7. Sorry

228 26 0
                                    

"Kau..,

Bukan Taiga yang kukenal.."



DEG!

Apakah ini...

"Kau bukanlah Taiga yang kukenal."

"Kenal."

"Apa memang diriku berubah?"

"Karna temperatur tubuh?"

"Ambisi yang tertutupi?"

"Atau-"


"Taiga aku minta maaf" Lirihnya lagi

"Kau meminta maaf kepadaku?"

"Iya"

"Apa karna kau masih ingin tinggal disini? Agar kau tidak diusir dari sini"

"Tidak"

"Lalu, apa alasannya?"

"Karena..."

"Karena..."

Aku bisa mendengar suaranya yang gemetar. Pastinya, itu membuat amarahku buyar seketika

"Aku maafkanmu. Tapi, kenapa kau meminta maaf kepadaku?"

"Agar aku selalu ditraktir Es Serut"

"Dasar Keterla-"

"Taiga! Taiga! Aku minta maaf!" Ucapnya Nico ketakutan

Aku menoleh padanya,

"Aku tanya kembali, Karena?" Ucapku lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tanya kembali, Karena?" Ucapku lemah

"Aku menjadikanmu candaan...,

Eh! Yang menjadi candaan awal 'kan Parado...

Parado?!"

Ya, permintaan maaf itu berakhir dengan Ia berjalan ke kamarnya dan meneriaki si anak menjengkelkan itu-alias Parado-untuk meminta maaf kepadaku.

Seharusnya, bukan begitu

Aku meminta maaf karna aku berbohong kepadamu

Maafku,

Hanya untukmu.

|| Beyond The Wind || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang