Lucas

1.9K 185 29
                                    

(Non-baku)

Lucas Sander Kelvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas Sander Kelvin. Si tampan berisik dari jurusan perikanan dan kelautan. Paras elok serta badan atletis menjadi dambaan setiap kaum hawa. Sayang seribu sayang Lucas adalah orang yang tidak mudah peka, setiap seseorang mendekatinya hanya dianggap teman.

Setiap manusia pasti ada saja kelemahannya. Sebagai contoh Lucas dengan tingkah ajaib serta suara yang menggelegar bagai petir. Saat dirinya tertawa bersama teman sejawatnya niscaya suara petir pun tak akan terdengar.

"Mark, gigi sebelah sini sakit banget sumpah!" kata Lucas dengan terus merengek layaknya bayi. Mark yang sedari tadi bersama Lucas kembali menghela nafas. Tatapan matanya sudah mulai berapi.

"Terus mau lu apa? Gua udah bosen dengarin ocehan anehlu itu." Mark kembali berselancar pada ponselnya. Tak peduli Lucas yang sudah cemberut menahan sakit.

"Kasih saran gitu, teman macam apa lu, bukannya bantu malah asik pacaran." Lucas menggosok pipinya yang bengkak. Mark berdiri dan menarik Lucas pergi. Habis sudah kesabarannya untuk menghadapi manusia semacam Lucas.

Mereka berdua berjalan menuju mobil Lucas. Parkiran yang sepi memudahkan mereka untuk pergi tanpa terhalang mobil lain. Mark menahan egonya sebisa mungkin. Tak ingin menabrakkan mobil ke bahu jalan karena renggekan aneh Lucas.

"Pipi gua bengkak anjir, ini gimana kalau ntar dicabut trus ga ganteng lagi?" Lucas masih saja berkomentar ini itu, semuanya berkaitan drngan kadar tampan serta sakit giginya.

"Ayo, buruan turun! Lima ratus ribu buat bayarin utang di kantin, lu ga bakal mau pergi dari sini." Mark memasang wajah sombong. Lucas langsung menenang kaki Mark, sialnya malah mengenai ban mobil. Bertambah sakit giginya. Mark hanya terkikik geli.

"Tujuh ratus ribu kalau beneran gua ogah pulang dari ini nereka. Mana ada orang betah di rumah sakit. Gobloknya tolong dikondisikan."

Lucas mengikuti Mark. Sampailah mereka di lobi, Mark mendaftarkan Lucas. Security yang berada di pojok ruangan sedang berbincang dengan Lucas. Bukan hal aneh bagi Mark melihat kejadian tersebut.

"Pasti nanya soal sakit gigi tuh bocah, badan kek Thanos masih aja nangis gegara gigi." Mark mengambil  nomor antrean. Ia duduk bersebelahan dengan seorang anak kecil. Tersenyum ramah seraya menunggu giliran.

Tak lama Lucas datang. Raut wajahnya masam. Mark tak peduli, menepuk kursi sebelahnya. Lucas duduk dan berceloteh tak tau malu sperti biasanya.

"Mark, pulang aja gimana?" lucas menatap harap, Mark berdehem saja.

Lucas memperhatikan seorang anak disamping Mark, ia terlihat bersemangat kontras dengan dirinya. Dengan penasaran Lucas bertanya.

"Dek, gigimu sakit? Udah pernah dicabut? Dokternya galak nggak?"

Mark menatap tak percaya, Lucas memang ajaib. Beruntung anak tersebut tidak menganggapnya aneh atau malah takut pada Lucas.

"Dokternya cantik, baik, terus manis. Kalau selesai diperiksa biasanya diberi stiker atau mainan."

𝔸𝕥𝕥𝕖𝕟𝕥𝕚𝕠𝕟 𝔽𝕠𝕣 ℂ𝕙𝕖𝕟𝕝𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang