3. Blind Date

422 98 14
                                    

Setelah misi pertama gagal total, Camelia dan Satria mulai menyusun rencana untuk misi kedua. Kali ini mereka memilih rooftop sebagai tempat mengobrol sambil mengerjakan PPT Ekonomi. Mereka satu kelompok soalnya. Sebuah kebetulan yang menguntungkan.

Waktu Camelia menawarkan diri mengerjakan PPT itu bersama Satria, teman-teman satu kelompoknya melongo saking kagetnya. Tapi mereka bersyukur akhirnya Camelia dapat hidayah.

Yah, gak tau aja ada maksud terselubung dibalik rajinnya Camelia kali ini.

"Gue yakin misi yang ini pasti berhasil." Camelia menjentikkan jarinya semangat.

"Kemaren juga yakin tapi gagal," celetuk Satria yang sedang fokus dengan ponselnya.

"Itu mah beda lagi," Camelia menyanggah. Gadis yang hari ini tumben-tumbenan dikucir kuda itu mengeluarkan buku kecil dari saku seragam pramukanya.

Demi misi kedua ini, Camelia rela menggali informasi sedalam-dalamnya tentang Chelsa. Mulai dari kesukaan, hobi, sampai zodiak juga ia tuliskan di buku tersebut.

"Listen to me ya, Sat," ucapnya, mulai membuka lembaran pertama.

Satria mengunci ponselnya, fokus menyimak penjelasan Camelia.

"Chelsa gak suka film horror. Dia lebih suka film romance atau comedy."

"Chelsa gak suka telur rebus. Jangan ajak dia makan makanan yang ada telurnya."

"Chelsa anti---eh, gak suka sama cowok yang penampilannya gak rapi. Ya, kurang lebih kayak penampilan lo sehari-hari. Urakan, gak jelas, dan lain sebagainya."

Mata Satria membelalak lebar. Rasanya mau marah sama Camelia tapi ia tahan-tahan. Biarin lah, namanya juga Camelia.

"Terus?" tanyanya karena Camelia tiba-tiba terdiam tanpa sebab.

Camelia menatap satu kalimat di bukunya lamat-lamat. Tak tahu kapan dan kenapa ia malah menuliskan itu bersama rentetan fakta Chelsa Kanaya.

Ia menutup buku kecilnya. "The end," ucapnya riang.

Kening Satria mengernyit dalam. "Udah?" tanyanya bingung. "Segitu doang?"

"Hm. Giliran lo."

Satria meng-unlock ponselnya, membuka note yang ia beri judul 'Barga'. Sama halnya seperti Camelia, ia pun rela menyogok Barga dengan satu cup thai tea demi fakta-fakta ini.

"Barga suka film action, gak suka makanan Italia kayak pasta atau pizza, kalau jalan sama dia pasti dia suka random ngajakin ke toko yang jual action figure Marvel, dan terakhir, dia gak suka sama cewek tomboy."

"Hah?" teriak Camelia kaget. Fakta terakhir itu membuatnya seakan tertohok. Bagaimana kalau di mata Barga ia terlihat seperti gadis tomboy yang barbar?

Satria tertawa kecil. "Udah lah, lu mundur aja sana," ucapnya tanpa beban.

"Ih, tapi gue gak tomboy kan, Sat?" tanya Camelia panik.

"Nggak tau," celetuk Satria iseng.

Camelia menjulurkan tangannya, merebut paksa ponsel hitam Satria dari tangan pemiliknya. "Mana sini gue liat!"

"Eh, eh, apaan! Gak boleh!" pekik Satria.

Terlambat.

Ponsel hitam Satria sudah terangkat tinggi-tinggi. Camelia menyipitkan mata, membaca kata demi kata di layarnya.

"Mana ih gak ad---AAHH!"

Kaki Camelia tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Ia berteriak kaget ketika tubuhnya menimpa tubuh Satria hingga kepalanya terbentur dada pemuda itu. Sedangkan tangannya otomatis memegang leher Satria.

Switched | Sunwoo, ChaeyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang