Bismillahirrahmanirrahim allahummasholi alaa Muhammad
•••"Mas Ali?"
Bu Sintya menutup mulutnya tidak percaya, sosok yang bertahun-tahun meninggalkan nya. Sekarang ada di depan matanya. Dengan senyum yang dirindukan.
"A- Assalamualaikum?" ucap Pak Ali dengan sedikit gugup. Bu Sintya tidak bisa menahan air matanya lagi. Kebahagian haru itu mengundang penasaran dari Haidar, Aghata dan Aulia.
"Wa'alaikumsalam," jawab Bu Sintya sembari menangis terisak. Haidar begitu terkejut mendapati sosok ayahnya ada di hadapannya. Padahal Haidar belum memberikan pilihannya.
"A-ayah?" ucap Aulia yang seraya tidak asing dengan orang itu. Sedangkan Pak Ali mengernyit bingung. Pak Ali hanya tahu anaknya adalah Haidar.
"Ah, mari masuk, mas. Kita bicarakan semuanya di dalam." Bu Sintya mengajak semuanya masuk. Terlihat sekali raut bahagia dari Bu Sintya. Sedari tadi ia tidak henti-hentinya tersenyum.
Haidar menyadari pula hal itu. Haidar hanya berharap, semoga ayahnya benar-benar kembali kepelukan bundanya. Dan benar-benar membahagiakan bundanya.
"Sintya, aku minta maaf atas yang lalu," ucap Pak Ali sembari menunduk. Bu Sintya tersenyum lebar, tanpa Pak Ali meminta maaf pasti bu Sintya sudah memaafkannya.
"Aku--"
"Assalamualaikum?" ucapan Pak Ali terhenti akibat suara salam itu. Semuanya refleks menoleh kearah pintu. Aulia beranjak membukanya, setelah salam itu dijawab.
Terdapat Haura dan juga Pak Rey yang datang. Pak Rey terlihat terkejut melihat adanya Pak Ali. Pak Rey baru tahu jika Pak Ali sudah keluar dari penjara.
Pak Ali lantas berdiri, ia langsung memeluk erat sahabat lamanya itu. Pak Ali menepuk-nepuk pundak Pak Rey sembari sedikit terisak.
Pak Rey ikut membalas pelukan itu. Sahabat lamanya yang berkhianat akibat cinta. Mengobrak-abrik rumah tangganya akibat Pak Ali mencintai istrinya Pak Rey.
Berkali-kali Pak Ali mengucapkan kata maaf. Kata yang terdengar sangat lirih. Pak Rey melepaskan pelukannya.
"Sudah, aku sudah maaf kan. Ara pasti juga sudah memaafkan mu. Dia ... dia sudah istirahat dengan tenang."
Pak Rey meneteskan air matanya, mengingat istri tercintanya itu. Pak Ali terlihat terkejut mendengarnya. Ia baru tahu jika Ara -istri Pak Rey- telah tiada.
"Turut berduka cita, Rey. Maaf atas semuanya." Pak Ali menepuk lengan Pak Rey. Dan diangguki Pak Rey, setelahnya Pak Ali menatap Haidar. Pak Ali memeluk erat anaknya itu.
Sama seperti tadi, Pak Ali berulang kali mengucapkan kata maaf. Meski Haidar tidak tahu betul apa yang terjadi, tapi setidaknya Haidar bisa menangkap ada kesalahan di masa lalu orang tua dan mertuanya itu.
Haidar melepaskan pelukannya, ia tersenyum lebar dan mengangguk.
"Iya, ayah. Haidar sudah maafkan."
"Ayah akan berusaha menbahagiakan mu. Ayah tidak akan berniat memisahkan kamu dengan istrimu. Maafkan ayah."
Setelahnya Haidar kembali memeluk Pak Ali dengan erat. Entah apa yang telah terjadi hingga Pak Ali mau kembali dan seperti ini. Tapi yang jelas Haidar tahu, ini adalah rencana indah Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humaira Aghata Asilla[Selesai]
أدب المراهقين[Sekuel dari Jodohku ya Kamu] [SELESAI.] Gadis berparas cantik yang begitu mencintai Allah Ta'ala. Sampai karna cintanya kepada sang Rabbi, ia malas untuk memikirkan perihal jodoh. Meski pun umurnya sudah menginjak usia 22 tahun. Ia pasrahkan jodoh...