08

127 43 49
                                    

"Ma, Gyna pergi sekolah dulu ya," ucap Gyna sambil menyalim telapak tangan mama Raina yang kini sudah mulai keriput.

"Iya nak, kamu hati hati ya dijalan. Belajar yang rajin," balas mama sambil mengecup kening Gyna dengan penuh kasih sayang.

Gyna tak punya kendaraan pribadi seperti teman temannya yang lain, dimana ia harus berdiri di halte tempat orang orang berkumpul menunggu kendaraan umum lewat.

Dan disinilah Gyna berdiri sambil menyandang tas nya yang sudah sangat lama menemani nya saat ke sekolah.

Gyna sibuk berperang di dalam pikirannya, entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu, sehingga ia tak sadar didepan nya kini ada seorang siswa yang telah anteng duduk diatas motor nya.

"Hei, lu ngapain disini?" tanya siswa tersebut kepada Gyna.

"Lu bego? Gatau fungsi halte ini apa?" balas Gyna dengan ciri khas ia berbicara.

"Hahahah, iyaiya gue tau. Kan gue cuma basa basi doang sih," ujar nya sambil terkekeh.

"Basa basi loh udah basi!" Balas Gyna lagi.

"Iya maafin gue," Ares melihat jam tangan nya yang bertengger di tangan kirinya lalu berkata, "Nah udah jam segini, 10 menit lagi kita masuk. Lu mau nebeng sama gue gak?" tanya nya lagi

"Enggak. Lu itu siapa sih? Sok kenal banget jadi orang," balas Gyna dengan wajah penasaran.

"Haha iya gue baru ingat, kita belum kenalan, hemmm oke, kita punya waktu 5 menit untuk berkenalan," ucap siswa tersebut.
"Oke nama gue, Arsen Difretios lu bisa panggil gue Ares," sambung nya.

"Oh," sahut Gyna dengan singkat.

"Hem iya, nama lu siapa?" tanya Ares dengan lembut, tak terpancing oleh respon judes dari Gyna.

"Nama gue Gynachea," balas nya.

"Wah, nama yang cantik sama kayak yang punya nama," ucap Ares sambil terkekeh.

Gyna hanya memutarkan bola matanya membalas ucapan Ares tersebut, karna ia sekarang sedang panik melihat angkot yang sedari tadi ia tunggu tak kunjung datang juga.

"Gausah panik gitu, ayo bareng gue," Ares mengajak Gyna untuk pergi bareng ia ke sekolah mereka.

"Ga mau," tolak Gyna mentah mentah.

"Serius nih? Yaudah gue pergi," ujar Ares lalu menyalakan motornya, dan melesat pergi meninggalkan Gyna di halte tersebut.

"Ishh, dasar cowo ga peka. Bujuk sampe gue mau kek, duh gimana nih gue pasti telat. Mana guru fisika gue galak," ucap Gyna sambil merapalkan doa, agar ada angkot yang lewat.

"Buruan naik!" ajak Ares dengan tegas.

"Lah, lu bukannya udah pergi tadi?" tanya Gyna kebingungan.

"Gue putar balik lagi. Ga mungkin gue ninggalin elu disini, buruan cepat kita punya waktu 4 menit lagi," tukas Ares dengan cepat.

"Eh eh iya gue naik." Gyna langsung menaiki motor Ares, dan berpegangan di jaket Ares.

"Gue mau balap nih, biar ga terlambat. Kalau lu pegang di jaket gue, ntar lu jatuh," ujar Ares sambil memegang pedal gas motornya.

"Oh gue harus pegang, bagian belakang motor lu?" tanya Gyna dengan polosnya.

"Gini." Ares meletakkan kedua tangan Gyna didepan perutnya, sehingga posisi memeluk.

"Eh," Gyna terkejut.

"Udah, gausah bawel dan diam," ucap Ares lalu ia membawa motornya dengan kecepatan 120.

GYNARES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang