f o u r t e e n

1K 200 15
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Dasar Ten gila!!!" pekik Iris ketika memandangi pantulan dirinya di depan cermin kamar mandi.

Bagaimana tidak kesal? Gadis itu sudah siap dengan pakaian kerja ketika ia menyadari corak kemerahan di lekuk lehernya.

Tadi malam Iris nyaris kalap ketika dengan kurang ajarnya Ten melewati batas. Sungguh, kalau saja Iris tidak cepat mendorong tubuh Ten menjauh, mungkin dirinya sudah habis menjadi santapan singa lapar.

Dari cermin juga Iris bisa menyadari ketika pintu kamar mandi dibuka, kemudian pria dengan wajah bantal melenggang masuk seenaknya menghampiri Iris yang baru saja terang-terangan memaki pria itu.

"Bukan begitu seharusnya kau menyapaku sayang," balas Ten mengusak mata sebelum mengambil sikat dan pasta gigi. Tidak kah lebih baik pria itu menanti Iris selesai dengan urusannya?

Mencoba untuk mengacuhkan Ten, sebelah tangan Iris menggeser cermin dan merogoh plaster dari rak di baliknya. Setidaknya dengan itu, ia bisa menutupi jejak-jejak liar seorang Ten.

"Kenapa ditutup? Itu terlihat tidak buruk kok."

Iris melirik sinis, "Pikir saja sendiri!"

"Kan kau bisa bilang itu karena digigit tikus."

Sebelum memasukan ujung sikat gigi ke dalam mulutnya, seringai pria itu berhasil tertangkap mata Iris. Tak perlu menebak, pasti ulah Johnny. Toh, Iris mengarang cerita soal telinga Ten digigit tikus hanya pada pria bermulut ember satu itu.

"Tidak. Kau terlihat lebih mirip kucing," cibir sang gadis sembari mencuci tangan.

Tidur mendengkur, suka mencari perhatian, manja, melakukan hal gila untuk kesenangannya sendiri, cerewet, menjilat, bahkan menggigit.

Baiklah, dua terakhir itu sedikit mengganggu untuk disebutkan. Tapi bukannya berlebihan, itulah yang Ten lakukan tadi malam! Memang segila itu lah pria Lee ini.

"Kucing ya? Lucu sekali. Bukankah itu artinya kita berdua sangat cocok?" tanggap Ten lagi setelah selesai membersihkan mulutnya, tangannya bahkan mulai berani mencekal lengan Iris agar gadis itu tidak pergi.

"Cocok apanya sih?! Tom and jerry saja selalu ri—"

"Kucing suka memakan tikus. Begitu kan tikus manisku?"

Bulu kuduk Iris berdiri seiring dengan sentuhan jari-jari pria itu pada sisi wajahnya. Percayalah, Ten semenyeramkan itu!!

Belum lagi ketika tubuh Iris ditarik mendekat, mengikis jarak antara mereka berdua kemudian Ten meninggalkan satu kecupan di pipinya. Gerakan yang sempurna membuat Iris memejamkan matanya sedikit ketakutan.

ᴋɪɴɢ ᴏғ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ • ᴛᴇɴ ʟᴇᴇ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang