***
"Neon! Dengan nomor atom.... Sepuluh."
Degup jantung Iris mengencang. Dari tabel periodik pandangannya lantas beralih pada sosok Johnny yang kini melemparinya dengan tatapan seolah berkata 'Sudah kubilang apa'.
"Sepuluh itu... Ten?"
Sungguh, kini kepala gadis itu berkecamuk berbagai hal-hal yang sangat memberatkan hatinya. Iris ingung, apa betul seseorang yang memberikan donasi penuh pada Park Jiin nyatanya adalah Ten?
Lalu kenapa Doyoung mengiyakan pertanyaan Iris tempo hari?? Yang mana yang sebetulnya harus ia percaya?? Kenapa jadi semembingungkan ini??
"Mungkin saj-"
"Tidak mungkin! John, Ten itu bukan seseorang yang tertarik dengan sains. Kenapa tiba-tiba mengambil unsur kimia? Ha, kau bercanda kan?"
Menaruh tabel periodik dari tangannya ke atas meja tak jauh dari posisi Iris berdiri, ia kemudian menopang kedua tangan di depan dada.
Bicaranya barusan sangat masuk akal. Kenapa pula Ten si orang gila seni yang tidak tertarik dengan sains itu memilih menggunakan unsur kimia untuk nama samarannya? Bukankah itu terlalu merepotkan?
"Kau pikir neon hanya sekedar unsur kimia biasa? Bahkan sebelum kau lahir pun, itu sudah menjadi bagian dari seni lukis. Kau tidak tahu?"
Meneguk liur dengan bibir mengatup, Iris terhenyak dengan fakta yang dibeberkan Johnny barusan.
Benar juga. Iris kira, neon hanya digunakan untuk lampu atau radioterapi. Tapi ia baru ingat, bahwa kini bahkan sudah dipakai untuk penyebutan warna yang jelas sangat bersinggungan dengan dunia seni. Kuning neon, hijau neon, dan masih banyak lagi yang Iris tidak ketahui.
"Bukankah lebih baik kau tanyakan sendiri pada Ten? Atau ingin mengklarifikasinya pada Doyoung?"
Bolehkah Iris undur diri saja dari semua perkara di kehidupannya? Ia terlalu pusing, ada banyak hal baru yang semakin membingungkannya.
Belum lagi pendapat dari Johnny yang menyatakan bahwa gadis itu jatuh cinta pada orang yang salah sedari awal. Ada hal-hal kecil yang membuat Iris menyetujuinya, tapi ia juga belum mau percaya bahwa hal semacam itu mungkin terjadi.
"Boleh aku tanya, John? Kenapa kau ada dipihak Ten dan tak henti menyuruhku lepas dari Doyoung?"
Iris sudah menduga dan menimbang-nimbang soal ini sejak kemarin. Tapi kemungkinan jawabannya hanya satu, karena Ten dan Johnny adalah sahabat yang sudah saling mengenal lama.
Tapi, bukankah itu tidak bisa dijadikan tolak ukur? Terlalu timpang dan tidak berdasar.
"Karena Ten adalah suamimu?"
Memutar bola mata jengah, Iris melancarkan tendangannya tepat pada tulang kering sang pria. Beruntunglah Iris hanya menggunakan sandal biasa. Karena tentu, itu bukan jawaban yang Iris harapkan keluar dari bibir sang pria Suh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑
Romance[Completed] [Revised] ⚠ Warning!: Mentions of Blood and Medical contents some readers may find disturbing ⚠ Moon Iris, seorang residen bedah darurat di Rumah Sakit Haenam. Iris memiliki hubungan rahasia dengan Doyoung, sang senior dari departemen ya...