Aku merindukanmu...
Eun-Rin tersenyum kembali. Ia membasahi bibirnya, dan mengangkat bahu. "Aku rasa sesuatu akan berubah." Eun-Rin bergumam tidak jelas. Matanya beralih kepada Tae-Kyung.
"Tae-Kyung hyung, kudengar kau akan menikah. Dengan siapa?"
***
Ada banyak yang ingin aku katakan padamu, banyak sekali sampai membuat mulutku kaku.
Namun, rasa takut bertemu denganmu adalah masalahnya. "Aku merindukanmu." "Apakah kau menjalani hidup dengan baik?" "Apa kau masih mengingatku?" "Apakah pernah, sekali saja kau pernah memikirkanku?" "Oh ya, aku masih mencintaimu."
Setelah teman-teman Eun-Rin memutuskan untuk pulang, Kyu-Hyun menemani Eun-Rin memakan makanannya.
"Kau tidak merasakan apa-apa? Sakit di kepala misalnya?" Kyu-Hyun bertanya sambil mengamati Eun-Rin memakan bubur buatan rumah sakit. Hyuk-Jae yang duduk di sofa dalam ruangan, melirik Eun-Rin, berharap gadis itu akan menoleh padanya.
Eun-Rin tersenyum dan menggeleng. "Kadang sakit, kadang tidak." Katanya dengan lembut kepada Kyu-Hyun.
Jantung Kyu-Hyun berdebar bukan main, Eun-Rin bersikap manis sekali kepadanya. Ia kurang suka dengan sikap Eun-Rin, ia merasa seperti tersangka yang paling bersalah se-dunia.
"Kakimu baik-baik saja?" Hyuk-Jae sudah muak dengan situasi ini dan bangkit berdiri, ia bertanya langsung pada gadis itu.
Eun-Rin mendongak. "Tidak, sakit sekali."
Hyuk-Jae mengernyit, dan menyentuh kaki Eun-Rin dengan hati-hati.
"Benarkah?"
Dua lelaki itu tidak menyadari, Eun-Rin diam-diam tersenyum pahit. Terasa baru kemarin ia memohon-mohon supaya dua laki-laki ini melihat dan peduli padanya.
Tapi sekarang, laki-laki ini berbondong-bondong memberikan perhatian penuh padanya. Kalau tahu semudah ini mendapatkan kasih sayang yang spontan, harusnya ia mati saja dari kemarin-kemarin.
"Tidak apa-apa... dan jangan melakukan ini padaku, rasanya sungguh menyedihkan. Terutama untuk kalian berdua." Ia menyingkirkan tangan Hyuk-Jae yang menyentuh kakinya yang diperban. Ia memang berkata jujur, tapi senyuman itu memperlihatkan seakan ia adalah seorang malaikat terus tersungging di bibirnya.
Hyuk-Jae mengerjap. "Kau sebenarnya kenapa Eun-Rin? Kenapa kau bersikap lembek sekali. Aku berharap kau marah-marah dan memukulku, bukan seperti ini.
Kau sungguh menyiksaku." Ia sudah tidak tahan. Gadis itu benar-benar membuat semua orang kelimpungan untuk bersikap. Eun-Rin marah kepada mereka, dan bukan ini yang mereka inginkan. Mereka ingin menunjukkannya dengan meluapkan semua kemarahannya, bukan diam dengan senyuman yang entah palsu, atau memang sungguhan.
"Bukankah itu yang selalu kalian berdua lakukan padaku, bukankah itu caramu memperlakukanku. Aku hanya memberitahu kalian apa yang kurasakan selama ini." Gumam gadis itu sinis.
Kyu-Hyun terperangah. "Eun-Rin..."
"Aku lelah, dan aku sedang tidak ingin membahas masalahku, kau tahu. Karena menghadapi kalian dengan berapi-rapi, terlalu menyedihkan untukku. Seolah aku adalah pengemis, walaupun sebenarnya iya," ia mendesah, dan memalingkan wajahnya kesal.
Kyu-Hyun membasahi bibirnya. Ia merasa ingin membunuh dirinya sendiri karena bersikap tak adil pada gadis itu semasa hidupnya, dan meskipun belum satu minggu gadis itu memperlakukannya persis seperti Kyu-Hyun, laki-laki itu sangat frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You (END)
FanfictieDalam hidupnya, Lee Eun-Rin hanya menyukai menari, belanja, dan membaca novel. Tidak ada hal yang ia cintai selain ketiga hal itu, sebelum Cho Kyu-Hyun datang. Pria itu melewatinya dengan raut wajah dingin, mempesona, dan tampak misterius. Pada akhi...