#12

9 3 2
                                    

Hai gimana kabarnya?
Maaf ni Apta baru up😁. Mungkin bakalan lama lagi upnya soalnya waktu maen² Apta udah gak banyak beb😜 hehehe jangan lupa tinggalkan jejak agar Apta bisa mencari keberadaan dirimu😗🤣

Selamat membaca and awas typo bertebaran:).

****
'Brum... Brum....'

"Awas kau Yan." gerutu Opal.

Sepanjang perjalanan ia memacu kendaraannya bak seorang pembalap yang lihai dilintasan. Kurang dari 15 menit diperjalanan akhirnya ia sampai digerbang SMA 1 GEMILANG yang telah tertutup rapat tanpa sedikit pun celah bagi anak terlambat seperti Opal.

Bukan Opal namanya kalau tak memiliki akal bulus alias licik bin Firaun. Secara diam-diam, Opal mulai memanjat pagar yang menjulang tinggi agar bisa masuk ke dalam kawasan sekolah. Dengan was-was dan terus mengamati sekitar dan....

"Ngapain kamu?" tanya pak Jo.

"Mau masuk lah apa lagi." ujarnya santai dan saat ini ia belum sadar bahwa lawan bicaranya adalah guru yang amat diseganin di SMA 1 GEMIlANG.

"Oo, kalau ketahuan gimana?" tanya pak Jo kembali.

"Bodoh amat, gak takut gue." ucapnya berlagak.

"Ooo... Kalau begitu mari ikut saya sekarang!" ujarnya sambil menjewer telinga Opal.

"Ee... Pak Jo." ujarnya cengengesan.

Suasanya saat ini tepat di jam istirahat yang otomatis semua murid berlalu lalang kesana kemari membawa alamat jeng jeng... Thor balek thor. 🤣🤣

"Aduh... Duh, sakit pak." ujar Opal kesakitan.

"Mangkanya jangan sok kamu ya!" ujarnya tegas dan tetap menjewer Opal hingga di tengah lapangan.

Sampainya ditengah lapangan, sontak ia menjadi tontonan gratis para penghuni sekolah pasalnya seorang Most Wonted tengah dijewer oleh seorang guru.

"Baiklah, sekarang kamu hormat bendera sampai jam istirahat selanjutnya!" ujarnya tegas dan meninggalkan Opal yang tengah mengomel.

"Awas aja lu, bakalan gue balas dendam." gerutunya.

Sudah hampir 1 jam Opal menjalankan hukumannya dengan sangat-sangat terpaksa.

"Yan!" teriaknya saat melihat Lyan melintas.

Sontak langkah Lyan terhenti dan menoleh ke seseorang yang memanggil namanya.

"Apa." balasnya juga teriak.

"Haus." teriaknya lagi.

"Minum." ujarnya dengan suara keras dan langsung pergi meninggalkan Opal yang tengah jingkrak-jingkrak macam cacing kepanasan.

"YAN!"

Dengan berat hati, Opal menahan rasa haus dan terus menjalankan hukumannya. Hingga akhirnya hukuman tersebut berakhir dengan bunyi bel istirahat.

Dengan tergesa-gesa ia berlari menuju kanti tanpa menghiraukan orang yang ia tabrakin.

"Leganya," ujarnya.

****
"Yan." panggil Daiva.

"Apa." ucapnya datar.

"Em... Ini buat Lyan." ujarnya sambil memberikan sebuah undangan.

"Datang ya," sambungnya dan langsung meninggalkan Lyan dengan seribu jawaban.

"Gue gak janji ya Va." batinnya.

Niat awalnya yang ingin ke roftoop kini gagal detik itu juga. Karena tak mau ambil pusing, ia melangkah ke kantin yang cukup ramai dengan siswa siswi yang tengah menikmati jam istirahat.

"Yan!" teriak Opal yang membuat Lyan langsung segera menghampirinya.

"Yan, lu dapet undangan ultah Daiva gk?" tanya Opal sambil menikmati pentol yang ia pesan.

"Em."

"Jadi lu dateng apa kagak?" tanya lagi.

"Gue gak tau,"

"Saran gue sih lo dateng aja dah Yan, lagian anak-anak aman-aman aja." ujarnya meyakinkan Lyan.

"Oke." ucapnya.

****
"Semoga lu dateng Yan." lirih Daiva.

"Karena cukup lu dateng aja gue udah bahagia Yan."

Segera ia meninggalkan kantin karena Opal sempat melihat ke arah dirinya.

Jangan lupa bintangnya😅

Tunggu kelanjutannya yo, see you next part.

Pekanbaru, 9 Agustus 2020

Apta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cembul (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang