan memandang apa yang dilihat dengan cermat.
Namun saat itu... Saat seseorang berjalan melewati sekumpulan kami, aku merasa diriku seperti menguap. Dialah yang mengubahku.
Laki-laki itu berjalan melewati kami, menatap Yo-Jin sekilas dengan tatapannya yang dingin. Di saat itu pula lah, aku merasa tubuhku membeku. Senyumku menghilang, dan jantungku berdetak luar biasa cepat. Dia Cho Kyu-Hyun, sosok lelaki yang bertubuh tinggi, dengan memakai kaus hitam, dan celana jeans hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You (END)
FanfictionDalam hidupnya, Lee Eun-Rin hanya menyukai menari, belanja, dan membaca novel. Tidak ada hal yang ia cintai selain ketiga hal itu, sebelum Cho Kyu-Hyun datang. Pria itu melewatinya dengan raut wajah dingin, mempesona, dan tampak misterius. Pada akhi...