12. Apa?

231 29 14
                                    

Berita terbaru, kini orang ramai berjatuhan di ruang umum dan terinfeksi ...

Cyber Bug.

Aku terlonjak dan hampir saja menyemburkan ocha yang baru saja kuminum.

'Ulah siapa ini.'

"Apa?! Kita harus ke TKP segera! Kita harus menyelamatkan mereka!" titah Emu sambil mengambil jas dokternya.

--

"TOLONG!"

"AAAA!"

"Hei bangunlah! Tolong!"

Kepanikan warga melonjak sepanjang jalan ketika warga terus berjatuhan dijalanan.

Kendaraan sewa-an Poppy terlalu lambat untuk hal mendadak seperti ini. Sialan.

"HEY, KIRIYA SUDAH JAUH DI DEPAN! CEPATLAH!" omel Hiiro sambil berdecak kesal.

Poppy selaku yang mengendarainya itu buka suara. "Hey! Jika kau ingin cepat maka kejar Kiriya! Lagipula apakah kau tidak lihat jalanan yang seperti ini?!".

"Poppy-san, biar aku yang mengendarainya."

Hiiro, Poppy, Nico dan aku menatap kesatu arah, Emu?

"Aku tidak yakin denganmu, anak maggang," ucap Hiiro ragu.

"Percayakanlah kepadaku, ya?"

---

BRUAAAGH!


"EMU KAU BISA SANTAI DALAM HAL INI?! KAU TERLALU CEPAT!"

"EMU!"

Aku hanya bisa berpegangan pada holder mobil sambil memakai sabuk pengaman, mungkin sebentar lagi aku akan muntah.

"Weeeh! Emu pelankan! Taiga hampir muntah gegara ulahmu!" ejek Nico mencari kesempatan untuk Mengejekku.

Aku menatapnya sebentar dan memukul kepalanya. "Kurang ajar, kau!"

Parado yang daritadi diam hanya mengarahkan kebar-bar-an Emu. Agar dia tidak Overload, mungkin yang duduk di kursi depan-Emu dan Parado- sudah gila. Apa mereka tidak sadar bahwa kecepatannya melewati rata-rata.

Poppy dan Hiiro hanya mengomel daritadi, tempat ini layaknya neraka berjalan.

"Weey! Kita bahagiakan hari ini!" ucap Emu sambil membanting stir, membuat mobil Van putih gading sewaan Poppy itu nge-drift beberapa saat.

"EMUU SIAPA YANG MENGAJARIMU SEPERTI INI!" teriak Hiiro dengan suara pekikannya yang terdengar kejam.

"Parado, da!" sombong Parado sambil tertawa menyunggingkan tawa lebar.

"Pipopapo pusing!" ucap Poppy sambil terpojok karena ocehan Hiiro-Emu-Parado.

Kita lihat Disisi lain,

"Kiriya, apakah kau bisa lebih cepat? Ini layaknya adegan romantis," ucap Kuroto sambil menepuk bahu Kiriya yang mengendarai motor kuning nyentriknya itu.

"Apakah kau bisa sabar?" dengus Kiriya.

Kuroto memasang muka datar. "Ini udah melewati batas kesabaranku,

"Baka."

'Baka?' Batin Kiriya sambil membayangkan kata-kata Kuroto yang terdengar aneh itu.

Ia mulai berfantasi, Baka? Bukankah kata itu yang diucapkan Onee-san kawaii? Atau malahan-

BROOM!

"KIRIYAAA! CEPATLAH! KITA KESUSUL MEREKA!" pekik Kuroto membuyarkan imajinasi Kiriya.

"Eh?! IYAAA!"

|| Beyond The Wind || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang