Jeno

1.1K 139 28
                                    

Wohooo~ aku balik lagi, tapi kayak sebelumnya. Ini cerita pendek. Maaf ya kalau misalkan cerita sebelum-sebelumnya ga bisa bikin ambyar.
.
.
.

Sedari awal mentari terbit telah terhalang awan kelabu, bahkan awan tersebut bertahan hingga petang. Berefek pada segala aktivitas manusia. Dimana sebelumnya semangat secara perlahan mulai malas dan ingin rebahan.

Rasanya ingin terus di rumah dengan yang terkasih. Entah hanya untuk bercengkrama atau mungkin rebahan. Tapi apakah bisa saat kalian terpisah jarak, tentu hanya bisa iri terhadap kemesraan orang lain yang terpampang di media sosial.

"Kak Jeno, baliklah tolong, bawain seblak ato apalah yang anget-anget pedes. Lemak gue pada ngidam ini." Chenle terus menggeram jengkel, pandangannya sendu menahan rindu dan kesal karena perut lapar.

Ting tong!

"Aduhlah kampret, udah nyaman sama si kasur ada aja orang ketiga." gerutu Chenle yang bergegas membuka pintu, tak lupa bibir mengerucut dan maniknya yang semakin datar.

Baru dibuka, seorang tamu melengos begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru dibuka, seorang tamu melengos begitu saja. Tidak lagi duduk di ruang tamu, melainkan langsung terlentang di kasur Chenle. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya Jeno.

"Chenle, Kak Jeno kangen. Sini bobok terus tangannya pegangan ya?" Jeno mengarahkan tangannya ke udara, membuat gestur layaknya bocah ingin digendong. Jangan lupakan manik melas dan senyum manis miliknya.

"Aku laper Kak, pacaran modal tampang doang ga bikin kenyang. Bawa makanan kek. Udah tau pacarnya punya perut melar juga."

Sebelum mendengar ocehan Chenle lebih panjang, Jeno bergegas berjalan keluar dan mengambil kunci motor. Menuruti kekasihnya yang sedang kelaparan.

"Iya, udah ayok cari kebutuhan hidup yang paling utama. Tapi entar boboknya peluk ya?" Jeno menyalakan motor matic kesayangannya.

"Iya, ntar boboknya dipeluk besok pas bangun dicium. Udah ayok cepet perut udah heboh kek demo depan gedung DPR."

..... Skip ya....

 Skip ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Chenle mengantri untuk tom yum, salah seorang menghampirinya. Dan saat Chenle memperhatikan jersey futsal yang dipakai, ternyata berasal dari sekolah sebelah. Entah apa maksudnya menghampiri Chenle.

Jeno yang baru saja membeli beberapa camilan langsung saja melengos datar. Tidak suka saat seorang yang tidak jelas asal-usulnya mendekati Chenle. Katakan ia protektif atau posesif.

"Ehem, udah pesen kan? Eh maaf siapa ya?" tanya Jeno dengan menyuar surainya ke belakang. Dengan sesikit memamerkan otot lengannya.

 Dengan sesikit memamerkan otot lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh anu kak, itu salah orang."

"Haha, mampus lu. Dipesenin juga gak?" tanya Chenle sambil memeluk Jeno. Dijawab Jeno dengan gelengan.

Keduanya menunggu pesanan mereka dengan bercengkrama mengenai kegiatan mereka. Tak berselang lama pesanan mereka telah siap dibawa pulang. Diperjalanan tiadak hentinya Chenle bercerita sambil memeluk pinggang Jeno.

End 

𝔸𝕥𝕥𝕖𝕟𝕥𝕚𝕠𝕟 𝔽𝕠𝕣 ℂ𝕙𝕖𝕟𝕝𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang