Kau dan sekuntum batang mawar yang penuh duri.
Eun-Rin sontak menjauhkan kepalanya. Mereka berdua melihat seorang wanita memakai baju rajut berwarna merah muda, dengan celana pendek berwarna hitam ia berdiri sambil melihat mereka berdua dengan mata yang membesar karena terkejut. Kyu-Hyun mendecak tidak memerdulikan, lalu kembali menarik tubuh Eun-Rin mendekat kepadanya, ingin melanjutkan ciuman mereka tadi.
Eun-Rin itu mendorong tubuh Kyu-Hyun.
"Kau memberitahu kata sandi rumah kita?" Kyu-Hyun mengangkat bahu membalasnya, ia berusaha mengambil alih kembali ciuman mereka yang penuh gairah, matanya sudah berkilat-kilat ditutupi nafsu yang mulai memuncak. Dan akhirnya tamparan keras yang ia rasakan di pipi kirinya.
"Astaga!" seru gadis itu, kali ini menutup mulutnya.
Eun-Rin mendesis, ia menghela napas lalu bangkit dari duduknya.
"Kau bisa bersama dengan suamiku, Son Yo Jin ssi. Sepuasnya." Katanya dan berjalan pergi menuju kamarnya. Gadis itu hanya melongo mendengar apa yang dikatakan isteri dari Cho Kyu-Hyun yang selalu membuatnya jengkel.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Yo-Jin kepada Kyu-Hyun sambil mengerutkan dahinya. Kyu-Hyun tersenyum tipis, lalu ia menoleh ke belakang tubuhnya, menatap seorang gadis berambut hitam yang panjangnya sebahu dengan tatapan sok ramah.
"Ada apa? Sudah kubilang sambutanmu tidak akan berarti apa-apa bagi Eun-Rin." Katanya. Ia bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Yo-Jin di tempat gadis itu berdiri.
"Apa dia tahu? Kalau kita akan mulai bekerja bersama? Kau masih belum memberitahunya?" tanya gadis itu pelan.
Kyu-Hyun melipatkan kedua tangannya dan menatap penuh tanya kepada Yo-Jin di depannya.
"Aku sudah mencobanya, sepertinya tidak semudah yang kau pikirkan." Sahut Kyu-Hyun acuh.
Kyu-Hyun mendecak. "Kau tidak merindukanku?" desis Kyu-Hyun sinis.
Yo-Jin mendesah, dan berusaha menyunggingkan seulas senyum samar. Laki-laki itu selalu membuatnya tampak bodoh. "Aku kesini bukan untuk omong kosong, aku kesini mencoba memperbaiki segalanya, dan membicarakan masalah kesepakatan kita. Kuharap kau tidak lupa dengan email yang sudah kukirim."
Kyu-Hyun mengangguk membenarkan dan kepalanya menoleh ke pintu kamar yang tadi di masuki oleh isterinya. "Dia akan semakin marah, kau tidak bisa berbuat banyak." Gumam Kyu-Hyun pelan. "Omong-omong masalah email yang kau kirim juga penting. Ayo ke ruang kerjaku."
***
Setelah kupikirkan, kau mungkin juga merindukannya.
Tubuh gadis itu meliuk-liuk mengikuti irama lagu yang bernada cepat. Eun-Rin memutar tubuhnya, lalu kembali melihat dirinya di kaca yang berukuran besar di ruang latihan. Ruangan yang khusus untuk dirinya agar bisa menghilangkan stress, akibat seseorang yang tidak bisa ia pegang janjinya.
Ia memegang pinggulnya sendiri lalu menggoyangkannya dengan tempo cepat. Keringat membasahi kaus putih polos miliknya. Dengan memakai celana training berwarna putih juga, dan sepatu yang sering ia pakai untuk menari memperlengkap gerakan tari yang makin lama makin terlihat menakjubkan. Rambut yang digerai terlihat lepek karena keringat.
Ia sangat menyukai menari, baginya menari itu adalah segala-galanya yang ia punya dalam hidupnya. Cita-cita yang tidak bisa ia capai adalah menjadi penari terkenal, atau setidaknya menjadi idola. Itu impian yang terlalu indah untuk ia gapai, karena Kyu-Hyun, karena laki-laki itu ia meninggalkan impian yang selalu menghiasi dunia mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You (END)
FanficDalam hidupnya, Lee Eun-Rin hanya menyukai menari, belanja, dan membaca novel. Tidak ada hal yang ia cintai selain ketiga hal itu, sebelum Cho Kyu-Hyun datang. Pria itu melewatinya dengan raut wajah dingin, mempesona, dan tampak misterius. Pada akhi...