Jeno

1.4K 185 30
                                    

Kapal terselubung. Dan jarang banget ada yang ship. But still hope you enjoy it.

...

Yang baca 100 yang kasih bintang 35.....

Jeno baru saja menyelesaikan pertemuan dengan para direktur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno baru saja menyelesaikan pertemuan dengan para direktur. Perencanaan tidak berjalan sesuai harapan mereka. Sehingga terjadi rapat mendadak. Mereka harus lembur bahkan sampai tidak ada nama akhir pekan.

"Kerja capeknya ga main-main, kalau ga kerja ya kali makan krikil ama semen." keluh Jeno sambil mengendurkan dasi miliknya. Disampingnya Jaemin mengangguk setuju.

"Udah kodrat seme, tangan harus kuat nyari duit. Otak harus cemerlang biar bisa muter otak buat mimpin anak. Pengen pulang gue. Atulah kangen renjun." keluh Jaemin pada teman sebayanya.

"Udahlah ayok pulang, daripada lembur mulu. Gue pengen dibelai Chenle, ya kali tiap hari ngejatah mulu ama kertas." seret Jeno pada Jaemin yang sudah terduduk lemas seperti mayat hidup.

....
Setelah menendang Jaemin agar tidak menumpang pada mobilnya. Jeno melaju dengan kecepatan tinggi. Tak peduli Jaemin yang akan mengomelinya besok pagi. Toh Jaemin membawa mobilnya sendiri.

"Dikira sopir, nebeng mulu kek orang susah." Jeno memasuki daerah perumahan. Disana jalanan cukup senggang, jadilah ia mulaimenaikkan laju kecepatan.

...

"Assalamualaikum, sayang? Aku udah pulang nih."  Jeno merapikan sepatu dan mencuci kaki. Kebiasaan yang diterapkan Chenle setiap kali pulang dari mana pun itu.

"Lah sepi amat rumah kek razia satpol PP." setelah lelah memutari rumah, Jeno memutuskan pergi mandi. Berendam dengan air hangat dan aroma terapi kesukaan Chenle.

Niat pulang lebih awal untuk bermesraan kandas. Padahal sudah tersusun banyak rencana untuk dilakukan bersama. Namun nihil sebab Chenle yang belum pulang.

...

Jeno mengusak wajahnya entah sudah kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno mengusak wajahnya entah sudah kesekian kalinya. Kantuk sudah menyerangnya. Baru ia sadari mungkin inilah yang dirasakan Chenle saat menunggunya pulang. Rasa cemas, rindu dan sabar bercampur menjadi satu. Apakah ini sepadan untuk dilakukan? Entahlah Jeno tak tau.

Chenle yang menyadari suaminya pulang terlebih dahulu hanya tersenyum. Setelah menaruh belanjaan miliknya di meja dapur, Chenle berjalan menuju Jeno.

Mengambil ponsel dalam sakunya dan memotret wajah letih sang suami. Tangannya mengusap lembut rahang tegas Jeno. Dengan sadar Jeno bersandar pada perut Chenle.

(jadi posisi Jeno kan duduk, trus Chenle itu berdiri disampingnya)

"Pindah kamar ayo! Jangan tidur disini, persis gembel." ejek Chenle. Bukannya berdiri Jeno malah semakin menelusup ke perut Chenle. Bergumam sesuatu yang Chenle ansumsikan bahwa Jeno tengah kesal padanya.

"Ayo pindah, tidurnya nanti dipeluk." bujuk Chenle sekali lagi agar Jeno mau berpindah kamar.

"Bener ya?" tanya Jeno menatap Chenle setengah mengantuk .

"Iya ayo, cepet berdiri!"

Berakhir dengan Chenle dan Jeno berjalan layaknya pinguin. Jeno memeluk dari belakang tak ingin melepaskan Chenle sebentar saja. Dan Chenle yang tidak keberatan dengan tingkah Jeno.

End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝔸𝕥𝕥𝕖𝕟𝕥𝕚𝕠𝕟 𝔽𝕠𝕣 ℂ𝕙𝕖𝕟𝕝𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang