01

629 83 72
                                    

Sepuluh remaja laki-laki itu berkumpul diruang tamu kos-kosan. Masing-masing dari mereka wajah nya tegang banget.

Jangjun menghela napas, jujur dia gak bisa lama-lama ada didalam kecanggungan seperti ini.

"Woi ngopi napa, tegang-tegang amat itu muka. Ini cuman bayi cuy bayi..... Bayiii eiyaaa bayii hiks." Ucapnya yang kemudian guling-guling di karpet.

"Kak? Jadinya gimana ini? Yakali kita buang, tega amat." Tanya lelaki mungil yang kedempet sama duo tiang (Read : Daeyeol, Bomin.)

"Bingung sih bingung min, tapi ya kagak sampe ngebuang juga lah pe'a." Balas Daeyeol sewot.

"Kak! Ngegas itu tuh ciri khas gua! Cuman gua doang yang boleh ngegas." Timpal Donghyun sewot juga.

Yang lain gak terima, alhasil dia disorakin. Emang dasarnya si Joochan tuh dendam banget sama Dudung, dia sampe ngelemparin kertas juga.

"Kesempatan datangnya jarang-jarang bos, jadi manfaatkan itu secara maksimal." -Joochan si intelektual.

"Cukup Roma! Cinta sudah tidak tahan lagi dengan segala ke randoman ini." Itu Suara Youngtaek yang sambil nyemil kacang dipojokan.

"Shinta geblek, cinta mah anaknya si uya-kuyang." Protes Jibeom, fansnya Roma Irama sampai mati.

"Lah bukannya yang bener itu Ica bang?" Tanya Bomin polos.

"Ica mah pilem nya si Tapasya gubluk." Jawab Jangjun yang udah selesai sama kegiatan guling-gulingnya.

Dan terjadilah perdebatan random dari anak-anak random yang otaknya juga random.

"Hiks hiks, HUEEEE DADDYY."

Si bayi yang semulanya tenang didalam keranjang itupun menangis kejer, tapi bukannya nenangin si Jangjun malah ngeledekin. Ga guna emang kao.

"Combuzierrr."

"Daddy bego bang bukan dedi." Protes Jaehyun yang daritadi capek banget sama kelakuan temen-temen satu kosnya.

"Lah pelafalannya sama hyun, gua gak salah lah. Yang salah si bayi."

Mendengar ucapan Jangjun tadi membuat si bayi tambah kejer.

"Kamu sih..."

•¤•¤•¤•¤•¤•¤•

Untung aja ada Sungyoon yang lumayan bisa ngurus bayi, soalnya dia juga punya ponakan yang kayanya umurnya gak jauh beda.

Dedek bayi itu tertidur pulas digendongannya Sungyoon. Empuk ya dek? Enak ya? Tukeran posisi sini yuk hmm....

"Woi, gimana nih? Pegel gua lama-lama." Ucap Sungyoon melas.

Daeyeol menepuk-nepuk keranjang bayi tadi, maksudnya kaya 'taro sini nih.' gitu.

Dengan perlahan-lahan Sungyoon menaruh kembali bayi itu kedalam keranjang.

"Gilee, berat juga anjir."

"Gimana bang rasanya gendong bayi?"

"Bang, badannya lembek gak kaya bayi kucing?"

"Bang tadi lu susuin gak?"

"Emang bang Sungyoon punya tete?"

Pertanyaan polos Bomin tadi berhasil menghentikan pertanyaan-pertanyaan absurd lainnya.

"Tete tete ndasmu! Dah ah gua mau kerja, udah telat soalnya nih." Ucap Sungyoon kemudian bangkit dan menuju ke kamarnya.

Saat itu juga mata Youngtaek sama Seungmin membesar.

"Min? Lu kan ada kelas min."

"Lah berarti lu juga taek, kan kita sekelas bego."

Detik berikutnya si duo itu langsung ngacir masuk kamar.

Daeyeol geleng-geleng ngeliat tingkah laku adik-adiknya itu, lalu matanya kembali terfokus ke bayi mungil tadi.

"Kak, coba cek-cekin keranjangnya, kali aja kaya di sinetron-sinetron kan? Ada peninggalan misterius disana." Saran Joochan.

"Wah pinter lu chan, gak sia-sia lu nontonin sinetron istri yang tersakiti." Puji Daeyeol, sedangkan yang dipuji malah cengar-cengir ngelirik Dudung sambil ngejulurin lidahnya.

"Apa lu? Dasar bau azab!" Sewot Dudung.

"GOTCHA!!" Teriak Daeyeol yang membuat semua menatap kearahnya, bahkan yang didalam kamar juga ikut keluar.

"Gua nemu surat GAESS!! SURAT!!"

"Huweeeeee."

"Bayi nya bangun lagi kak, aduh bodoh." Ucap Jaehyun lelah.


•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•
Daddy? || Gncd
•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•¤•

Baby? || GNCDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang