26

403 57 0
                                    


Vote nya jangan porget kawan:)

Bad face

"Sekarang kamu tau kan alasan di balik taeyong yang selalu telfon kamu dan selalu jatuhin aku je... Kamu tau kan aku gak akan pernah hianati kamu. Kamu tau? Kamu adalah perempuan pertama yang aku cintai"

Jea masih mematung tidak percaya dengan apa yang dia denger baru saja. Jea bingung harus mempercayai siapa, pikiran dia sudah tercampur sekarang, perkataan taeyong ditambah perkataan Jaehyun. Cukup membuat kepala jea pusing.

"A–aku juga gak nyangka kalau kamu bisa termakan omongan taeyong tanpa ada bukti. Tapi aku tau sekarang, kepercayaan kamu cuma sampai di sini. Jujur, aku kecewa sama kamu, tapi aku gak bisa salahin kamu atas semuanya, dan sekarang gak ada harapan lagi buat bisa miliki kamu, karena kamu..."

"Udah jadi tunangan temen aku sendiri"

Kata kata Jaehyun itu sangat menyakiti hati jea, jea tidak bisa menahan air mata nya yang ia tahan sejak tadi. Jaehyun sakit ketika melihat perempuan yang dia cintai menangis namun apa boleh buat, Jaehyun terlanjur sakit hati dan meninggalkan jea sendiri di ruangan dingin ber AC itu.

Hembusan angin yang kencang mungkin bisa menenangkan pikiran Jaehyun saat ini. Jaehyun menenangkan diri nya di atap rumah sakit, karena menurutnya tempat yang tepat adalah atap, Jaehyun menutup kedua mata nya dan merasakan ketenangan. Pikirannya kacau karena kejadian dia dan jea tadi. Entah apa yang ada di pikiran Jaehyun hingga dia mengatakan semuanya kepada jea tanpa memikirkan perasaan jea. Tapi, bukankah di saat jea menerima pertunangan nya dengan Johnny, jea juga tidak memikirkan Jaehyun? Siapa yang tau.

Di sisi lain, seorang wanita yang tak henti hentinya menangis karena perkataan Jaehyun tadi yang selalu menghantui pikirannya. Menangis di taman yang sepi, untungnya taman ini sepi sehingga jea tidak harus menjadi pusat perhatian seseorang di sini.

"Menangis boleh saja...."

Ucap seseorang secara tiba-tiba dan membuat jea terkejut setengah mati. Seseorang yang tidak ia kenal tapi pernah bertemu. Entah siapa.

"Tapi kamu harus ingat, kamu seorang dokter. Dokter itu menguatkan pasiennya yang sakit, jika nanti pasien melihat dokternya menangis entah apa yang ada di pikiran nya"

Jea menatap seorang kakek kakek yang duduk tepat di sampingnya.

"Kakek gak tau seberat apa beban kamu sampai kamu nangis seperti sekarang, tapi ingatlah... Kamu harus kuat karena kamu seorang dokter, jangan sampai pasien kamu tau kalau kamu menangis apa lagi pasien anak kecil, mereka bisa sedih jika tau ibuk dokternya menangis. Hmm?"

Jea tersenyum akan perkataan kakek itu, tapi di pikirannya dia seperti mengenal kakek yang ada di sampingnya ini.

"I–iya kek.... Terimakasih"

"Sama sama, kakek harap kamu bisa lebih menjadi wanita yang lebih kuat, kalau kamu menangis karena seorang lelaki, kamu tunjukan ke dia kalau kamu kuat jangan malah menangis"

Jea mengangguk sembari tersenyum ke arah kakek itu.

"Kakek kesini mau berobat kah?"

"Ah, enggak... Kakek kesini mau ketemu cucu kakek, cucu kakek juga menjadi dokter disini"

Jea hanya mengangguk paham.

My Bad Face✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang