Bel pulang sekolah sudah berdering lima belas menit yang lalu. Satria melirik ke gerbang dalam SMA Dharma, menunggu Camelia bersama Chelsa keluar dari sana.
Sebenarnya, Satria agak gugup sekarang. Selama satu tahun sekelas, ia amat sangat jarang mengobrol dengan Chelsa. Lalu, dengan tiba-tiba, ia akan mengantarnya pulang.
Aneh banget, kan?
Kalau Satria jadi Chelsa, tentunya ia bakal menganggap dirinya sendiri aneh.
"Tuh, Satrianya!"
Satria refleks menoleh. Ia berdehem pelan, berpura-pura tidak melihat ke arah Camelia dan Chelsa yang baru sampai di parkiran.
"Malu, Mel," bisik Chelsa, hendak berbalik masuk lagi ke dalam sekolah. "Gue kan, gak deket-deket amat sama Satria."
Camelia menggelengkan kepalanya, mendorong paksa Chelsa agar mendekat pada Satria. "Gak boleh malu, Chel. Repotin aja gapapa. Anaknya pasti ikhlas, kok."
Apalagi kalau yang ngerepotinnya itu elo, batinnya nyinyir.
"Tapi---"
"WEY, SATRIA!" teriak Camelia memotong ucapan Chelsa.
Bibir tipis Chelsa terkatup rapat. Hampir seluruh pasang mata yang ada di parkiran menatap ke arahnya. Emang ya, yang namanya Camelia itu urat malunya udah putus.
"Apaan," sahut Satria sok cool.
Yang malah membuat Camelia mau muntah saking jijiknya. Satria yang biasanya slengean dan iseng itu mendadak kalem di depan gebetan. Tapi di mata Camelia jatuhnya malah kayak orang yang cupu dan kaku.
Tangan Chelsa ditarik halus, dibawa menghadap ke Satria yang masih berdiri di samping motornya. "Anterin Chelsa, ya. Jangan sampai lecet. Temen gue, tuh," ucap Camelia sambil menunjuk gadis berambut sebahu itu dengan dagu.
"Gak usah deh, Satria. Gak ja---"
Mata Camelia membalak. "Apaan gak jadi? Jadi kok, jadi!" serunya heboh.
Satria hanya tertawa kecil, mengambil helm putih yang ia gantungkan di stang motor. Helm yang dulu ia bawa untuk jaga-jaga itu akhirnya dipakai oleh Chelsa. Padahal sebelumnya, ia tak pernah berekspektasi akan mengantar Chelsa pulang. "Yuk, Chel," ajaknya.
Chelsa melirik Camelia, yang dibalas pelototan oleh teman sebangkunya itu. "Hah? Oke, ayo."
"Hati-hati ya, kalian. Kalau besok jadian jangan lupa PJ-nya." Camelia melambaikan tangannya di udara.
Satria hanya menghela napas kasar melihat kelakuan random partner-nya itu. Kok bisa sih, ada manusia kayak Camelia? Tapi, mau gimana pun juga, Satria butuh Camelia untuk lebih dekat dengan Chelsa.
Perlahan, motor Satria melaju meninggalkan parkiran SMA Dharma yang masih ramai. Menyisakan Camelia yang tersenyum lebar melihat misi pertamanya untuk Satria berjalan lancar.
___
"Makasih, ya."
Chelsa mengulurkan helm putih milik Satria ke depan pemuda berjaket denim itu. Jemarinya terangkat merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin.
Di atas motornya, Satria balas tersenyum. "Sama-sama, Chel."
"Kalau gitu, gue masuk dulu, ya?" pamit Chelsa, dengan ragu menunjuk ke arah rumah di belakang punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched | Sunwoo, Chaeyoung
FanfictionSatria naksir Chelsa, Camelia naksir Barga. Mereka bekerja sama untuk mendapatkan pujaan hati masing-masing. Tapi, coba tebak siapa yang akhirnya malah jatuh cinta? a sunwoo-chaeyoung fanfiction. dharma universe. lokal!au