t h i r t e e n

1K 218 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kita lihat, sejauh apa Ten akan membuat orang-orang terkejut."

Iris yang sedari awal hanya menggigiti ujung kuku kemudian menghentikan gerakannya, terlalu bingung mendengar ucapan Johnny barusan.

Tapi dari pandangan Iris, pria itu hanya menatap lurus ke arah podium. Seolah tidak ingin mengganti mode seriusnya menjadi mode deskriptif sekedar menjelaskan maksud bicaranya tadi pada Iris.

"Maksudnya?"

Terbukti. Ketika Iris memberanikan diri untuk bertanya serta memecah fokus pria itu, Johnny melemparinya dengan tatapan remeh, seolah Iris memang sebodoh itu

"Apa lagi yang lebih hebat dari 'sengaja membuat acara dimulai terlambat' dan 'datang dengan perban ditelinga'?" timpal Johnny dengan sebelah alis yang mengangkat diakhir.

Iris meringis kecil. Toh kalau mau mengakui, sebenarnya kedua perkara itu adalah hasil dari ulah Iris sendiri. Tapi kan Iris punya muka untuk sekedar malu dan melindungi diri sendiri.

"Telinganya itu kenapa?"

Begitu Johnny akhirnya menyinggung pertanyaan semacam itu, Iris menggaruk belakang kepalanya. Separuh ingatan gadis itu kini terlempar ke momen tadi malam, momen mengerikan dimana Ten melempar tatapan nafsu sembari menindihnya.

Sungguh, Iris nyaris mati dan hilang akal rasanya.

Sekali lagi, beruntung insting bertahan hidup gadis itu telah meningkat dan terlatih. Dengan refleks cepat dan tanpa pikir dua kali, Iris mencondongkan wajah kemudian menggigit telinga suaminya itu. Berhasil menciptakan luka menganga dengan darah bercucuran. Beruntung, kuping Ten tidak putus.

Menelan liur kemudian menengok tak acuh, gadis itu berkilah, "Itu..? Digigit tikus. Kau tahu sendiri, namanya juga rumah baru."

"Tikus??! Gosh!!"

Jari-jari Iris menutupi area wajahnya, berusaha untuk menutupi raut-raut yang membuat kebohongannya mungkin terdeteksi oleh si cerdik Johnny Suh. Tapi nampaknya, skenario yang ia buat barusan tidak terlalu buruk. Buktinya, atensi sang pria Suh sempurna kembali jatuh pada Ten.

Jadi mau tak mau, meskipun Iris tidak sepenuhnya memasang telinga pada apa yang Ten tuturkan, Iris akhirnya menghadapkan wajahnya ke arah podium juga.

"Nah, apa kubilang. Ten selalu punya segudang kejutan."

Disadarkan dari lamunannya, Irispun mendongak, "Apa? Dia bilang apa memangnya barusan??"

"Kau tidak dengar?! Pembatalan bangsal VIP, dan seluruh anggaran untuk itu dialihkan ke departemen gawat darurat!?!"

Mendengar ucapan tegas Johnny serta raut wajah kelewat terkejut pria itu, Iris pun turut mengangakan mulutnya terperangah.

Sebenarnya, tujuan Ten menikah dengannya itu untuk apa?! Pria itu bahkan tidak pernah membicarakan perihal keputusannya ini pada Iris?! Ia yakin, namanya dan nama baik pernikahannya kini tidak akan lagi dipandang tinggi.

ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang