"Nai aku disuruh ke ndalem sama ustadzah, gimana ini?" Tanya Zahra yang menampakan wajah di tekuk nya.
"Ya nggak gimana-gimana dong tinggal samperin aja toh," Jawab Naila yang tengah memakan snack kentang rasa BBQ kesukaan nya.
"Masalah nya itu lohh..hmm anu ada..."
"Ada Gus Zaki?" Naila memotong pembicaraan Zahra yang tengah menjelaskan.
"Bu..bukan" Zahra berbohong padahal dalam hati Nahh itu masalahnya.
"Jangan bohong deh, jelas jelas muka kamu menjelaskan kamu Malu kalau di ndalem ketemu sama Gus Zaki iya toh?"
"I..iya aku jujur tapi kamu jangan bilang siapa-siapa!"
"Rupanya ada yang sedang jatuh cinta..." Naila mencolek dagu Zahra dan menyipitkan matanya seperti seorang detektif yang sedang mengintrogasi.
"Apa sih gak lucu" Zahra membuang muka, kesal di goda goda seperti ini.
"Jangan marah dong Ra, sini sini cerita" Naila menghadapkan Zahra kepadanya.
"Aku cerita tapi jangan bilang siapa-siapa!" Kata Zahra.
"Siap Ra," papar Naila seraya mengangkat tangan membentuk hormat.
"Janji?" Zahra mengacungkan jari kelingking nya.
"Janji" kemudian Naila mengunci jari kelingking Zahra.
"Emm ini Nai apa ya, gak tau kenapa setiap kali melihat Gus Zaki hati aku deg deg gan terus Nai, ada perasaan beda setiap kali aku lihat Gus Zaki. Tapi aku sendiri gak tau ini perasaan apa" ujar Zahra pada naila.
Kali ini mereka tengah berada di ladang belakang pesantren, jarang sekali ada santri di tempat ini, sesekali hanya ada mbak dapur yang ingin mengambil beberapa sayuran untuk di masak, Zahra sengaja mengajak Naila ke tempat ini agar tidak ada orang yang melihat dan mendengar.
"OMG ohh noww gila gila Ra, Aku tau perasaan kamu itu apa" Naila begitu antusias dan kegirangan begitu mendengar curahan hati istri ehh curahan hati Zahra.
"Itu namannya cinta ra, Kamu tau kan cinta? C.I.N.T.A. Cinta?" Naila menjabarkan dengan sangat detail.
"Masa si Nai, Emang iya ini cinta?" Zahra bertanya dan mengerutkan dahi nya.
"Tentu iya, Sebagai manusia biasa yang diberi akal dan pikiran oleh Nya tentu jatuh cinta adalah hal yang wajar karena cinta adalah salah satu fitrah nya manusia, jangankan manusia hewan pun punya rasa cinta apalagi manusia, benar bukan? Cinta bukan hanya antara lawan jenis seperi ikhwan dan akhwat saja Ra, cinta antara ibu dan anak juga bisa. Tapi jangan biarkan cinta mu kepada Gus Zaki lalai akan perintah Allah, Kamu ngerti kan? Pasti ngerti lah udah pernah ngaji surah Al-Isra ayat 32 Kan?" Ujar Naila sangat bijak, tumben sekali akal nya kali ini digunakan untuk hal bermanfaat.
"Hmm Masya Allah iya aku ngerti, makasih pakar cinta kuuu" Zahra mencubit pipi Naila gemas.
"Aww sakit Ra" Keluh Naila mengusap kedua pipi nya.
"Haha maaf Nai, abis gemes liat pipi mu yang makin bulat, ngemil mulu si"
"Biarin" Ucap Naila dan melanjutkan memakan snack kentang yang tadi dimakan belum habis.
"Sedang apa ukhty disini?" Kali ini suara mbak-mbak bagian dapur yang tidak diketahui namanya tiba tiba datang dan menegur Zahra dan Naila. Sudah sebut saja dia mawar.
Tamat lah riwayat ku batin Zahra.
Mbak tadi yang sebut saja mawar karena tidak diketahui nama nya memperhatikan Zahra dan Naila dari ujung kaki sampai ujung kepala, berputar mengelilingi keduanya dan menampilkan wajah tegas dan lihat saja matanya seperti seseorang yang tengah mengintrogasi. Sementara Zahra dan Naila sendiri saling senggol menyenggol berharap ada keajaiban supaya mereka bisa menghilang dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (On Going)
Teen Fiction❎ kadar baper+humor tinggi! [Spiritual-Humor-Romance] ___________ Kisah cinta ini akan sama seperti Sayyidana Fatimah Azzahra kepada Ali bin Abi Thalib namun aku tak bisa memastikan bahwa kamu seperti Ali yang membalas cinta fatimah. Sungguh kisah...