4. Ketemu

365 101 16
                                    

Satria lupa bilang satu hal tentang misi ini kepada Camelia.

Jangan sampai ketemu atau papasan waktu lagi jalan sama gebetan masing-masing.

Tapi, namanya nasi sudah menjadi bubur, peristiwa yang sudah terjadi gak bisa diulang atau diputar balik.

Setelah Satria menjemput Chelsa di rumahnya---kali ini ia sudah memastikan Papanya tak ada di rumah---mereka berdua berencana untuk pergi ke Gramedia lalu pulangnya makan. Katanya Chelsa mau mencari novel baru adaptasi dari Wattpad.

"Serius nih, gapapa lo nemenin gue ke Gramed?" tanya Chelsa hati-hati soalnya penampilan Satria itu gak mencerminkan anak yang mau-mau aja diajak ke Gramedia.

Kira-kira penampilan Satria tuh, begini: Celana jeans robek-robek, kaos hitam, sama leather jacket hitam. Kelihatan seram kayak anak geng motor di mata Chelsa.

"Gapapa, santai aja," ucap Satria sambil sesekali melirik Chelsa yang memainkan tali tasnya gugup.

Hari ini Chelsa cantik. Banget. Padahal cuma pakai dress motif floral sama flat shoes putih tapi kalau bajunya Chelsa yang pakai jadinya lebih bagus dari biasanya.

Mereka berdua keluar dari lift, melangkah menuju Gramedia yang lumayan ramai malam itu. Chelsa segera menuju rak bagian novel sementara Satria iseng melihat-lihat buku SBMPTN.

Sampai tiba-tiba Satria mendengar suara yang familiar di telinganya. Suara yang belakangan ini sering banget ia dengar.

"Kemaren gue nyoba-nyoba belajar lettering, tapi masih pake spidol. Jadi hari ini mau beli brush pen."

Lah, itu kan suaranya si Unta alias Camelia? pikir Satria.

Ia melirik ke arah Chelsa yang masih sibuk memilih novel, kemudian meletakkan buku SBMPTN-nya di tempat semula.

Dengan ragu, Satria berbalik. Dan benar saja dugaannya. Camelia sedang bersama Barga di rak stationary.

Aduh.

Satria berbalik lagi, mengendap-endap mendekat ke arah Chelsa yang masih anteng membaca sinopsis di bagian belakang novel.

"Chelsa!"

Terlambat.

Barga berseru begitu netranya menangkap eksistensi Chelsa. Ia segera menghampiri gadis berambut sebahu itu. Sedangkan Camelia mengekor di belakang dengan raut wajah pasrah.

"Lo bareng Satria, Chel?" tanya Barga sambil tersenyum tipis.

Chelsa mengangguk. "Iya, tadi gue diajakin jalan. Sekalian aja gue ajak dia ke Gramedia soalnya gue mau cari novel baru," jawabnya riang.

"Dih, yang kemaren aja belum selesai," cibir Barga.

"Biarin lah." Chelsa sewot sendiri. Tapi tak lama kemudian mereka berdua tertawa bersamaan.

Sedangkan dua orang yang berdiri di belakang mereka sekarang malah saling lirik. Tak tahu menahu tentang situasi aneh yang tengah mereka hadapi.

"Lo gak bilang Barga kenal sama Chelsa deh, Sat," bisik Camelia sambil menyikut perut Satria dari samping.

Satria meringis pelan, memelototi Camelia karena dirinya hampir teriak barusan. "Sakit, ego!" pekiknya sebal. "Gue juga baru tau sekarang."

Helaan napas kasar Camelia menguar di udara. Bete banget sekarang malah dikacangin sama Barga.

"Eh, gimana kalau kita berempat makan bareng?" saran Barga setelah agak lama mengobrol berdua dengan Chelsa.

Gadis berambut sebahu itu mengangguk semangat. "Ayo, ayo. Udah lama gak makan bareng," balasnya antusias sendiri.

Switched | Sunwoo, ChaeyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang