Ternyata, main detektif-detektifan itu tak memberi informasi yang cukup untuk Camelia maupun Satria. Yang ada mereka malah bangkrut karena harus memesan makanan yang harganya di luar batas wajar. Belum lagi, mereka capek sendiri gara-gara lari ngejar Barga dan Chelsa yang tiba-tiba menghilang karena ditinggal makan.
"Nih, helmnya."
Camelia mengulurkan helm hitam yang dipakainya ke depan Satria lalu menyisir rambutnya yang sedikit berantakan karena angin malam dengan jemarinya.
Jam tujuh malam mereka baru sampai di depan pagar rumah Camelia. Tadinya Satria hendak menyuruh Camelia naik ojek online atau bus soalnya rumah mereka berlawanan arah.
Tapi karena ia adalah orang yang bertanggung jawab, maka ia memutuskan mengantar gadis itu sampai ke depan rumah dengan selamat.
"Masuk, gih. Udah malem entar lu diculik wewe gombel," celetuk Satria sembari memasukkan helmnya ke bagasi motor.
Camelia memutar bola matanya malas. "Wewe gombel nyuliknya anak-anak kali," ejeknya sembari menjulurkan lidah.
"Emang kalau wewe gombel nyulik ada batasan umurnya?" tanya Satria tak mau kalah.
"Serah," ucap Camelia lelah sendiri.
Baru saja Camelia hendak berbalik masuk ke rumah, seorang pemuda dengan jaket abu-abu dan celana pendek hitam tiba-tiba muncul di depan wajahnya.
"WOAH!"
Refleks, Camelia mundur beberapa langkah sembari memegangi jantungnya yang ikut melompat saking terkejutnya.
Itu Dean, adik laki-laki Camelia yang baru kelas 9 SMP.
Senyum misterius terbit di bibir Dean. Ia menoleh cepat, menatap pintu rumah yang terbuka setengah menampilkan seorang wanita paruh baya yang sedang membereskan gelas di ruang tamu.
"BUN, TETEH PULANG DIANTERIN PACAR, NIH!" teriaknya.
Mata Camelia membelalak lebar. Ia maju selangkah lalu menjambak rambut Dean beringas hingga si pemilik rambut mengaduh memohon ampun.
"NGOMONG APA LO BARUSAN?!" seru Camelia tak terima.
"ADUH, SAKIT TEH SUMPAH MAAFIN! BERCANDA DOANG ITU MAH!" ringis Dean.
Sedangkan Satria yang masih duduk di atas motor hanya melongo melihat adegan jambak-jambakan itu. Ngeri juga melihat rambut Dean banyak yang rontok dan jatuh ke atas tanah.
Wanita paruh baya dengan setelan formal yang barusan terlihat di ruang tamu sontak berlari ketika melihat anak-anaknya malah bertengkar di depan pagar.
"Teteh sama Adek jangan berantem di sini atuh malu!" pekiknya sembari menarik kedua lengan anaknya agar menjauh satu sama lain.
"Adek yang mulai, Bun!" tuduh Camelia, menunjuk Dean yang sekarang sedang memegangi kepalanya yang berdenyut sakit.
Kali ini giliran Dean yang membulatkan matanya. "Tapi Teteh ngejambak Adek barusan!" sahutnya tak terima karena disalahkan.
"MASIH BERANI---"
"Udah, sekarang maafan," perintah wanita tadi.
Camelia merengutkan wajahnya sebal. "Maaf," ucapnya tak ikhlas.
"Maaf juga." Dean pun sama-sama tak ikhlas.
Satria yang melihat itu menipiskan bibirnya menahan tawa. Ia baru tahu Camelia punya adik laki-laki. Kayaknya seru punya saudara soalnya ia anak tunggal yang apa-apa sendirian. Jadi nggak tau gimana rasanya punya kakak atau adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched | Sunwoo, Chaeyoung
FanfictionSatria naksir Chelsa, Camelia naksir Barga. Mereka bekerja sama untuk mendapatkan pujaan hati masing-masing. Tapi, coba tebak siapa yang akhirnya malah jatuh cinta? a sunwoo-chaeyoung fanfiction. dharma universe. lokal!au