11. "Mau Lo Apa, Sih?"

400 95 9
                                    

BRAK!

Koridor kelas 11 yang seharusnya sepi karena KBM sedang berlangsung tiba-tiba berubah ramai oleh orang-orang yang berkerumun ingin tahu. Bahkan, guru-guru sampai berhenti mengajar dan berlari keluar kelas.

Barga menarik kerah seragam Satria, melemparnya hingga menabrak dinding kelas 11 IPS 5, kelas paling ujung di deretan kelas 11 lantai dua SMA Dharma. Rahangnya mengeras karena amarah yang tiba-tiba memuncak sedangkan matanya berkilat penuh emosi menatap Satria yang sekarang tersungkur dengan ujung bibir sobek mengeluarkan darah segar.

"Lo harusnya sadar diri, bajingan! Gak usah deket-deket Chelsa!" teriaknya kalap sembari menendang Satria yang hendak bangkit melawan.

Persetan dengan fakta bahwa Satria adalah salah satu teman terdekatnya di SMA dan fakta bahwa tadi pagi pemuda itu masuk UKS karena sakit. Nyatanya, Barga tak bisa menahan diri jika sudah berkaitan dengan Chelsa, sepupunya.

"Lo tau nggak, kelakuan lo kemarin berhasil bikin Chelsa nangis semalaman!"

Tak henti-hentinya Barga berteriak pada Satria yang masih terduduk lemah di lantai.

Jika ditanya bisa atau tidak melawan Barga, tentu Satria akan menjawab bisa. Tapi, ia berpikir dua kali karena Barga itu bukan orang lain. Barga itu teman baiknya.

Barga berlutut, menarik kepala Satria seakan menjambak agar pemuda itu menatapnya tepat di mata. "Kalau dari awal lo emang naksir Camelia, seharusnya jangan pernah mikir buat deketin Chelsa!" sentaknya dengan suara serak yang dalam.

Satria berdecih pelan, mengubah tatapan menjadi tajam. Ia menepis kasar tangan Barga yang bertengger di kepalanya lalu bangkit menendang Barga tepat di bahu.

"Lo gak usah sok tau, anjing!" serunya benar-benar marah.

Kali ini, gantian Satria yang menarik kerah seragam Barga. Kemudian memukul ulu hati pemuda itu hingga Barga meringis menahan sakit.

Tangan Satria tak henti-hentinya bergerak. Ia meninju rahang tegas Barga berkali-kali. Setelah Barga tersungkur di lantai, ia menginjak-injak perut pemuda itu dengan brutal.

Jangan lupa fakta bahwa Satria adalah salah satu berandalan di SMA Dharma. Berkelahi dan tawuran sudah seperti makanan sehari-hari. Bahkan, ia dijuluki 'singa paling liar di lapangan' karena kemampuan bela dirinya. Namun akhir-akhir ini ia jarang ikut kegiatan seperti itu.

Sejak ia bekerja sama dengan Camelia beberapa waktu yang lalu.
"Lo tau gak Camelia hampir dicelakain anak SMA Bakti karena lo tinggalin di pinggir jalan?! Mikir gak sih, lo?! Camelia itu cewek!"

Pukulan Satria kembali melayang, mendarat di tulang pipi Barga. Dadanya naik turun karena emosi yang kian memuncak setiap detiknya.

"Terus lo anggap Chelsa apa, bangsat?!" teriak Barga balik. "Lo---"

"HEEE ADA APA INI?!"

Ucapan Barga terhenti karena Bu Niar, Bu Nike, dan Pak Suyanto sudah berlari mendekat diikuti siswa-siswi kelas 11 di belakangnya.

Satria melepaskan cengkramannya, berdiri tegak seolah menunggu ketiga staff kesiswaan itu sampai di depannya.

"SIAPA SURUH BERANTEM, HAH?!" seru Bu Nike marah. "KALAU MAU BERANTEM SANA DI RING TINJU!"

Bu Nike langsung menarik Satria agar sedikit menjauh dari Barga yang masih tersungkur di lantai. "KAMU UDAH SERING TAWURAN SAMA ANAK SEBELAH! SEKARANG TEMEN SENDIRI KAMU TAWUR?!"

"Dia yang mulai duluan, Bu," elak Satria sembari mengusap hidungnya kecil.

"TAPI KAMU LIAT DONG ITU TEMENMU SAMPAI HAMPIR MATI GITU!" lanjut Bu Nike.

Switched | Sunwoo, ChaeyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang