Hari yang bahagia

6 2 0
                                    

15 tahun sudah aku hidup di dunia ini. Sudah saatnya aku melanjutkan pendidikan di bangku SMA. Namun saat itu, ada perbedaan pendapat antara mama dan papaku.

"Udahlah.. awewe mah sakola tinggi-tinggi ge da nanti ujung-ujungnya ada di dapur kok" kata papaku sambil baca koran
"Eeeh.. gak bisa, Amel harus ngelanjutin sekolahnya pa" Bantah mamaku
"Gak ah, mendingan udah sampe SMP aja. Nanti juga ada yang ngelamar"
"Papa gak lihat apa dia tomboy gitu? Siapa yang mau ngelamar?"
"Yaa tunggu aja atuh nanti"
"Gak, gak bisa pokoknya Amel harus sekolah lagi" kata mamaku.

Dari kejauhan, aku melihat pembicaraan mereka. Tak kusangka, ternyata apa yang aku inginkan sejalan dengan keinginan mamaku. Aku tersenyum melihat apa yang mamaku lakukan demi pendidikan anaknya. Baru kali ini aku merasa sangat senang karena keinginanku sejalan dengan mamaku.

"Panggil aja atuh Amelnya, biar jelas" kata papaku.
"Meel.. ameeel" Panggil mamaku.
Aku pun menghampiri mereka.
"Kamu mau sekolah lagi apa nggak?" Tanya papaku,
Dengan mantap aku menjawab "mau atuh paa" jawabku.
Mendengar jawabanku, mama tersenyum lepas.
"Tuuh kan, anaknya aja mau. Udah ah, besok kita daftar buat sekolah."

Alangkah senangnya aku saat itu melihat senyuman lepas dari mamaku.
Besoknya, aku pun pergi mendaftar sekolah bersama mamaku.
Setelah itu, aku diajak mamaku berbelanja keperluan sekolah. Seperti membeli baju?, tas, sepatu, dan alat tulis.

"Kita beli alat-alat sekolah ya, habis ini"
"Iya, maaa"

Tidak bisa kugambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Hal yang aku inginkan bertahun-tahun, akhirnya terwujud saat itu juga. Entah apa yang merasuki mamaku, yang jelas aku merasa sangat bahagia.

Kejadian seperti ini, sangat jarang terjadi dalam hidupku. Hari itu aku berdo'a semoga mamaku selalu sehat dan baik-baik saja dan aku merasa bahwa saat itu adalah hari yang paling bahagia dalam hidupku.

Antara Keinginan dan KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang