Bukannya semakin membaik, hubungan pertemanan Satria dan Camelia malah semakin memburuk pasca kejadian tadi siang.
Sebenarnya Camelia sudah tak marah lagi. Justru sekarang ia semakin bingung karena Satria seakan memberi kode bahwa pemuda itu menyukainya.
"Emang gue gak boleh suka sama lo?"
"ARGH!"
Camelia mengacak rambutnya frustrasi. Sedari tadi pikirannya hanya terfokus pada Satria. Padahal ada tugas yang harus segera ia selesaikan malam ini.
Ia menggigit bibir, menyandarkan tubuh pada headboard ranjang dengan kaki menendang tumpukan buku dan berlembar-lembar kertas hingga berjatuhan. Sedahsyat itu efek Satria baginya.
"Kenapa sih lo tiba-tiba berubah kayak gitu? Hati gue gak siap!" rengeknya sembari memukuli boneka beruang pemberian kakaknya di ulang tahunnya tiga tahun lalu.
"Gue tuh gak bisa diginiin! Harusnya lo bilang kalau mau conf---"
"TEH CAMEL BERISIK! GUE LAGI BIKIN VIDEO!"
Ucapan Camelia sontak terpotong oleh teriakan Dean dari kamar sebelah. Gadis itu mendelik lalu balas berteriak, "VIDEO LO AJA SURUH DIEM!"
"HEEE SINTING!"
Camelia mencibir kecil, memutuskan meraih ponsel yang tergeletak di dekat kakinya. Untung tadi tak tertendang seperti buku-bukunya yang sekarang berakhir mengenaskan di kolong kasur.
Biasanya sih, jam tujuh malam Irreversible stasiun radio sekolah bakal siaran. Mungkin mendengarkan siaran radio bisa membuatnya sedikit tenang.
Tapi, baru saja Camelia meng-unlock ponselnya, tiga pesan masuk dari Raeka.
Eh, Raeka?
Raeka:
mel buka radio
Raeka:
ada pesan buat lo
Raeka:
nanti dibacain sama callia di irreversibleCamelia:
pesan apaan?Karena tak ada balasan, Camelia segera membuka radio lalu memasang earphone putihnya ke telinga.
Suara khas Callia dan Dimas langsung menyapa indera pendengarannya.
"Sekarang kita bacain pesan ketiga malam ini," ucap Callia riang dengan suara sedikit serak. Gadis itu berdehem pelan, melegakan tenggorokannya. "Teruntuk siswi langganan masuk BK anak 11 IPS 2, dari calon menantu kesayangan Bunda."
"Edun lah anjir udah menantu-menantuan aja!" pekik Dimas heboh.
Sementara itu, Camelia terdiam. Apa katanya tadi? Calon menantu kesayangan Bunda? Jadi, bukan Raeka yang mengirim pesan?
Camelia menipiskan bibir, lanjut mendengarkan siaran radio.
"Gue minta maaf kalau gue bikin lo marah lagi. Gue suka sama lo. Mungkin lo bener, kita itu cuma temen. Tapi, apa gue gak boleh suka sama temen gue sendiri? Perasaan gue gak sebercanda itu.
Lo emang belum jadian sih, sama dia. Tapi gue mau request lagu ini. Biar lo tau, setulus apa perasaan gue ke lo."
Mata Camelia menyendu. Ia tidak bermaksud membentak Satria tadi siang. Itu... refleks. Refleks karena ia tak ingin pemuda itu semakin terluka padahal luka-luka kemarin belum sembuh sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched | Sunwoo, Chaeyoung
FanfictieSatria naksir Chelsa, Camelia naksir Barga. Mereka bekerja sama untuk mendapatkan pujaan hati masing-masing. Tapi, coba tebak siapa yang akhirnya malah jatuh cinta? a sunwoo-chaeyoung fanfiction. dharma universe. lokal!au