제 15 화

11K 1.8K 232
                                    

Tahukah kamu? Tiga loli milkita setara dengan 120 kalori...

























Rumah makan milik bibi Song adalah salah satu tempat yang membuat Renjun nyaman. Yang pertama tentu apartemennya dan yang kedua kediaman keluarga Lee.

Rumah makan itu tak terlalu ramai, dan yang datang kesana adalah anak sekolahan/kuliahan serta keluarga.

Hari sudah mulai gelap dan suhu juga mulai mendingin, hot pot kembali menjadi pilihan Renjun. Pemuda itu menatap menu yang dipesannya, teringat pembicaraannya dengan si teman lama; Adam.

"Ayahmu belum mengetahui posisimu sekarang."

"Bagaimana bisa? Tapi Xuxi dan Guanheng terkadang datang--"

"Hanya mereka dan beberapa anggota muda yang tahu. Kami merahasiakannya dari Ayahmu."

Renjun menghela nafas lega, sebelumnya dia sudah waspada akan kedatangan Ayahnya namun mendengar ucapan Adam ini rasa waspada dan takutnya sedikit berkurang.

"Tapi, Renjun... kau tetap harus berhati-hati. Tuan Zitao adalah orang yang sulit ditebak, Bisa saja dia mengetahui keberadaanmu namun dia diam saja." kata Adam lalu kembali memakan es krimnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Haah... semuanya menjadi begitu rumit." Bahu pemuda China itu melemas.

Niat awalnya hanya mencari teman, membuat hubungan baru dan menjauhi keluarganya. Tapi semenjak pengakuan di kantin itu, semuanya berubah total.

"Kau... disini?"

Pandangan Renjun teralihkan, netra rubah itu sedikit membulat ketika melihat Jung Jaemin berdiri didepannya, namun kemudian berubah datar seperti biasa.

"Boleh aku duduk disini?" Tanya Jaemin, menunjuk kursi dideoan Renjun. Pemuda manis itu sontak mengangguk, hatinya agak menghangat saat melihat wajah Jaemin itu.

"Apa yang kau lakukan disini, Jung?"

Jaemin terlihat gelagapan, "A-aku ingin makan... Ka-karena Appa dan Abeoji dulu sering kencan disini jadi aku datang kesini." ucap bungsu Jung itu, kentara sekali gugupnya.

Renjun terkekeh, menertawakan tingkah Jung Jaemin yang tak mencerminkan siswa cerdas bintang sekolah, malah nampak seperti orang bodoh.

"Kenapa sendirian? Dimana 'Kekasih' mu itu?" Tanya Jaemin, menekan kata kekasih.

"Tidak tahu, tidak perduli juga" ucap si manis lalu memilih untuk memakan hot pot yang sedaritadi dia anggurkan.

"Kau suka hot pot yah?" Tanya Jaemin

Renjun mengangguk cepat, walaupun wajahnya terlihat datar namun binar senang dimatanya itu tak luput dari obsidian Jaemin. Indah.

"Apa saja yang kau suka?" Jaemin bertanya tiba-tiba, itu adalah saran sang Abeoji untuk mendekati seseorang yang disukai; tanyakan hal yang disukainya.

"Aku suka Hot Pot, Kucing, Moomin dan..." Jaemin mendengar dengan seksama, "Kau."

Uhuk

Renjun tertawa melihat wajah Jaemin yang tersedak liurnya tiba-tiba dengan wajah yang memerah. Pemuda Jung itu langsung meminum minuman Renjun untuk menghilangkan rasa sesak ditenggorokannya.

Huang Renjun ini memang luar biasa.

***

"Kudengar dari Jeno kalau Donghyuck pulang kerumahnya, kau juga akan kesana?"

Jaemin dan Renjun sekarang dalam perjalanan pulang. Hari sudah gelap dan jam menunjukan pukul setengah delapan.

"Tidak. Aku kembali ke apartemenku," jawab Renjun, pemuda manis itu kemudian menatap Jaemin disampingnya, "Ingin tidur bersama?"

Blush

Entah sudah keberapa kalinya Jaemin dibuat memerah oleh pemuda Huang itu. Renjun tertawa keras, wajah malu Jaemin memang lucu.

"Aku bercanda Jaemin-ssi, tak perlu malu seperti itu."

"Aku penasaran siapa yang mengajarimu menggoda seperti ini..."

"Aku belajar dari seseorang." Renjun menjawab dengan senyum manis. Tak menyadari raut wajah Jaemin berubah tak bersahabat.

Mata rubah Renjun kini menatap Restoran China yang baru saja dia dan Jaemin lewati. Tiba-tiba teringat kenangan manis yang jika diingat menjadi luka tersendiri bagi Renjun.

"Renjun...?"

Yang dipanggil Renjun, yang menengok si pemuda Jung. Wajah Jaemin yang tadinya datar bertambah datar saat melihat si pemanggil; Kim Seungmin.

"Apa yang kau lakukan dengan kekasihku, Jung?" Tanya Seungmin tajam.

"Kekasih?" Suara lain menyahut, seorang pria dewasa berwajah manis namun tampan dengan setelan Jas--sepertinya pebisnis.

Jaemin mengenal pria itu, Kim Doyoung, Ayah dari Kim Seungmin.

"Siapa kekasihmu?" Tanya Doyoung lagi, Seungmin sontak menunjuk Renjun yang masih memunggungi mereka.

"Renjun, kenalkan ini Ayahku." Ucap Seungmin, suaranya berubah manis membuat Jaemin mencibir tak suka.

Dasar Sok manis! Renjun bahkan lebih manis darimu.

Renjun berbalik, dengan wajah datar andalannya. Menatap Doyoung tanpa ekspresi bahkan tak membungkuk hormat.

"Kurasa aku pernah melihatmu." Ucap Doyoung, kerutan muncul didahi Jaemin.

"Tentu saja kau pernah melihatnya, Doyoung-ah. Dia anakku."

Deg

Netra rubah Renjun membulat horor saat melihat lelaki itu berdiri dibelakang Doyoung dan Seungmin. Tubuhnya menegang sempurna, dan otomatis tangannya meremat lengan kemeja Jaemin yang berdiri disampingnya.

"Ba-ba...?"

"Ketemu Kau, anak nakal."

To be continued...

Maap pendek boi...

A vs FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang