"Kak Marwah," Zahra langsung memeluk hangat sang kakak, begitupun sebaliknya Marwah mengelus sayang punggung adik bungsu nya.
"Ara..." Ucap Marwah seraya melepas pelukannya, "Sehat Ra?" lanjutnya.
"Seperti yang dilihat, Ara sehat kak," jawabnya dengan semangat tanpa disadari ada kiyai Zikra dan ustadzah kulsum yang memperhatikan tingkah manjanya pada sang kakak.
"Alhamdulilah..." ucap Marwah, kiyai Zikra dan ustadzah kulsum bersamaan.
Ucapan mereka membuat Zahra seketika merasa malu-malu kocing.
"Ekhem, ada yang lagi kangen-kangen nan nih, ustadzah tinggal yah, yuk bi," ucap ustadzah seraya mengajak kiyai Zikra.
"Kamu tau cita-cita kakak apa?" tanya Marwah.
"Guru." ucap Zahra cepat.
"Tepat! Dan itu sudah kakak capai, kakak ngajar di pesantren ini Ra," tergambar jelas mimik muka bahagia yang terpancar dari wajah Marwah, tak beda jauh dengan Zahra gadis itu juga memasang wajah kaget tak percaya sekaligus senang karena dia bisa sedekat ini lagi dengannya, "kakak serius?" Zahra melotot dan mengguncang pelan tubuh Marwah.
"Dua rius," jarinya membentuk huruf V.
Mungkin perbedaan umur yang tidak jauh membuat mereka seakrab ini, "deket dong sama Ar.."
"Ekhem," deheman Gus Zaki memotong pembicaraan Zahra.
"Boleh saya angkat?" tanya Gus Zaki.
Zahra dan Marwah saling menatap heran apa yang dimaksud mahluk yang ada di depannya ini. "Apanya?" Tanya mereka bersamaan.
"Hatinya," ucapnya singkat dengan menyunggingkan senyum manisnya, entah untuk siapa gombalan receh itu yang jelas Marwah dan Zahra dibuat meleleh. Sediakan tandu rasanya sudah tak kuat untuk berdiri.
"Jangan terlalu serius, itu yang mau saya angkat," tunjuknya pada tas Marwah.
Wek, ternyata tas! tuhkan jadi cewe jangan terlalu serius gitu, ga baik untuk kesehatan hati.
Tanpa persetujuan dari si pemilik Gus Zaki mengangkat dan membawanya pada kamar kosong di luar Ndalem bersebelahan dengan kamar santri putri.Zahra dan Marwah mengikuti arah gus Zaki dari belakang, dan punggungnya berhenti di salah satu kamar.
"Ini kamarnya, kalau butuh apa-apa panggil aja," gus Zaki pergi dari dari hadapan mereka.
Baru beberapa langkah, "Gus..." panggil Marwah, Gus Zaki menoleh, "Makasih," ucap Marwah dan hanya dijawab oleh anggukan.
Tak sengaja Gus Zaki mendengar percakapan antara Marwah dan Zahra, dia baru tau gadis itu adalah adik teman masa kecilnya.
_____
Selepas kegiatan Ashar selesai, Zahra mengajak Siti dan Naila untuk bertemu dengan kakaknya, memperkenalkan kedua primadona pesantren.
Kitab dipelukan memakai sarung serta atasan yang panjangnya menutupi pantat dan tak ketinggalan sendal swalow yang harganya kurang dari sepuluh ribu melekat pada ketiga sejoli ini, memang tak sekeren remaja diluar sana tapi yang mereka pikirkan selagi nyaman dan tak melanggar syariat oke aja si.
Di perjalanan menuju kamar Marwah, tak sengaja mereka berpapasan bertemu 2 musuh bubuyutan siapa lagi kalau bukan Naila dan Juki, dari kejauhan Juki sudah menyeringai seolah mempunyai 1001 ide untuk menjahili lawannya ini. "ekhem mau kemana nih?" tanya Juki.
"Waalaikumsalam," ucap Naila menyindir Juki yang tak mengucap salam.
"Assalamualaikum ya ukhtyyyy," kata Juki menohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (On Going)
Teen Fiction❎ kadar baper+humor tinggi! [Spiritual-Humor-Romance] ___________ Kisah cinta ini akan sama seperti Sayyidana Fatimah Azzahra kepada Ali bin Abi Thalib namun aku tak bisa memastikan bahwa kamu seperti Ali yang membalas cinta fatimah. Sungguh kisah...