wisuda Marwah

808 82 8
                                    

"Alhamdulilah kak, Umi bersyukur banget punya anak kayak Marwah, Zahra dan Aksa. Semua anak umi sholeh dan sholeha, Umi bangga sama kalian" Ucap umi lirih dan ada air mata di setiap sudut matanya.

"Iya Umi, ini semua berkat doa dan dukungan umi dan abi" Ucap Marwah yang duduk di samping umi nya.

"Aksa juga sebagai anak bangga banget punya ibu kayak Umi" Seru Aksa yang tengah mengemudi mobil.

Ya sekarang mereka sedang melakukan perjalanan pulang setelah menghadiri acara wisuda Marwah, Sudah seharian mereka berada di kota Yogyakarta di rasa sudah tidak ada kepentingan lagi di kota ini, mereka memutuskan untuk pulang.

Bang Aksa yang mengemudi dan ada Abi di sampingnya serta di bangku belakang ada Umi dan Marwah dan jangan lewatkan ada istri bang Aksa bernama Hawa dan si kecil Reza di pangkuannya.

"Rencana kedepannya nya mau seperi apa Mar?" Tanya abi pada Marwah.

"Rencana nya si Marwah pengen ngajar bi."

"Ngajar dimana toh?" Kali ini umi yang bersuara.

"Ya ngajar dimana aja Mi, di madrasah di sekolah biasa juga gak papa ko," ujar Marwah yang sudah memegang predikat nya sebagai sarjana guru dalam bidang pendidikan agama islam.

"Nanti abang carikan ya tempat yang cocok buat kamu ngajar," Seru bang Aksa.

"Iya bang" Jawab Marwah.

Karena perjalanan masih sekitar 1 jam an lagi semua isi mobil tertidur kecuali bang Aksa yang tengah menyetir dan ada Marwah yang menatap jalanan malam yang dipenuhi lampu-lampu pinggir jalan dan lampu dari kendaran lain.

Aku kembali Gus.

Guman Marwah dan tersenyum.

______

Seorang perempuan tengah duduk bersandar di bawah pohon rindang pohon tersebut tentunya mempunyai nama, namun nama nya sangat berbeda dari pohon lain nya pohon ini bernama pohon 'cinta' terdengar aneh bukan? Tapi ini kenyataan pohon ini adalah saksi bisu kisah mereka yang pernah mondok dan menetap di pesantren ini. Selain menyebut namanya dalam doa para santri putri maupun santri putra pun menuliskan nama pasangan nya di pohon ini dengan harapan orang yang dituliskan bisa mencari orang yang menulis.

Perempuan itu adalah Zahra tapi Zahra hanya singgah saja dia memilih meneduh dan menuliskan isi hatinya pada buku diary berwarna hitam buku yang menjadi teman menulisnya dari zaman Mts.

Dengan menjadikan lutut sebagai sandaran menulis, Zahra menuliskan seorang ikhwan yang beberapa bulan ini mengganggu pikiran dan hati nya. Dia tak mau jika perasaan ini menjadi kesalahan yang membuat diri nya rugi dan lalai dan dengan harapan mungkin menulis perasaannya bisa terbagi dengan buku ini pikirnya.

Tanpa Zahra sadari ada seseorang sedang memperhatikan nya dari jauh.

Kringgggg....

Bel berbunyi menandakan waktu istirahat habis lantas Zahra yang tengah asyik pun langsung mengakhiri kegiatan nya dan langsung bergegas ke kelas. Zahra berlari mengingat hari ini ada mata pelajaran Hadist bisa kena takzir kalau sampai dia telat.

BRUKKK

Zahra terjatuh tidak melihat ada batu di depan dan alhasil dia tersandung Zahra meringis kesakitan untungnya ada dua santri putri yang mengampirinya.

"Zahra kamu gapapa?" Tanya santri itu.

"Sss aku gapapa kok, cuman kaki aku sedikit sakit." Zahra meringis

Gus Zaki yang yang melihat kejadian ini langsung menghampiri Zahra dan terlihat dari wajahnya ada perasaan khawatir.

"Ada apa ini? Kenapa bisa kayak gini" Tanya Gus Zaki dengan tempo yang cepat.

"Ini Gus, Zahra tadi terjatuh dan kaki nya sakit"

Gus Zaki menghampiri Zahra dan menyentuh kaki Zahra yang terluka tetapi untungnya Zahra memakai kaos kaki. Zahra yang mendapat perhatian yang kurang pantas pun merasa tak nyaman.

"Saya gapapa ko Gus, ini luka kecil" ucap Zahra.

"Luka kecil kalau gak diobatin akan jadi luka besar" Jawaban Gus Zaki membuat Zahra tersentak.

"T..tapi"

"Sudah diam"

Mau kamu segalak apapun kenapa hatiku berontak tiap kali melihatmu Gus batin Zahra

"Kalian berdua bawa Zahra ke UKP( Unit Kesehatan Pesantren)" Suruh Gus Zaki pada dua orang tadi.

"Baik Gus, Mari Zahra." Dua orang tadi pun membantu Zahra berdiri dan menuntunnya berjalan.

Kenapa aku gak bisa lihat kamu terluka sedikitpun Zahra, Ucap Gus Zaki yang melihat punggung Zahra semakin jauh.

Gus Zaki menginjak sesuatu dan tak disangka menemukan buku diary, dia langsung berfikir ini punya Zahra. kenapa Gus Zaki bisa tau ini punya Zahra? ya karena tadi dia yang melihat diam-diam Zahra yang tengah menulis di bawah pohon.

"Ini kan buku diary nya Zahra," kata Gus Zaki dan membuat Gus Zaki yakin ini buku Zahra adalah ada tulisan di buku itu.

Assalamualaikum, Buku ini punya Ara.

Waalaikumsalam, Aku tau kok

entah dorongan dari mana Gus Zaki menjawab tulisan itu yang jelas Gus Zaki merasa terhibur dan penasaran isi buku ini, perlahan Gus Zaki membuka cover nya dan langsung membuka halaman terakhir Zahra menulis.

Mungkin ini sudah Qodarullah Gus Zaki membaca tulisan Zahra yang tertuju untuknya.

Gus...

Waktu itu pertama kali melihat mu di kelas terbesit perasaan aneh di hati ini, aku gak tau ini perasaan apa yang jelas perasaan ini membuat ku tak nyaman. Awalnya aku berfikir mungkin ini perasaan normal seorang manusia bila melihat seseorang yang baru dikenal namun semakin kesini perasaan ini semakin menjadi-jadi,Dan untuk mendapat jawaban perasaan apa ini? Aku berdoa di setiap sholat ku dan mendapat jawaban dari-Nya bahwa ini Cinta.

Mungkin kisah cinta ini akan sama seperti Sayyidana Fatimah Azzahra kepada Ali bin Abi Thalib namun aku tak bisa memastikan bahwa kamu seperti Ali yang membalas cinta fatimah. Sungguh kisah ini sangat menarik, dan untuk mu Gus Aku berharap kamu bisa seperti Ali.

Namun Jika kisah ini tak seperti kisah Fatimah dan Ali setidaknya aku akan menjadi Zulaika yang mengejar cinta Yusuf namun Yusuf tak mencintainya tetapi Zulaika mengejar cinta Allah dan Allah mendekatkan Yusuf kepadanya.

Memang 2 kisah cara mencintai ini sulit karena aku harus menjaganya dalam doa dan diamku tetapi
AnnaUhibukafillah Gus dan Semoga Allah membantuku.


tertulis di bawah pohon

Anindita Azzahra Mahesa

Deg

Gus Zaki kaget membaca nya

Apa tulisan ini tertuju untuk ku. Jadi selama ini perasaan yang aku rasakan Zahra pun merasakannya. Tapi Gus yang dimaksud disini siapa? Gus kan bukan hanya aku saja, Zaki zaki udah lah gak mungkin Zahra suka sama kamu batin Gus Zaki.

AZZAHRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang