제 3 회

13.4K 2.3K 300
                                    

Tanganku gatel pengen update:)










"Renjun-ah, kau yakin bisa mengalahkan si kembar Jung?" Donghyuck buka suara.

Saat ini kedua sejoli itu tengah dalam perjalanan pulang menuju apartemen yang letaknya dekat dengan sekolah, karena itu mereka berdua berjalan kaki.

Keduanya memang tidak tinggal di rumah, Renjun berasal dari China dan bersekolah di Korea karena itu dia membeli apartemen sederhana dekat sekolah.

Sedangkan Donghyuck, rumahnya memang tidak terlalu jauh dari sekolah mungkin sekitar 30 menit naik mobil tapi setelah bersahabat dengan Renjun dan mengetahui lelaki mungil itu tinggal sendirian, Donghyuck juga ikut tinggal dengan Renjun di apartemen.

Orang tua Donghyuck juga tidak melarang anak bungsu mereka karena Renjun sudah dianggap anak di keluarga Lee.

"Aku bisa mengalahkannya" kata Renjun, Donghyuck menatap sang sahabat ragu.

"Kenapa? Kau meragukanku?" Tanya Renjun, Donghyuck mengangguk kaku.

"Renjun-ah, kertas ujianmu bahkan selalu kosong kalaupun ada isinya pasti cuman lima nomor... kau yakin bisa mendapatkan nilai 100 tanpa noda?"

Pundak Renjun langsung melemas, si mungil menghela nafas.

"Kau benar juga, Hyuck."

"Kau terlalu malas untuk mengisi kertas ujianmu, dulu bahkan aku yang mengisinya walau asal-asalan. Kerjaanmu itu hanya tidur dan menyumpah serapahi diriku"

Donghyuck langsung teringat beberapa kegiatan Renjun. Ketika di apartemen, lelaki mungil itu akan menghabiskan waktu didalam kamar untuk tidur, jika tidak tidur pasti melukis atau menggambar hal yang tidak jelas.

Renjun itu pemalas tingkat akhir, mungkin sebentar lagi lulus dan mendapat gelar S2.

"Aku ingin makan hotpot" celetuk Renjun

"Tiba-tiba?" Donghyuck menatap sang sahabat dengan pandangan terkejut.

"Kalau begitu nanti saat makan malam kita ke kedai Bibi Song"

▪▪▪▪

Pukul tujuh malam, Donghyuck dan Renjun sedang dalam perjalanan menuju kedai milik Bibi Song yang lumayan dekat dari gedung apartemen mereka.

Sesekali mereka berbicara random untuk mengiringi langkah mereka menuju kedai.

"Bagaimana kabar Ayah-papamu dan Mark-hyung?" Tanya Renjun, karena beberapa hari yang lalu Donghyuck kembali kerumahnya

"Ayah, Papa dan Mark baik-baik saja, Ayah sibuk dengan bengkel dan Papa sibuk dengan perusahaannya. Kenapa kau baru menanyakannya sekarang huh?"

"Aku sibuk"

"Kau hanya tidur-makan-tidur, apa itu yang kau sebutkan sibuk?"

"Yoop..." Donghyuck mendengus,

Mereka berdua telah sampai dikedai tak terlalu besar itu, membuka pintu hingga membuat lonceng didekat pintu itu berbunyi; tanda kedatangan tamu.

"Selamat datang..." Suara teriakan milik seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan Renjun dan Donghyuck. Keduanya tersenyum.

"Selamat malam, Bibi" Kedua pemuda itu membungkuk sopan.

Keadaan kedai tak terlalu ramai, hanya ada beberapa pasangan dan juga seoran pekerja yang sedang makan.

"Pesanan Seperti biasa?" Tanya Bibi Song, Renjun mengangguk lalu mencari tempat duduk dipaling pojok

"Tolong Samgyeopsal juga, Bi" pesan Donghyuck lalu mengikuti Renjun.

"Saat aku ke rumah kemarin, ada tetangga baru yang sangat tampan" Kata Donghyuck, sesaat setelah mereka berdua duduk disalah satu tempat duduk.

"Benarkah?" Renjun bertanya ogah-ogahan, Dia agak mengantuk sebenarnya.

"Heem! Mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi dan tampan tapi paman Taeyong agak sedikit imut dan cantik"

"Pasangan?" Kini Renjun mulai tertarik,

"Iyoop, Mereka pasangan! Paman Jaehyun dan paman Taeyong, dan aku baru tahu kalau ternyata mereka berdua adalah sahabat Ayah dan Papa"

"Ini dia pesanan kalian berdua" Bibi Song menginterupsi keduanya lalu meletakan segala makanan pesanan mereka berdua ke atas meja.

Renjun tersenyum girang lalu segera mengambil sumpitnya, tak perduli makanan itu masih panas Renjun.

Kegiatan Renjun hendak memasukan makanan kemulut terhenti saat Lonceng di pintu berbunyi, Renjun dan Donghyuck melihat kesana.

Dua orang lelaki-sepertinya pasangan-masuk dengan bergandengan tangan.

"Heol, Paman Jaehyun dan Paman Taeyong?" Kaget Donghyuck, Renjun menatap Donghyuck dan dua pasangan itu dengan tatapan kebingungan tapi tatapannya menjadi datar saat dibelakang pasangan itu ada si kembar Jung.

"Loh?! Jung Twins itu juga kesini?!" Kaget Donghyuck lagi,

"Apa yang mereka lakukan disini?" Tanya Donghyuck entah pada siapa.

"Eh, Donghyuck 'kan?" Donghyuck yang tengah menatap si kembar langsung teralihkan saat suara seseorang menyebutkan namanya.

Taeyong-salah satu dari pasangan tadi tersenyum manis padanya, sepertinya mengenali dirinya.

Donghyuck berdiri lalu membungkuk sopan, "Halo paman"

"Kamu juga makan disini?" Tanya Jaehyun-pasangan Taeyong sekedar basa-basi, Donghyuck mengangguk.

"Kalian juga?"

"Iya, kami disini dengan Putra kami... eh, sepertinya kalian seumuran. Mereka sekolah di Haebyeol tingkat akhir, kamu juga kan?" Taeyong bertanya pada Donghyuck sambil menunjuk si kembar.

Si sulung hanya tersenyum sedangkan si bungsu mengerutkan keningnya. Donghyuck memandang si kembar dengan tatapan Horor, Renjun? Dia memilih masa bodoh dan memakan Hotpot-nya.

"Jung Jeno dan Jung Jaemin anak paman?!" Donghyuck bertanya histeris, Taeyong dan Jaehyun mengangguk.

"Tapi kenapa mereka sangat menyebalkan berbeda denganmu paman?" Taeyong terkekeh mendengar penuturan Donghyuck, Jaemin mendelik tak terima.

"Apa maksudmu?!"

"Apa Paman tahu, anak Bungsu paman mempermalukan sahabatku Huang Renjun disekolah" Lapor Donghyuck.

Kening Jaehyun dan Taeyong mengerut, wajah Jaemin memucat.

Pasangan itu kemudian memilih untuk duduk bergabung dengan Donghyuck dan Renjun, untunglah kedai itu memiliki kapasitas kursi sampai tujuh orang di setiap meja.

"Jaemin mempermalukan siapa?"

"Sahabatku, Huang Renjun" Donghyuck menunjuk Renjun yang tengah makan. Yang ditunjuk seolah menulikan telinganya dan sibuk menyantap makanannya.

"Aku tidak! Appa, Abeoji aku ini anak yang baik" kata Jaemin membela diri, terdengar dengusan dari Renjun.

"Anak yang baik? bergonta-ganti pasangan, membuat gadis menangis, menghabiskan malam di Club, apa kau sebut itu perilaku baik?" Tanya Renjun di sela-sela kunyahannya.

"Aku mendapatkan nilai yang bagus, mengharumkan nama sekolah dan hal-hal berprestasi lainnya" Jaemin menatap Renjun tajam.

Kedua orang tua Jaemin beserta Donghyuck menatap kedua orang yang berdebat itu dengan tatapan bingung sedangkan Jeno tertawa geli.

"Percuma punya otak tapi kelakuan bejat"

Uhuk

"Jung Jaemin tolong jelaskan" suara rendah Jaehyun membuat Jaemin bungkam seketika.

To be Continued...

Haechan ama Renjun cepu😂

P.S: Jeno senyum-senyum bukan berarti dia gila yah yeoreobun, cuman ada sesuatu yang bikin mood dia bagus aja; makanya senyum terus:)

A vs FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang