Warung Pak Ching, sebuah tempat tongkrongan ,yang kini sudah dipenuhi siswa siswa yang brandal,bodoh,suka bolos dan merokok.
Namun tidak dengan salah satu siswa tersebut, si cowo bermata cokelat dan berperawakan tinggi.
Ia adalah siswa yang pintar tanpa belajar, cukup aneh bukan?Tapi itulah dia..~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Hai," Sambil mengedipkan mata genit nya,Rangga menggoda setiap adek kelas yang bersisihan dengan nya.
"Udah woii, gak lu liat tuh anak sampe pucat cuma karna lu godain dari tadi," celetuk Alan.
"Dih, bilang aja iri sama Rangga karna kan muka lu mirip topeng monyet," ejek Ramiand.
"Halahh, diam ajadeh lu Ram. Lu juga iri kan dengan Rangga. Karna setelah gue lihat lihat, Rangga lebih ganteng dari elu." Tak mau kalah, Alan membela diri nya melalui membanding bandingkan Ramiand dengan Rangga.
"Apa lu bilang?" ucap kesal Ramiand yang tak terima dikatakan kalah ganteng dari Rangga, dan terjadilah pertengkaran kecil antara Ramiand dan Alan, yang mengundang tatapan dari semua siswa di kantin tersebut.
"Mau makan atau mau kelahi." Dengan wajah datar dan cueknya, Satria memotong perdebatan antara Ramiand dan Alan.
"Lu barusan ngomong Sat?" tanya Alan.
"Iya bego si bangSat, barusan ngomong," ucap Ramiand sewot sambil menoyor kepala Alan.
"Udah Sat, lu gak usah hiraukan, kedua virus ini," celetuk Rangga sambil berjalan duluan dan menyisir rambutnya kebelakang menggunakan telapak tangannya.
Satria hanya menarik ujung bibir nya sangat tipis dan mengekor Rangga menuju meja yang ada di kantin tersebut.
"Woi Rangga, mana ada virus seganteng gue." Dengan pedenya Alan teriak dan tak lupa membaguskan jambul nya.
"Terserah lu. Gih pesan makanan buat kita." Suruh Rangga.
"Kok gue terus sih, lu aja deh Ram yang pesan," protes Alan ke Rangga.
"Yaudah iya-iya, biar gue aja yang pesanin. Kayak biasa kan?" tanya Ramiand ke ketiga sahabatnya itu, dan dihadiahi sebuah anggukan.
"Ehhh, itu kan my bebeb honey Ica," teriaknya heboh tidak sadar bahwa Rangga saat ini tengah diperhatikan siswa siswi di kantin tersebut.
Mendengar namanya disebut, Ica lantas menoleh ke sumber suara dan tak sadar muka nya merona.
"Eh kita gabung sama mereka aja yuk, sekalian kenalin Gyna ke mereka," ajak Nasya.
Mereka mendudukkan bokong mereka, di meja yang tengah ditempati ketiga cowo incaran cewe tersebut (kecuali Alan, dia tak terlalu burik namun ketampanan wajah nya, terkalahkan oleh wajah sahabat nya yg lain).
"Hai, boleh gabung kan?" tanya Nasya sambil melirik sedikit ke arah Satria.
"Boleh kok Nas. Oh iya elu bawa teman baru kayaknya," respon Alan dengan memasang muka penasaran terhadap gadis yang berada disamping Nasya.
"Hehe iya nih, dia siswi baru di sekolah kita, baru masuk kemarin."
Mereka semua sontak menoleh ke arah Gyna,
"Hai,nama gue Arslan Malikia. Elu bisa manggil gue Alan atau sayang," ucapnya heboh sambil mengulurkan tangan nya."Nama gue Gyna," tanpa membalas uluran tangan Alan, ia menjawab dengan wajah datar.
"Nama gue Rangga Laskar Abadi, panggil aja Rangga," ucap Rangga tanpa mengulurkan tangannya.
"Gue Satria," dengan sikap cuek dan datar ia memperkenalkan dirinya sendiri.
"Oh iya, Ramiand sama Ares kemana? Kok gue gak liat," Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, Rara menanyakan keberadaan kedua manusia tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GYNARES [ON GOING]
Teen Fiction"Jangan pernah samain gue dengan cewe lain!" ucap Gyna. "Gimana? Sepakat?" ucap Ares sambil menyeringai. "Lo pikir gue budeg apa?" pekik Gyna. "Please jangan tinggalin gue," ucap Ares sambil memohon kepada... Penasaran??... Apakah serumit itu?.. ×××...