Chap 13

4.6K 205 11
                                    

Sepulangnya dari sekolah tadi, Dara tidak langsung pulang kerumah. Tapi Dara malah menuju kemakam. Disini Dara berada, berjongkok didepan makam yang telah menjadi tempat peristirahatan orang yang paling Dara sayangi.

"Assalamuallaikum." sapa Dara.

"Apa kabar? Semoga lo tenang ya disana." Dara memejamkan matanya berusaha untuk tidak menangis didepan dia.

"Gue mau cerita sama lo. Gue bingung harus cerita kesiapa lagi. Walaupun gue udah cerita sama Qeyla dan Retta. Tapi rasanya gue belum puas kalo belum cerita sama lo."

"Gue udah nikah dan juga udah punya anak. Ya, walaupun dia bukan anakkandung gue. Tapi gue bersyukur banget, karna dia sayang sama gue. Dia putra pertama gue, namanya Elvino. Maaf gue baru sempet kesini lagi." sekuat apapun Dara menahan tangisnya, air matanya tetap lolos.

"Maaf, gara-gara gue lo jadi pergi untuk selamanya. Kalo aja dulu lo gak nolongin gue, pasti lo masih ada disini La. Disamping gue, dengerin gue curhat, liat gue nikah sama cowok yang super nyebelin dan lo juga bakalan main sama El."

"Yaudah sekarang gue pamit dulu ya. Semoga lo tenang disana, La." Dara memeluk nisan tersebut dan langsung pergi meninggalkan pemakaman.

*****

Aldy pulang kerumah dengan wajah yang lesu. Aldy berjalan menaiki tangga menuju kamar Dara. Sesampainya disana Aldy tidak melihat Dara maupun El. Dengan segera Aldy melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Tak lama Aldy keluar dengan memakai celana jeans selutut dan kaos polos berwarna hitam. Aldy turun kebawah untuk mencari keberadaan El dan juga Dara.

Hari ini Aldy berniat mengajak Dara dan El untuk jalan-jalan keluar. Tapi, sedari tadi Aldy tidak melihat dua manusia itu.

"Mah, Dara sama El dimana ya?" tanya Aldy kepada Nara yang kebetulan berpapasan.

"Lho, emang dikamarnya nggak ada?" tanya balik Nara.

"Nggak ada mah. Aldy udah cari kemana mana tapi ya nggak ada."

"Emang kamu gak pulang bareng Dara?"

"Nggak mah, Dara tadi pulang duluan gara-gara di scors." ucapan Aldy membuat Nara mengernyitkan dahinya bingung. Di scors? Pasti Dara sedang ada masalah, pikirnya.

Tiba-tiba Nara mengingat satu tempat yang menjadi favorit Dara kalau sedang banyak masalah. Tempat yang tak berpenghuni namun selalu rapih dan bersih. Tempat yang dulu pernah ditempati oleh orang yang dia sayangi. Tempat yang benar-benar menjadi privasi bagi keluarga Satya Marcelino.

Sekarang Nara harus apa? Apakah Nara harus mengijinkan Aldy untuk kesana? Atau Nara sendiri yang harus menemui putri semata wayangnya itu?

Setelah diam sambil berpikir sedikit lama, akhirnya Nara memutuskan untuk menyuruh Aldy yang menemui Dara. Toh, Aldy sudah menjadi suami Dara yang artinya sudah menjadi bagian dari keluarga Marcelino. Lagian Nara juga sedang buru-buru untuk berangkat kekantor Satya.

"Emm.. Coba kamu cari Dara di ruangan yang ada dikamar Dara." titah Nara.

"Ruangan dikamar Dara?" beo Aldy.

"Nanti didalam kamar Dara ada pintu berwarna biru, nah kamu ketok pintu itu!" jelas Nara.

Aldy hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar Dara lagi. Aldy mengedarkan pandangan nya kesegala penjuru kamar, sampai akhirnya Aldy menemukan pintu biru yang keberadaannya sedikit memasuki lorong. Aldy baru sadar kalau pintu berada disisi kiri kamar mandi.

Young Mommy And Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang