제 9 회

12K 1.9K 365
                                    


.
.
.
.
.
.
Renjun benci rasa penasaran. Apa kalian tahu bagaimana rasanya jika rasa keingin-tahuan tak terpenuhi? Kita akan merasa penasaran hingga harus mencari tahu tentang hal itu agar tidak kepikiran.

Oleh karena itu, saat Renjun berada dirumah keluarga Jung. Dia langsung berjalan masuk menuju kamar Jaemin karena rasa penasarannya.

Ketika sudah masuk, rasa penasarannya pun telah hilang digantikan rasa puas dihati. Renjun menyukainya. Tapi semua tak berselang lama saat netra rubahnya melihat Jaemin sedang tidur di meja belajar.

"Aku kira dia tak butuh belajar karena sudah pintar"

Renjun berjalan mendekati si tampan lalu tersenyum manis, senyum yang jarang sekali dia tunjukkan.

"Kenapa aku harus menyukaimu?" Tanya-nya namun dibalas gumaman tak jelas dari Jaemin, Renjun terkekeh kecil.

Dia kembali menatap wajah tampan itu dari dekat. Menganalisis wajah Jaemin, mulai dari mata dengan bulu lentiknya, hidung mancung, rahang tegas dan bibir merah muda.

Renjun menelan ludahnya saat rasa penasaran itu datang. Rasa penasaran akan bibir Jung Jaemin.

"Lakukan atau tidak?" Pikirnya, lalu kembali menatap mata Jaemin yang dia rasa tidak akan terbuka karena tidurnya terlalu lelap.

"Maaf"

Cup

Manis. Renjun tersenyum malu dengan wajah memerah, kemudian langsung berlari keluar dari kamar Jaemin dan kembali ke kamar tamu.

"Apakah tadi termasuk pelecehan seksual?" Gumamnya lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Renjun! Lelaki itu bahkan telah mencium banyak sekali orang. Kau hanya menyentuh bibirnya, dengan bibirmu" katanya meyakinkan diri sendiri.
.
.
.
.
.
.
Tumpukan buku paket pelajaran didepannya sama sekali tak tersentuh, padahal sudah hampir satu jam lebih Renjun menatap tumpukan itu tapi tak ada niat dalam dirinya untuk mencoba membaca isi dari buku paket tersebut padahal Ujian tengah semester sudah dekat.

Kau tak akan pintar dengan hanya menatap buku itu, Huang Renjun!!

Menghela nafasnya, Renjun mengambil ponsel-nya lalu membuka aplikasi Line menyuruh Donghyuck untuk tidak cepat pulang karena dia punya sesuatu yang harus dia urus.

"Kim Jungwoo, yah..." Gumamnya.

Renjun teringat pembicaraannya dengan pemuda kelas A bernama Kim Seungmin tadi. Tentu dia tahu Kim Jungwoo, lelaki itu adalah rekan tim dari temannya, Liu Yangyang.

"Haruskah aku memberitahunya?"

Menghela nafas sekali lagi, akhirnya Renjun men-dial nomor seseorang.

"Hallo?"

"Dimana tempatnya? Jangan lupa bilang Ten-hyung" dan panggilan itu dimatikan sepihak oleh Renjun.

Lelaki manis itu melihat jam dinding yang menunjukan pukul 9.23 malam, dia masih punya waktu hingga jam sepuluh.

"Tidak ada salahnya bertemu teman lama" katanya.

***

"Yak, Haechan! Puding siapa yang kau makan?!" teriak Jisung, Donghyuck terkekeh kecil

"Punyamu" ucapnya dengan raut wajah tanpa dosa.

Jisung geram. Ingin sekali menenggelamkan lelaki bulat berkulit tan ini ke palung mariana.

A vs FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang