t h i r t y s i x

855 166 33
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dalam dua sampai tiga bulan terakhir, untuk kali pertamanya Iris merasa sedih bercampur resah kala terbangun dari tidurnya adalah hari ini.

Dari mulai tidak mendapati sapaan selamat pagi dari Ten, apalagi hingga ia menyadari bahwa wujud pria itu sudah tidak ada di sudut manapun tempat tinggal mereka.

Iris tak henti mengutuk dirinya sendiri, yang telah menjadi orang paling bodoh dan sangat tidak berguna. Mulai sekarang, kemanapun ia pergi, hanya cacian lah yang akan diterimanya.

Ia tahu bahwa menangis sudah tidak ada gunanya, akan tetapi hal itu juga yang menjadi kegiatannya sedari kemarin. Karena menurut Iris, tidak ada lagi hal yang dapat dilakukannya. Sudah waktunya ia mengalah dan menyerahkan seluruh permasalahan kembali ke tangan sang ayah.

Ponsel gadis itu berdering, menampakkan nama Johnny di layar sehingga gadis itu mencoba untuk menetralisir nada bicara setelah menangis dengan tenang. Tentu ia tidak mau orang-orang terlalu tahu akan masalah yang dihadapinya, kan? Meskipun Johnny tahu sedikit, Iris harap pria itu tidak cari tahu lebih lagi soal hubungannya yang berakhir tidak baik dengan Ten.

Perceraian tidak pernah terdengar sebagus itu ditelinga masyarakat.

"Halo? Masih terlalu pagi untuk menele–"

"Doyoung terlibat kecelakaan. Cepat ke rumah sakit sekarang juga."

Tidak bermaksud mendramatisir, tapi begitu Iris mencerna dengan baik ucapan kawannya di sambungan telepon, ponselnya meluncur jatuh dari tangan sang gadis. Berakhir nahas membentur lantai keramik.

Sekarang, apa lagi cobaan yang harus dihadapinya? Kenapa Doyoung bisa berakhir seperti itu? Ini semua tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya dan Ten, kan?

Sembari menyusuri lorong rumah sakit, berulang kali Iris menghipnotis dirinya sendiri dengan kata-kata semacam..

'Ten orang baik, tidak mungkin melakukan itu pada Doyoung',

'Ten bahkan menghadiahkan jam tangan mahal untuk ulang tahun Doyoung',

'Tidak, itu hanya kecelakaan biasa. Tidak mungkin Ten melakukannya'.

Tapi kalau boleh jujur, mungkin saja jika Ten melakukan itu. Siapa pun mungkin saja melakukannya, apalagi Ten.

Tapi Iris percaya, sangat percaya, bahwa bukan Ten lah pelakunya. Itu artinya, bisa saja orang lain seperti.. Sang ibu mertua? Atau Taeyong?

ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang