11

20 1 0
                                    

"Duh, untung aja bengkak nya ga kelihatan." Saat mulai turun dari mobil Ica, Gyna terus mengoceh dan memegang kening nya yang kena bola basket tadi, sambil berjalan menuju rumahnya.

"Lah, rumah lagi kedatangan tamu? Tumben amat," ucap Gyna terkejut, ia melihat sebuah mobil BMW berwarna hitam legam, sedang terparkir rapi, di halaman rumahnya, yang dapat dibilang lumayan kecil.

Gyna bergegas masuk ke rumah, manatau Mama nya yang tak lain, Raina sedang membutuhkan bantuannya, seperti membuat minum atau ...

Belum selesai Gyna berperang dengan pikirannya, ia dikejutkan dengan seseorang yang duduk sambil tersenyum manis kepadanya, Gyna semakin terkejut melihat, dia yang sedang duduk berdampingan dengan seseorang itu.

"Kamu udah pulang, nak? Sini duduk, ada yang mau papa bilang dengan kamu," ucap Papa Gyna dengan lembut, sambil menepuk sofa disampingnya yang sengaja ia kosong kan sedari tadi.

Gyna muak melihat itu semua, rasa sakit yang ia alami dulu, belum sepenuhnya pudar dari ingatannya.

"Ngapain kesini? Mau caci maki Gyna dengan mama lagi? Mau pamer kemesraan kalian?" tanya Gyna dengan posisi yang masih sama dengan tadi.

"Nak, duduk dulu sini. Dengarkan dulu, maksud kedatangan papa kamu," ujar sang mama dengan suara yang teramat lembut.

Mendengar ucapan sang mama, Gyna menurut. Ia langsung duduk, disamping mama nya sambil menekuk wajah kesal nya.

"Udah cepat, jelasin maksud kedatangan kalian kesini apa?" tanya Gyna langsung, tanpa menggunakan sebutan Papa.

"Perusahaan papa sedang down bahkan hampir bangkrut," ucap papa Gyna dengan wajah sedikit menunduk.

"Trus, apa hubungannya dengan kami?" tanya Gyna kebingungan.

"Jadi, dulu waktu kamu masih kecil. Papa pernah buat surat tanah, atas nama kamu. Jadi demi suntikan dana pada perusahaan papa, maka papa ingin menggadaikan surat tanah tersebut," jawab Papa Gyna dengan jelas.

"Yaudah, jual aja sekalian. Gyna ga keberatan sama sekali," jawab Gyna sambil mengepal tangannya erat, ia ingin sekali menangis saat itu juga. Tapi ia tak mau nanti papa nya melihat itu, dan mengasihani Gyna dan mama nya.

"Papa emang berniat menjual nya, tapi karna surat itu atas nama kamu? Papa mengurungkan niat papa, makanya papa jadinya hanya menggadai kan saja," ucap papa nya.

"Tapi karna kamu mengijinkan papa untuk menjual surat itu, maka papa akan menjual nya. Jadi kamu harus tanda tangani ini dulu," sambung papa Gyna, sambil menyodorkan kertas yang harus di tanda tangani ke hadapan Gyna.

"Bahkan sampe merelakan surat tanah pun papa ga mau, apalagi menafkahi Gyna dengan mama," ucap batin Gyna dengan rasa sakit hati yang sangat amat dalam.

Gyna telah selesai menandatangani surat tersebut, lalu sebulir air mata lolos dari mata indah Gyna, ia membayangkan betapa harmonis nya keluarga Papa dan Mama Gyna dulu, tidak seperti sekarang. Hancur. Semua hancur. Perasaan, keluarga, bahkan harapan harapan ia ketika kecil, harus sirna begitu saja.

"Gyna sudah tanda tangan, kalian boleh pergi dan jangan ganggu hidup kami lagi," ucap Gyna datar.

"Yuk mas, kita pulang," ucap Reta yang tak lain adalah selingkuhan yang kini, berstatus istri sah papa Gyna setelah bercerai dengan mama nya.

"Iya," jawab papa Gyna dengan wajah tak tega, sebenarnya ini semua bukan kemauan dia. Tapi karna kemauan Reta, istri baru nya tersebut.

"Papa pulang dulu ya Gyn, jaga kesehatan kamu dan Mama kamu," pesan Papa nya kepada Gyna.

"Rain, jaga anak kita. Kalau kalian butuh bantuan, pintu rumah terbuka lebar untuk kalian," ucap papa Gyna dengan wajah tulus dan senyuman ikhlas.

"Udah mas, ayo pulang." Reta menarik lengan suami nya tersebut, lalu meninggalkan rumah kediaman Gyna dan Mamanya, Raina.

Kaki Raina lemas, seperti kehilangan tulang dan sendi nya. Sehingga, mama Gyna terduduk secara tiba tiba yang sontak membuat Gyna terkejut dan khawatir.

"Mah, mama kenapa? Ada yang sakit? Biar Gyna bawa kerumah sakit," tanya Gyna sambil memegang kedua pundak Raina, dengan wajah yang sangat sangat khawatir.

"Sakit sekali nak," mama Gyna nangis tersedu sedu.

"Yang mana ma? Yang mana sakit? Ayo Gyna bawa kerumah sakit, tunggu Gyna telfon taksi dulu," ucap Gyna sambil beranjak dari duduk nya, namun Mama Gyna segera menahan lengan tangan Gyna.

"Ini yang sakit nak, hati mama yang sakit," sambil memegang erat dada nya, mama Gyna terus dan terus menangis. Ia sangat sakit hati atas perbuatan Andre Bagaskara, yang kini menjadi mantan suaminya.

"Ma, jangan gini dong. Mama harus kuat, jangan seperti ini. Mama masih punya Gyna, kita sama sama berjuang oke? Mari kita sama sama tunjukkin ke papa, kalau kita itu bisa hidup tanpa dia," ucap Gyna sesenggukan, sambil memeluk erat mamanya.

Mama Gyna hanya mengangguki ucapan Gyna, anak semata wayangnya tersebut.

"Udah, ini udah sore. Mama mandi okeh? Biar Gyna yang masak, mama abis mandi istirahat aja. Gak usah sedihin masalah tentang papa lagi," ujar Gyna dengan tangis yang sudah berhenti, namun masih terdapat jejak tangis di wajah nya.

"Iya nak, mama mandi dulu. Kamu juga abis masak, langsung mandi ya. Mama ke kamar dulu," ijin mama Gyna, lalu melangkah ke kamar nya.

Setelah memastikan mama nya masuk kamar, Gyna langsung berkutat di dapur, tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu.

KLINGG KLINGG

Suara pesan dari saku rok Gyna berbunyi, ia segera merogoh saku nya. Ia melihat nomor si pengirim pesan tersebut, dan ia heran bahwa nomor si pengirim bukan dari pihak kartu, atau pesan kesasar. Karna dipesan itu, ada nama ia tertulis.

08137485xxxx
"Benar, ini nomer yang bernama Gynachea?"
Hari ini pukul 17.45

Gyna membiarkan pesan tersebut, tanpa berniat membalas nya. Kemudian Gyna melanjutkan kegiatan nya, yang tadi sempat tertunda.

Namun Hp Gyna kembali berdering, tetapi bukan suara dering pesan, melainkan dering telepon.
Gyna melihat nama si penelepon, ternyata nomor nya sama dengan si pengirim pesan tadi, Gyna hanya membiarkan hingga suara dering itu tak lagi berbunyi.

Tak sampai satu menit, suara dering handphone Gyna kembali berbunyi. Karna suara dering tersebut, mengganggu konsentrasi Gyna saat memasak, Gyna pun memutuskan untuk mematikan handphone nya saja.

"Siapa sih ini, ganggu aja." Gyna menekan tombol reject, lalu mematikan handphone nya dengan menekan tombol power dan kembali memasak.

Sementara, diseberang sana, si penelepon tengah menahan rasa kesal, karna pesan yang ia kirim tak dibalas, bahkan telepon dari nya selalu di reject. Padahal si penelepon hanya ingin bertanya, kabar Gyna sekarang.

...

Tau Rasa Sakit Hati Yang Sebenernya Apa?
Saat Melihat Keluarga Mu
Yang Dulu Nya Rukun
Kini Telah Hancur

~RAINA~

××××××××××××××××××××××××××××××××

Haii:) makasih udah mampir ya❤️

Jangan lupa selalu tandain Typo nya ya dan selalu pantau cerita GYNARES 😁

Have a nice day everybody ❤️

#GYNARES belum di revisi

*QnA??

GYNARES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang