"Kok dari tadi gue ngeliat, kalau Ares natap kesini terus sih?" tanya Rara dengan heran.
"Masa sih? Ih iya anjirr iyaa, dia ngeliat ke arah kita." Nasya membuktikan ucapan Rara dengan melihat kearah meja Ares.
"Nah kan gue benar, kayaknya dia liatin elu deh Gyn," ucap Ica.
"Kok gue? Kan kita disini berempat bukan cuma gue," balas Gyna sambil memakan bakso nya yang mereka pesan beberapa menit yang lalu.
"Eh asal lu tau Gyn, si Ares tuh jarang atau bahkan ga pernah natap cewek bahkan sama kita pun ga pernah," sambung Ica.
"Nah bener tuh, semenjak ada elu baru dia tumben natap ke arah kita. Yang berarti dia natap elu lah," ucap Nasya menggebu gebu, seakan akan membenarkan ucapannya.
"Bodo amat. Dia mau liat gue kek, liat elu gue ga perduli, yang penting gue makan," setelah mengucapkan hal tersebut, Gyna memasukkan bakso yang berada di garpu nya ke dalam mulut.
"Yee, lu mah ga seru," ucap Rara dengan wajah malas, yang dibalas Gyna dengan mengangkat kedua bahu nya.
"Oh iya gaes, lu semua ikut acara akhir tahun kan?" tanya Nasya tiba tiba, karna dia baru saja teringat hal itu.
"Gue ikut dong dan Rara juga pasti ikut yakan Ra?" jawab Ica.
"Hm iya lah, gue kan selalu nempel ke elu. Satu kost, satu sekolah, satu kelas, satu perkawanan hahah." Rara tertawa mengingat dia dengan Ica selalu saja sama.
"Nah bagus tuh, kalau elu Gyn? Pasti ikut dong ya?" tanya Nasya sambil menyeruput minumanny.
"Hemm, gue bingung Nas. Acara itu pasti membutuhkan duit banyak yakan? dan pasti pergi nya lama." Gyna meletakkan sendok dan garpu nya diatas mangkok bakso nya, kini ia menjadi malas untuk meneruskan makan nya.
Mengingat ia sekarang bukan seperti dulu lagi, yang bebas mengeluarkan uang dan bebas mau berpergian kemana mana tanpa memikirkan uang sedikit pun.
"Hem iya kita tau kok gimana kondisi keluarga lu, tapi kan acara akhir tahun nya masih beberapa bulan lagi, kita mau kok bantu lu ngumpulin duit nya," usul Nasya karna ia paling mengetahui kondisi keluarga Gyna itu seperti apa.
"Nah boleh tuh, kita bisa buka usaha kecil kecilan atau kita kerja ditempat lain atau apa deh," jawab Rara dengan antusias.
"Hem ga usah deh gaes, gue kayaknya lebih baik ga ikut aja. Kasian mama gue dirumah sendirian," alibi Gyna dengan alasan tak ingin meninggalkan mama nya sendirian.
"Ihh lu ga asik Gyn. Tenang aja kita bantu kok ya ya ya ya🥺," bujuk Nasya.
"Tapi kan uang ke situ ga dikit. Apalagi harus nginap di hotel, uang kesitu kan ga dikit," memikirkan kesitu aja, Gyna sudah pusing.
"Udah itu semua aman kok. Yang penting lu mau, dan kita kita pasti bantu," ucap Ica sambil dianggukki Rara dan Nasya.
"Yaudah deh, ntar gue pertimbangin lagi," ucap Gyna tak enak menolak ajakan sahabat nya itu.
"Nah gitu dong. Yaudah kuy lanjut makan." Nasya tersenyum lega karena Gyna mau atau hampir mau mengikuti kegiatan acara akhir tahun angkatan mereka.
Acara akhir tahun adalah acara yang ditunggu tunggu oleh angkatan mereka, dimana mereka bisa bermain game, menyalakan api unggun, bermain di pantai.
"Makasih ya Nas tumpangannya." Gyna mengucapkan terimakasih sambil membuat kiss jarak jauh kepada Nasya.
"Iya Gyn sama sama. Gue langsung balek ya, salam sama tante Raina," ucap Nasya dari dalam mobil.
"Iya ntar gue sampein, hati hati ya Nas." Gyna membalas ucapan Nasya sambil melambaikan tangannya, lalu mobil Nasya melesat meninggalkan pekarangan rumah Gyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
GYNARES [ON GOING]
Fiksi Remaja"Jangan pernah samain gue dengan cewe lain!" ucap Gyna. "Gimana? Sepakat?" ucap Ares sambil menyeringai. "Lo pikir gue budeg apa?" pekik Gyna. "Please jangan tinggalin gue," ucap Ares sambil memohon kepada... Penasaran??... Apakah serumit itu?.. ×××...