t w e n t y f i v e

886 193 20
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Situasi sangat kacau.

Ada total 8 mobil dengan kaca depan hancur dan bumper menganga, serta 3 mobil lainnya dengan posisi terbalik.

Beruntung, semua korban sudah berhasil keluar dari mobil mereka. Hal itu jelas memudahkan Iris untuk melakukan pemeriksaan umum.

"Ten, hubungi rumah sakit ya. Atau Johnny! Ponsel selalu ada di tangannya."

Ten mengangguk paham. Tapi ketika Iris mengambil langkah untuk menghampiri pasangan usia lanjut tak jauh dari mereka, Ten mencekal tangannya. "Sudah kubilang, tetaplah di sampingku," perintah pria itu lagi.

Tapi bagaimanapun juga, sudah menjadi kewajiban bagi Iris menolong para korban. Ia adalah seorang residen di bagian gawat darurat kalau saja ada yang lupa.

"Ten, mereka butuh pertolongan. Setidaknya, pemeriksaan mendasar."

Iris sedikit menghentakkan kakinya, mencoba untuk protes sementara sang pria Lee mengangkat pundak dengan telepon menempel pada telinganya.

"Genggam tanganku kemanapun kau pergi."

Tanpa mau buang waktu, akhirnya Iris mengikuti anjuran Ten juga. Menarik Ten ke tempat-tempat yang perlu ia hampiri.

Iris memeriksa kondisi setiap korban dan mencoret lipstik merah yang ia bawa pada punggung tangan korban bagi mereka yang berada dalam kondisi darurat. Karena Iris tahu, pasti butuh waktu lama untuk ambulans ataupun mobil pemadam kebakaran sampai di lokasi kejadian. Dan tentu Iris perlu secepatnya memeriksa kondisi para korban sebelum bantuan-bantuan itu datang.

Berulang kali ia memperkenalkan diri, menyebut nama serta statusnya sebagai dokter residen, tentu untuk meyakinkan bahwa orang-orang akan bersedia dan percaya untuk ia periksa. Tapi tetap saja, tidak semudah itu bagi seseorang untuk mempercayai orang asing yang berasal dari antah berantah.

Beruntung sekali, tidak ada kendaraan besar yang terlibat dalam kecelakaan beruntun tersebut. Kalau ada, mungkin akan menjadi sesuatu yang lebih fatal.

"Iris! Disana! Sepertinya butuh bantuanmu," ucap Ten dengan nada tinggi, telunjuknya mengarah pada seorang pria dengan wanita mengandung yang terbaring di sebelahnya.

Posisinya tidak jauh dari mobil yang Iris rasa milik mereka, sebuah sedan hitam yang sudah cukup tua. Dan Iris setuju dengan pendapat Ten, karena sang wanita mengandung terlihat sangat kesakitan, juga sang suami yang nampak kebingungan.

"Halo, aku Moon Iris dan ini Ten Lee, kami dari Rumah Sakit Haenam. Apa perut anda baik-baik saja?"

Iris memposisikan tubuhnya duduk di atas aspal bersanding dengan korban, mengabaikan Ten yang sepertinya sedang berbicara pada sang suami.

Dari apa yang Iris lihat, kondisi kandungan sepertinya sudah menginjak trimester ketiga. Sangat besar dan siap untuk menemui tanggal kelahirannya. Menanggapi ucapan Iris, wanita itu meringis. Menahan sakit yang menurut Iris sepertinya bukan main adanya.

ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang