BAB 1
Ada kalanya keinginan tidak akan tercapai dengan mudah
Harapan tidak sesuai dengan kenyataan
Dan cinta tidak terbalaskan...
Mentari sore mulai menelisik turun keperaduan. Perlahan langit mulai tersingkap oleh awan hitam legam bertitahkan gemintang yang siap mengindahkan langit kota Seoul pada malam hari. Dan Antalla Sekar, gadis bertubuh jangkung itu masih berjalan diantara lautan manusia yang memenuhi jalanan kota. Kaki nya terus melangkah tanpa arah dan tujuan pasti, ia sedang ingin menetralkan perasaannya, bahkan sapuan angin musim gugur yang menusuk permukaan kulit susunya tidak ia hiraukan. Hatinya masih berdenyut perih setiap kali kalimat itu terngiang, dan sialnya kalimat itu sudah seperti satu baris lagu sumbang pengantar tidur yang diputar secara otomatis di dalam isi kepalanya. Tangan kanannya terangkat memegang dada, kemudian memukul-mukul bagian itu, rasanya sangat sesak bahkan ia seperti ingin mati saja.
“Sebulan lagi mereka akan menikah.”
Seharusnya ia bahagia mendengar kalimat itu, sahabatnya akan menikah, Jung Il Hae dan Kim Hyo Ki. Kedua sahabat yang paling berjasa dalam hidupnya saat ia pertama kali menginjakan kaki di Negeri Ginseng ini dua tahun yang lalu akan segera menikah, tapi hatinya terlalu naif untuk menerima kabar bahagia itu. Ia lebih memilih tuli daripada mendengar kalimat itu, tapi sekarang apa yang bisa ia perbuat, toh ia sudah terlanjur mendengarnya. Akhirnya tubuh ringkih itu tak mampu lagi menopang bebannya, ia terjatuh di trotoar jalan dan menangis sekuat yang ia bisa, biar saja orang akan menganggapnya gila, ia hanya ingin menyuarakan apa yang hatinya rasakan. Hanya itu.
***
Flatnya gelap saat gadis itu memasukinya, karena memang ini sudah jam sepuluh malam dan ia tidak menyalakan lampu saat akan berangkat bekerja tadi. Tapi gadis berbaju marun itu tidak berniat untuk menyalakan lampu apartemennya meskipun penglihatannya hanya terbantu dari sinar rembulan yang masuk melalui jendela kecil yang berada di pojok ruangan. Butuh tenaga ekstra untuk menyeret kakinya dan maju selangkah. Ia memasuki kamarnya dan menyimpan tas abu-abu kesayangannyanya disamping tempat tidurnya, kaki rampingnya terus saja berjalan, padahal otaknya sudah tidak bekerja dengan baik saat ini.
Matanya menangkap bathub yang sudah berada didepannya kemudian gadis itu menyalakan air yang mengalir deras dari shower. Kaki kanannya memasuki bathub diikuti kaki kirinya, tubuhnya ia biakan telentang diatas bathub yang sudah terisi penuh. Airnya terasa dingin, mungkin ia akan kehabisan nafas dan mati jika ia tidak menangkat tubuhnya cepat. Tapi gadis itu tidak melakukannya ia ingin tubuhnya beku, sakit yang ia rasakan pun akan membeku, dan ia tak perlu merasaknnya lagi.
***
Elliot Gerald Siahaan baru saja akan memasuki flatnya, tetapi matanya menangkap sesuatu yang ganjil dari flat tetangga yang baru ia kenal sejak empat bulan terakhir –pintu kamarnya sedikit terbuka. Pria itu mengurungkan niatnya dan berbalik menuju flat didepannya.
“Talla, are you home?” Elliot berbicara dengan sedikit berteriak, ia tidak berani masuk kedalam flat gadis itu, ia hanya tidak ingin membuat pertemanan mereka menjadi canggung jika saja Talla merasa tidak nyaman dengan keberadaan dirinya di flatnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Leaves
RomanceSiapa sangka, kepergiannya ke Negeri Ginseng Korea Selatan karena suatu 'keberuntungan' di perusahaan tempatnya bekerja, menghantarkan gadis itu pada sebuah cinta yang membuatnya nyaris gila. Adalah Antalla Sekar, gadis suku Sunda yang jatuh cinta p...