t h r e e

1.6K 236 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Iris mengulum bibir bawahnya, dengan gerakan perlahan gadis itu pun memberanikan diri untuk menghampiri Ten. Ten Lee, si penipu ulung yang kini fokus dengan ponsel di tangan.

"T–ten," sapa Iris ragu.

Mengalihkan perhatian dari layar ponsel, senyum pria itu pun terlukis ketika mendapati sosok Iris dengan pakaian non-formalnya.

"Kau tahu namaku. Gadis pintar."

Bermaksud untuk mengundang Ten masuk untuk bergabung ke meja makan, nampaknya rencana Iris perlu sedikit ditunda.

Bukankah sekarang adalah waktu yang tepat untuk menanyakan maksud pria itu mengaku sebagai kekasihnya? Dan kenapa harus di depan kedua orang tua Iris?

"Ah iya.. lebih baik seperti itu ya. Kita kan sepasang kekasih. Atau 'sayang' dirasa lebih tepat?" goda Ten lagi.

Karena itu, rangkaian kata yang dengan susah payah Iris susun dalam isi kepalanya hancur lebur. Terlebih ketika Ten mengerlingkan sebelah matanya ke arah Iris.

Sama persis seperti yang Iris duga. Playboy.

"Sampai kapan kau akan membohongi kedua orang tuaku?"

Mendengar itu, Ten tertawa renyah.

Benar juga, kenapa Iris tidak terus terang menanyakan alasan pria tersebut alih-alih sampai kapan??

Pria di hadapan Iris memang punya suatu kemampuan khusus, yaitu membuat sang lawan bicaranya kehilangan fokus. Alias, sangat mengintimidasi.

Pria itu menggaruk kecil dagunya, kemudian menjawab, "Mm.. mungkin sampai kebohongan itu jadi sebuah kejujuran?"

Setelah dirasa kemampuan bicara Iris tidak akan permah berhasil melawan Ten, akhirnya gadis itu menyerah dan mengembalikan niat awalnya ke permukaan.

"Ayo masuk. Makanannya sudah siap"

"Wah, sangat terdengar seperti istri yang baik."

Ucapan Ten lagi-lagi menghentikan langkah Iris. Sembari mendelik tajam gadis itu mengangkat sebelah tangan sekedar memastikan bahwa bulu kuduknya baru saja berdiri tegak.

"Dasar gila."

Setelah Iris mendecih, pria itu mengambil langkah maju mempersempit jarak antara mereka berdua. Jari-jari Ten merangkak perlahan menyentuh sisi wajah Iris guna mengusap gemas pipi bulat milik gadis itu.

Senyum Ten menyeringai. Dan seiring dengan seringaian itu bibirnya kembali berucap, "Moon Iris, aku menyukaimu."

***

Seperti yang Iris duga. Ten punya segudang cara untuk meluluhkan hati kedua orang tuanya, membuat sebutan 'penipu ulung' terdengar sangat pantas jika disandingkan dengan namanya.

ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang