Hidup itu bukan soal menemukan diri Anda sendiri, hidup itu membuat diri Anda sendiri.
-George Bernard Shaw.
Awas Typo bertebaran:)
***
Hoo-hoo-hoo-hoo
Hoo-Hoo-hoo-hoo-hoo-hoo
Hoo-Hoo-hoo-hoo-hoo-hoo
Hoo-Hoo-hoo-hoo-hoo-hooIwak peyek, iwak peyek
Iwak peyek nasi jagung
Sampek tuek , sampek nenek
Trio Macan tetap disanjungIwak peyek, iwak peyek
Iwak peyek nasi gule
Sampek tuek, sampek nenek
Trio Macan tetap okeHoo-hoo-hoo-hoo
"Pal diem dah lu." ujarnya kesal.
"Apaan sih Yan orang lagi nyanyi juga." protesnya.
"Suara lu kagak enak, anj*r." kesalnya.
"Lah bodoh amat yang penting gue nyanyi dan terhibur."
"Lu yang terhibur gue sengsara." ujarnya dan pergi meninggalkan Opal yang terus saja nyanyi lagu 'iwak peyek.'
Karena masih kesal dengan Opal, perlahan ia mulai mematik korek api untuk membakar rokok yang akan dihisapnya. Kepulan-kepulan asap mulai terlihat dan sang penikmat sangat menikmati setiap hisapan tersebut.
"Sungguh nikmat." ujarnya.
"Apanya yang nikmat?" tanya opal.
"Gak sopan lu." kesal Lyan.
"alah,"
"Yan bagi." ujarnya.
"Nah."
Sekarang kedua sejoli tersebut tengah menikmati setiap hisapan dari batang rokok itu.
Flassback
"Lyan!" teriak Daiva.
"Apa." sahutnya.
"Lyan merokok ya." ujarnya yang membuat Lyan salah tingkah seketika.
"Em...."
"Udah deh Yan ngaku aja." ucapnya.
"Iya Va, gue merokok." ucapnya jujur.
"Sajak kapan Yan?" tanya Daiva.
"Udah lama Va," ujarnya.
"Kamu tau kan bahaya merokok?" tanya Daiva sekali lagi.
"Iya gue tau Va." tuturnya.
"Kalau Lyan tau kenapa Lyan masih merokok juga." ujarnya.
"Itu karena gue nyaman saat merokok Va." ucapnya.
"Daiva mohon Lyan berhenti merokok ya." rayunya.
"Gue gak janji Va." ujarnya.
Flassback off
"Yan!" pangil Opal dengan tegas.
"Hm."
"Lu gue panggilin gak nyaut-nyaut dah, emang lu lagi mikirin apa." ujarnya.
"Gak ada," katanya dan seketika pergi meninggalkan Opal yang tengah ngedumel.
"Dasar lu es batu." dumelnya.
"Gue denger Pal." ujar Lyan.
"Mampus gue." ucapnya.
****
"Sampai kapan Yan, sampai kapan?" tanya Daiva.
"Atau, Daiva nyerah saja dan pergi dari sini." ujarnya.
"Andai metor jatuh benar-benar akan mengabulkan segala permintaan semua orang, Daiva pasti bakalan minta satu permohonan." lirinya.
"Tapi ya sudah lah jika ini jalan yang terbaik, pasti Daiva lakukan." ujarnya.
Why Daiva?
Pagi menyambut dengan sinar khasnya. Orang-orang berbondong-bondong melakukan segala kegiatan yang tertunda akibat malam menyapa.
"Huff...awali hari ini dengan semangat Va, harus yakin Lyan pasti ucapin kata itu." ujarnya menyemangati dirinya.
"Go, go, go."
Ditempat lain kedua sejoli itu tengah berdebat dan bodohnya mereka hanya menggunakan boxer dan telanjang dada (bayangkan sendiri dah, wkwkw).
"Punya gue ini anj*r." ujar Lyan.
"Punya gue." ujar Opal yang tak mau kalah.
Keributan tetap berlanjut hingga akhirnya Lyan mengalah.
"Makan itu, makan!" ucapnya geram.
"Iya ini mau gue makan." tuturnya.
Karena merasa kesal, Lyan pun bergegas berganti pakaian untuk menuju sekolah. Tak berapa lama ia berberes, kini waktunya ia berangkat.
"Oy Lyan, licik lu ya." marah Opal.
"Bac*t." ujarnya.
Bergegas ia menaiki mobil favoritnya dan kini mobil tersebut telat meleset jauh meninggalkan Opal.
"Lyan Bangs*t!" teriaknya.
"Awas lu Lyan, gue akan balas!" ujarnya.
"Arg... Mending gue lanjut makan." tuturnya dan kembali masuk ke dalam rumah dengan pakaian yang sama dan melanjutkan aktivitasnya.
****Yuhuuu ada yang kangen sama Lyan? Atau Opal? Atau tidak sama sekali, hahahaha.
Jgn lupa vote+komen:)
See you next part:)
Kampar, 8 Juli 2020
Apta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cembul (HIATUS)
Roman pour Adolescents" Semua pembohong dan hanya berbicara omong kosong tanpa memikirkan terlebih dahulu kepada siapa mereka berbicara, hendak mencoba menipu diriku oh itu tidak akan pernah bisa dan tak akan pernah terjadi " ujarnya dan sesekali menghisap sebatang rokok...