"Anjay,, gue lapar banget sumpah," keluh Nasya sambil memegang perut nya.
"Lu kira hanya elu aja Nas?kita kita juga kalik." Ica memutar bola matanya karna kesal kepada Nasya, seakan akan hanya dia saja yang merasa lapar.
"Emang perlu dimainkan nih guru guru, gue ga terima diginiin." Dengan wajah yang tak bersahabat lagi, Rara akhirnya mengeluarkan suara nya yang imut tersebut.
"Hm iya nih, masa kita dari pagi ga ada istirahat nya. Dikira kita ga lapar apa?" sambung Gyna.
"Gue doain sekarang jam kosong, yakali udah beberapa jam ga makan eh sekarang belajar matem. Sumpah dah, kagak akan gue kerjain bre." Rara sangat berharap pelajaran terakhir mereka itu jam kosong.
"Aminnn," ucap ketiga sahabatnya serentak.
KRINGG KRINGG KRINGGGG
"Udah bell woi, udah bell." Dengan heboh nya Nasya berteriak didepan ketiga wajah sahabat nya, yang mengundang tatapan dari teman nya yang lain.
"Biasa aja dong Nas, kayak ga pernah dengar bell aja yakan gaes," ucap sewot Talitha si cabe cabean kelas.
"Udah ga usah diladeni Nas, diemin aja," cegah Gyna karna ia melihat Nasya ingin membalas ucapan Talitha.
"Tapi kan gu.." ucapan Nasya terpotong dengan ucapan ketua kelas mereka,yang baru masuk ke kelas.
"Perhatian semuanya,jad.."
"Iya iya ded, gue pasti perhatian kok sama elu hahaha." Rara menyela ucapan ketua kelas nya tersebut,dengan gombalan receh nya.
"Dih apasih elu Ra, baperan eww," balas siswi dari salah satu geng nya si Talitha.
"Dih, suka suka dia lah. Kok lu yang sewot," balas Nasya, karna tak terima sahabat nya dikatain baperan.
"Eh lu diam aja. Gue bilang ke Rara bukan ke elu," balas nya lagi.
"Rara itu sahabat gue, jadi gue ga terima dia dikatain seperti itu," ucap Nasya seakan akan, mengibarkan bendera perang.
"Gue ga nany..." dan lagi lagi ucapan teman nya Talita terpotong karna ketua kelas mereka yang kini sudah muak melihat perdebatan tersebut.
"Bisa diam ga? Gue minta perhatian kalian buat dengarin pesan dari walas kita, bukan ngasih perhatian yang aneh aneh," dia mengakhiri ucapannya sambil melihat ke arah Rara.
"Iya iya, gue kan cuma bercanda."
"Hm yaudah, gue dapat pesan kalau di jam pelajaran terakhir ini kita jam kosong, mengingat kita dari pagi belum ada istirahat sama sekali," ucapnya yang disambung dengan sorakan senang dari teman sekelas nya, ada yang teriak hore, joget joget, langsung ber-make up, dan bahkan ada yang langsung main tiktok.
"Nah kan doa gue terkabul," sambil melipat kedua tangannya didepan dada, Rara berucap sombong.
"Iya iya,doa lu dikabulin. Yaudah yuk kita ngantin gue laper banget nih," wjak Gyna.
"Kuyy," ucap mereka bertiga dengan serentak.
Dilain kelas, yang tak lain kelas 12 IPA 5 yang kini juga sedang tak ada guru.
"Kantin yuk Res," ajak Rangga.
"Hm ayo. Ajak yang lain gih," suruh Ares agar temannya yang lain diajak.
"Woi otak yadong, kuy ngantin jangan nonton film itu terus ntar aja dirumah biar lu puas." Dengan polosnya Rangga berteriak seperti itu dari depan kelas nya.
"Anjir si Rangga, tau tau aja kita lagi nonton film anu anuan," sambil memukul pelan kepala Alan, Ramiand menuju ke meja Satria.
"Woi bangke, mukul kepala orang sembarangan. Kalau kegantengan gue hilang gimana?" tanya Alan sambil mengusap usap kepala nya yang dipukul oleh Ramiand tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GYNARES [ON GOING]
Teen Fiction"Jangan pernah samain gue dengan cewe lain!" ucap Gyna. "Gimana? Sepakat?" ucap Ares sambil menyeringai. "Lo pikir gue budeg apa?" pekik Gyna. "Please jangan tinggalin gue," ucap Ares sambil memohon kepada... Penasaran??... Apakah serumit itu?.. ×××...