BAB 8
Pagi ini Il Hae sengaja datang lebih awal ke kantor, mendahui Talla yang selalu sampai kantor sebelum matahari tergelincir naik, Cih! Kekanakan sekali. Dirinya ingin meminta penjelasan dari Talla mengapa gadis itu menghindarinya sejauh ini, meskipun jawabannya sudah jelas. Belum lagi sikap kucing-kucingan yang selalu gadis itu lakonkan setiap kali mereka berpapasan membuat dirinya semakin muak.
Bahkan ke pulangan Hyo Ki dua hari yang lalu tidak merubah apapun, meskipun dirinya sudah berpisah dengan tunangannya hampir dua minggu karena gadis itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya di Busan. Fokus utamanya masih kepada Talla, dirinya sudah merasa menjadi penjahat sekarang, menyakiti Talla, dan menelantarkan Hyo Ki. Astaga!!!
Untung saja Hyo Ki tidak terlalu menyadari perubahan sikap Il Hae, karena gadis itu tengah bersemangat mempersiapkan pernikahannya yang akan digelar tidak kurang dari enam belas hari lagi.
Pintu pantry tiba-tiba terbuka, membuat Il Hae menghentikan lamunannya. Talla datang dengan wajah yang lesu menunduk, bahkan helaan nafas berat yang gadis itu buang bisa Il Hae dengar meskipun jarak keduanya terbilang jauh, gadis itu terus saja berjalan menunduk tanpa menyadari bahwa sepasang mata sedang memperhatikannya tajam.
“Sepertinya kau menjadi karyawan teladan akhir-akhir ini?” Suara bariton ketus nan dingin itu menginterupsi.
Talla membeku, bahkan tanpa mengangkat wajah pun ia bisa menebak siapa lawan bicaranya. Entah mengapa bulu kuduknya tiba-tiba meremang. Dengan hati-hati Talla mengangkat wajahnya dan Bingo! Il Hae sedang mendelik tajam memperhatikannya, pria itu melipat tangannya di depan dada, namun saat Talla membalas tatapan Il Hae, ia melihat selip kekhawatiran dimata pria itu.
Talla segera memalingkan wajahnya, ia tidak ingin mendapat tatapan seperti itu dari Il Hae, karena ia merasa pria dihadapannya sedang mengasihaninya dan Talla tidak suka itu!
Gadis itu mendesah kecil, lalu memutar badannya berniat meninggalkan Il Hae yang masih mematung ditempatnya, tapi langkah Il Hae lebih cepat dari yang dibayangkannya, pria itu berhasil menghentikan aksi Talla dan menarik gadis itu memasuki pantry.
“Kenapa kau menghindariku, hem?” Il Hae menyimpan Talla dipojok ruangan, lalu dirinya memposisikan diri didepan Talla, membuat gadis itu terkurung antara tembok dan tubuh keras Il Hae.
Talla tidak menjawab, matanya terpaku pada tatapan tajam Il Hae yang mengerikan, bahkan sejak pertama kali ia bertemu dengan Il Hae, tak pernah sekalipun pria itu menatapnya semenakutkan ini.
Talla yang merasa terintimidasi menundukan kepalanya takut, ia tidak tau Il Hae akan berbuat sejauh mana sampai pintu pantry terbuka dan seorang karyawan masuk –mungkin untuk menyeduh kopi, dan terkejut mendapati atasannya sahabat atasannya sedang melakukan perbuatan –yang jika seseorang tidak menyaksikan dari awal akan menganggapnya tidak pantas.
“Maafkan saya Manajer” ucap laki-laki itu kikuk, lalu berdehem pelan dan menutup kembali pintu pantry-nya.
Il Hae tidak terinterupsi, pria itu kembali melayangkan tatapan mematikannya kepada Talla, semakin merapatkan tubuhnya, bahkan kini tangannya sudah mencengkram kuat tangan sahabatnya. “Kau menghindariku kan?”
Gadis itu merasa semakin terpojok dengan apa yang Il Hae lakukan, merasa tidak sepantasnya pria dihadapannya menghakimi dirinya seperti ini. Lalu dengan keberanian yang entah dari mana asalnya Talla mendongkakkan wajahnya seketika dan membalas tatapan Il Hae tak kalah tajam dengan apa yang pria itu layangkan. “Apa pedulimu Jung Il Hae?” desisnya, lalu mendorong kuat dada Il Hae dan berlari keluar meninggalkan pria itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Leaves
RomanceSiapa sangka, kepergiannya ke Negeri Ginseng Korea Selatan karena suatu 'keberuntungan' di perusahaan tempatnya bekerja, menghantarkan gadis itu pada sebuah cinta yang membuatnya nyaris gila. Adalah Antalla Sekar, gadis suku Sunda yang jatuh cinta p...