05

184 100 33
                                    

"Pagi Bik," sapa Ares kepada pembantu yang sudah ia anggap seperti ibu nya sendiri.

"Pagi den Ares. Ini bibik udah masakin makanan kesukaan ares," sambil tersenyum manis, bik Nina memberitahu Ares.

"Wahh, terimakasih bik. Oh iya, Papa mana bik?" Ia tak melihat keberadaan papa nya di meja makan tersebut.

"Tuan sudah pergi kerja jam 6 tadi den," jawab bik Nina dengan sopan.

Sambil menghela napas Ares berkata, "Oh gitu, yaudah bik kalau gitu Ares sarapan dulu."

"Hem iya den. Bibik permisi ke belakang dulu." Ijin bibik yang dianggukki oleh Ares.

Setelah Ares siap sarapan, ia lalu memanas kan motor kesayangannya yang ia beri nama Lily tersebut. Lalu ia pergi kesekolah sambil memecah jalanan, yang kini sudah dipenuhi oleh kendaraan lainnya.

Dari kejauhan, Ares melihat seorang siswi yang tengah berjalan kaki sambil menyusuri trotoar, ia pun menghampiri siswi yang ternyata mereka satu seragam.

BRUMMM BRUMM BRUMMM..

Siswi tersebut terusik karna suara deru motor yang dari tadi selalu mengikuti nya, lalu dia berhenti sejenak dan menoleh ke arah motor tersebut.

Ia menyipitkan kedua bola matanya sambil menunggu si pemilik motor besar itu membuka helm nya.

"Hai, butuh tumpangan ga nih?" Tawarkan Ares kepada siswi tersebut sambil menyengir kuda, ia tak sadar bahwa kelakuannya tadi sudah membuat gadis yang berada didepannya tersebut kesal.

"Gak!" Setelah mengucapkan satu kata tersebut, Gyna memutar badannya lalu meneruskan jalan nya yg tertunda tadi.

Melihat tawaran ia yang ditolak mentah mentah, Ares mencoba mendekati lagi siswi tersebut sambil mendorong motornya mengiringi jalan Gyna.

"Betul nihh gamau ditumpangin sama cowo sekeren dan setampan gue?" Dengan pede nya Ares berkata seperti itu yang disertai dengan senyuman nakal yang menjadi ciri khas nya.

"Lu bego atau bodoh sih? Gue kan udah bilang enggak!" Bentak Gyna dihadapan cowo tersebut, lalu segera meninggalkan nya.

"Baru kali ini ada cewe yang nolak gue tumpangin, biasanya juga yang ada malah cewe yang ngemis ngemis nebeng sama gue," ucap Ares penasaran dengan gadis tersebut.

BRAKK...

"Buset dahh, lu ngapa dah Gyn? Pagi pagi udah ngamuk aja." Nasya kaget dengan kedatangan Gyna, yang tiba tiba saja membanting kan tas nya diatas meja dengan ekspresi wajah yang tak bisa ditebak.

"Gue kesal tau gak Nas. Angkot yang gue naikin ban nya kempes, trus gue terpaksa lah jalan ke sekolah, eh ditengah jalan gue malah jumpa cowo yang sok kegantengan," gerutu nya.

"Whahaha, ada lu liat tampang gue perduli?" sambil menunjuk wajah nya, Nasya malah menjahili sahabatnya tersebut.

"Kagak. Gue malah liat wajah yang mirip dengan kutil badak," balas Gyna tak mau kalah.

"Ihh, enak aja lu ngatain muka gue mirip kutil badak," Nasya tak terima dikatain seperti kutil badak, ia lalu membalas perkataan Gyna tadi.

"Lah kan emang iya. Kalau ga percaya coba deh gih berkaca," ucap Gyna meyakinkan.

"Njirr serius lu Gyn? Gue minjam kacanya Talita dulu deh," Dengan bodoh nya, Nasya percaya akan ucapan Gyna tersebut lalu ia langsung lari menuju meja nya Talita, si cewe caper dan selalu membawa lengkap alat make up.

"Dasar sahabat bego and polos. Mau aja di bohongi," Gyna terkekeh melihat kelakuan Nasya, yang menganggap serius ucapan nya tadi.

"Pagi Gyna zheyenk," sapa Ica sambil menggandeng lengan Rara saat baru memasuki ke dalam kelas.

"Hem iya," balas Gyna seadanya sambil mengalih kan pandangan nya yang tadi tertuju ke Nasya, kini ke arah Ica dan Rara.

Lalu Ica dan Rara meletakkan tas mereka yang bertepatan di belakang Gyna.
Ya, mereka berempat duduk berdekatan. Gyna dan Nasya berada paling depan, namun di dekat dinding katanya Gyna sih biar enak nyenderin badan, dan posisi tempat duduk Ica dan Rara tepat berada dibelakang Gyna.

"Gyn, kenapa tumben amat si Nasya join ke grup cabe itu?" tanya Rara bingung karna ia melihat, Nasya sedang berbincang serius dengan Talita.

"Hahahah, tadi gue ngatain mukanya mirip kutil badak,eh dia malah percaya ucapan gue, trus dia katanya mau ngaca dulu." Gyna tertawa sebentar lalu menjawab pertanyaan Rara.

"Oh gitu, hahahaha anjirr percaya amat dah tuh anak." Ica jadi ikut ikutan tertawa karna kepolosan Nasya.

"Whahanjirr, tuh anak bodoh atau polosss batt sih," ucap Rara.

Mereka bertiga pun serentak mengetawai kelakuan Nasya tersebut, karna keasikan tertawa mereka tak sadar Nasya menuju ke arah mereka.

"Gynaaaa. Lu bohong kan, muka gue gak mirip kutil badak tuh. Gue udah ngaca pake kaca kecil dan kaca besar, dan hasil nya sama gue gak mirip kutil badak," cerocos Nasya dengan wajah kesal karna ia merasa telah di kerjain oleh sahabat nya itu.

"Elu sih Nas, poloss amat. Dikatain mirip kutil badak aja percaya," sambil menggeleng-gelengkan kepala, Ica menyadarkan Nasya atas kepolosannya.

"Ehhh hehehe, iya juga yaa kok gue tadi percaya banget yaa," balas nya dengan cengengesan.

"Dih gelo," ucap singkat Gyna

"Bodo amatt, Wleeee." Sambil menjulurkan lidah nya, Nasya meledek ke arah Gyna.

"Udah udah, ntar malah keterusan. Oh iya kalian udah siap tugas Fisika belum?" lerai Rara agar perdebatan antara Gyna dan Nasya tidak menjadi panjang.

"Gue udah nih," ucap Gyna sambil menyodorkan buku nya, karna ia tau maksud sahabat nya tersebut.

"Hehe, gue liat ya Gyn, gue semalam ketiduran." Izin Nasya.

"Gue juga liat ya Gyn," lanjut Rara yang juga di ikuti oleh Ica.

"Hemm iyaiya. Kalau ada yang salah, jangan salahin gue ya." Izinkan Gyna lalu ia menelungkup kan wajah nya diatas meja, sambil menunggu waktu pelajaran dimulai.

"Yeyyy asikk.Makasih Gyna," ucap mereka bertiga girang yang hanya dibalas deheman oleh Gyna.

...

Jangan Lupa Untuk Belajar
Karna Masa Depan itu adalah
Saingan

~Gyinachea~


×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Baru Update nih. Jangan lupa untuk tandain typo ya gaes:)

Jangan lupa untuk vote, Comment dan ajak temen lainnya untuk baca:)

GYNARES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang