Jaemin

1.3K 150 15
                                    

"Yang, ih masa depannya disini lho. Maya iya kurang ganteng." gerutu Jaemin, saat Chenle terus memperhatikan tetangga baru  depan rumahnya.

Ia akui memang visual Hyunjin cukup bagus tapi tak lebih tampan darinya. Mungkin virus kepercayaan diri Lucas menular.

"Ye, Kak Hyunjin mah wangi. Nah ini apaan coba, bangun tidur belum mandi maen game. Cuci muka atau gosok gigi gitu kan cakep kayak Kak Hyunjin."

"Tapi yang, gamenya bentar lagi selesai. Aku wangi kok. Coba sini makanya deketan, jangan deketin pcar orang! Digruduk netizen ntar." Jaemin masih memainkan ponselnya tidak peduli seberapa datarnya raut muka Chenle.

"Mau pergi beli roti nitip gak?"

Belum sempat Chenle mendengar jawaban Jaemin, ia berlalu menuju mini market depan gang. Tak hanya roti ia juga mengambil beberapa bahan makanan dan cemilan.

"Ehem, boleh tau gak dimana tempat jagung buat popcorn?" tanya Hyunjin pada Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ehem, boleh tau gak dimana tempat jagung buat popcorn?" tanya Hyunjin pada Chenle.

Sementara Chenle sudah kesal sangat kesal malah.

"Ya di rak lah kampret, tanya abang kasir sono. Lu kira gua cenayang tau apa aja di dunia. Minggir gua mo lewat!" dengan ketakutan Hyunjin menyingkir, tak menyangka julukan kucing garong untuk Chenle benar adanya.

"Chenle!" teriak Jaemin dari atas motor matic hitam miliiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chenle!" teriak Jaemin dari atas motor matic hitam miliiknya. Dilepasnya earphone yang sedari tadi menyumpal telingganya. Senyumnya terukir manis nan apik diwajah rupawan itu, terganti dengan raut keheranan melihat kekasih pendeknya menggerutu kesal.

"Pulang masakin ramyun buru, es krimnya cair nih!" Chenle langsung naik ke motor Jaemin. Tanpa diduga Chenle memeluk pinggang Jaemin. Bersandar pada bahu lebar Jaemin.

...

"Duduk sana gih, biar aku masak dulu. Ntar ga usah cuci piring. Tau kamu capek. let me take care of you." seru Jaemin dengan mendorong Chenle duduk di dekat kulkas. Memberi Chenle sekotak penuh es krim homemade buatannya.

"Ini produk baru? Buat resto yang di Cimahi kan? Kok dikasih ke aku?"

"Udah ada banyak stoknya, aku bisa bikin lagi. Penting mood kamu balik dulu."

Jaemin melepas jaketnya, tersisa kaos rumah biasa. Ia sesekali merespon Chenle yang cerita dengan berbagai ekspresi. Tak pernah terlewat semenit ia mencuri pandang pada Chenle yang sekarang mengunyah kacang bali dari Haechan. Pipinya menggembung lucu, maniknya melotot kesal dan bibir pink itu menggerutu kesal.

...

Saat selesai makan, Chenle membersihkan peralatan masak. Jaemin mengambil jaket merah kesukaannya. Tak lama terdengar Chenle yang menjerit. Terlempar sudah ponsel keluaran terbaru itu.

Langit kota tertutup mendung berhias kilat. Bahkan suara gemuruh terdengar diseluruh pelosok kota. Tak lama setelahnya suara petir terdenggar sangat keras, bersamaan dengan padamnya lampu.

"Yang!" Jaemin berlari dengan senter ditangannya, menemukan Chenle meringkuk takut di dekat wastafel. Tak mau Chenle semakin ketakutan, Jaemin menggendong Chenle dan membawanya ke kamar.

"udah ya, tidur aja. Besok aku bangunin. Semua udah dikunci sama Pak Atuy."
.....

End


𝔸𝕥𝕥𝕖𝕟𝕥𝕚𝕠𝕟 𝔽𝕠𝕣 ℂ𝕙𝕖𝕟𝕝𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang