Napas Kyu-Hyun tercekat. Ia tahu kali ini bukan candaan seperti waktu yang lalu, gadis itu serius. Gadis itu sungguh ingin meluruskan permasalahan yang terjadi di sebabkan olehnya.
"Orangtuaku tahu?" tanya Kyu-Hyun, suara pelan, nyaris berbisik.
"Orangtuaku akan mengatakannya. Tenang saja, mereka pasti akan maklum sekali. Lagipula pernikahan kita tidak terlalu di ekspos, aku kira kita tidak akan muncul di Koran berita." Kata Eun-Rin berusaha berpikir positif dengan senyum ragunya.
Eun-Rin menautkan alisnya. "Pernikahan kita begitu singkat, padahal kita sudah mengenal lebih dari empat tahun. Seharusnya kita tidak memulainya." Kyu-Hyun terhenyak. Tiba-tiba ia merasa lelah, tiba-tiba ia tidak memiliki tenaga lagi, tiba-tiba ia merasa ingin melarikan diri.
"Aku ingin mandi. Kita akan bicarakan lagi besok, meskipun aku yang salah di posisi ini, bagaimana pun semuanya perlu proses." Ia bangkit dari duduknya, berjalan menuju sofa yag di duduki Eun-Rin. "Istirahatlah." Ia mengusap rambut gadis itu kemudian berjalan menuju tangga rumahnya.
Tangan itu. Ooh... Mengapa Kyu-Hyun harus menyentuhnya se-demikian lembut?
Ia sudah memperjuangkan perasaannya dengan beku dan kuat. Tapi... Mencair begitu saja saat sentuhan ringan dari Kyu-Hyun. Bagaimana ini? Ia sangat takut akan penyesalan. Ia takut menyesal memutuskan untuk meninggalkan Kyu-Hyun.
Perasaan plin-plan dalam dirinya, hanya terjadi pada Kyu-Hyun. Ia tidak yakin akan menemukan seseorang seperti Kyu-Hyun lagi, lelaki yang berpengaruh pada dirinya. Mengubah dunianya dalam sekejap mata, Eun-Rin memejamkan matanya. Ia tersenyum pedih membayangkan betapa pentingnya Kyu-Hyun. Betapa inginnya ia terus berada di sisi laki-laki itu. Namun ayo kita lihat dunia nyata. Laki-laki itu mencintai gadis lain selama bertahun-tahun, dan ia yang berjuang bertahun-tahun kalah kepada cinta Kyu-Hyun.
Yo-Jin, ia akan merelakan Kyu-Hyun dengan Yo-Jin. Lalu ia akan menangis meratapi nasib di depan pantai bersama Hyuk-Jae, dan berkata, "Finally... Kita yangdari awal sudah sakit, dan di akhiri dengan sakit pula." Kelihatannya sangat buruk.
Benar, sangat buruk.
***
Hujan mengguyur hati penuh luka milikku. Akankah kau datang menyembuhkan luka itu seperti air hujan?
Tidak ada percakapan di atas ranjang setelah pembicaraan menegangkan tadi. Kyu-Hyun memang ada di atas ranjang dengan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, tetapi sangat fokus pada layar laptop di pangkuannya. Sedangkan Eun-Rin terbaring menyamping, dan masih belum bisa menutup mata.
Sesekali ia menatap laptop-nya yang ada di meja kecil seberang ranjang, namun ia ragu, entah mengapa ia tidak bisa lagi bersikap biasa di depan Kyu-Hyun. Seakan segala tindakan yang akan ia lakukan akan terlihat salah.
"Ya... Halo? Oh, benarkah? Tolong kirimkan laporannya melalui email... Baiklah... Terima kasih." Sepertinya lelaki itu baru saja menerima telepon, ini sudah jam setengah dua belas, tetapi laki-laki itu tidak berhenti bekerja padahal ia bilang lelah.
Dasar maniak! Diam-diam Eun-Rin menghina Kyu-Hyun.
Suara kecil – laptop ditutup terdengar di telinga Eun-Rin. Ia langsung berpura-pura menutup matanya. Lampu dimatikan, dan Kyu-Hyun menyalakan lampu tidur yang redup. Ranjang bergerak, Kyu-Hyun sudah berbaring di sebelah Eun-Rin, malah matanya yang masih nyalang menatap punggung Eun-Rin tanpa ekspresi.
"Aku tahu kau belum tidur. Kau sangat ingin segera membahasnya, jadi kau mau bagaimana? Berbaliklah." Oh? Jantung Eun-Rin terlonjak dan berdetak dengan cepat mendengar suara rendah Kyu-Hyun, bahkan ia merasakan tangan laki-laki itu menyentuh bahunya menyuruh ia agar menghadap ke hadapan Kyu-Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You (END)
FanficDalam hidupnya, Lee Eun-Rin hanya menyukai menari, belanja, dan membaca novel. Tidak ada hal yang ia cintai selain ketiga hal itu, sebelum Cho Kyu-Hyun datang. Pria itu melewatinya dengan raut wajah dingin, mempesona, dan tampak misterius. Pada akhi...